20

7.8K 184 14
                                    

Rafal POV

Entah dari kapan aku merasa senyaman ini. Aku nyaman berada didekatnya. "Apakah aku jatuh cinta?"  Batin rafal. Ia langsung membuang fikiran itu jauh-jauh. Ia hanya menutup matanya.

"Raf ayo keluar, kita udah sampai." Tangan lembutnya membuat aku enggan untuk bangun.

"Iya mey." Ucapku.

Setiba didalam rumah, tepatnya dikamar..

"Raf kamu tunggu disini ya? Aku ambil kotak p3k."

"Menurutmu aku bisa keluar dengan keadaan ini?"

Namun mey tidak mendengarkannya. Rafal suka dengan sikap mey seperti itu. Membuatnya ingin mengejar dan mengejar terus.

Mey mengobati pipi rafal yg lebam. Rafal seringkali meringis kesakitan, tp rafal tau tak ada yg bisa mengalahkan kesakitan yg dialami mey. Mey berpura-pura kuat dan rafal tau. Tp rafalpun pintar menyembunyikam kekhawatirannya.

"Raf" gumam mey sambil tetap dengan mengobati wajah rafal.

"Hmmm?"

"Aku percaya loh suatu saat nanti kamu bisa berubah menjadi lebih baik. Mangkannya aku terus menggenggam apa yg harus aku genggam."

"Apa maksudmu?"

"Engga. Aku yakin kamu pasti bisa lebih baik."

Ketika rafal melihat kearah mey, mey sedang menangis sambil tersenyum. Ingin mey dipeluk oleh rafal namun rafal masih bingung dengan apa yg ia rasakan.

"Kamu sakit hati melihat foto aku dg wanita-wanitaku?"

"Tidak. Aku sudah tau itu dari dulu. Aku hanya senang kamu meminta sesuatu kepadaku." Mey tersenyum menyakitkan.

"Bohong!" Batin rafal.

Mereka hanya terdiam. Tanpa suara.

Meysa POV

Aku keluar dari kamar itu. Aku tak sanggup melihat muka dia. Aku benci dia. Aku sakit hati. Tp semuanya terkalahkan dengan rasa cintaku. Persetan dengan rasa ini!

Mey hari ini menjadi mey yg sangat rapuh dan hancur.

"Untuk apa aku tetap berada disini jika keberadaanku tak dianggap ada? Untuk apa aku mencintai pria yg bahkan sama sekali aku tau dia tak mencintaiku? Untuk apa aku tetap bertahan pada kebodohanku? Untuk apa Tuhann? Wanita mana yg tak sakit hati melihat pria yg ia cintai berhubungan badan dg wanita banyak? Kuatkan aku Tuhan." Mey nangis dikamarnya.

"Dan sekarang untuk apa kamu menangis?" Suara itu tiba-tiba membuat mey terlonjak kaget. Rafal mencium kening mey. Mey merasa ingin memeluknya, memukulnya, namun yg terjadi ia hanya bisa nangis sejadi-jadinya.

"Maafkan aku sudah melupakan liburanmu, maafkan aku sudah menbuatmu begini. Yg aku inginkan, kamu jangan pergi."

"Tak perlu meminta maaf, hanya karna aku sudah sadar bahwa aku memang tak terpandang penting olehmu raf. Untuk apa aku diperintah untuk tetap tinggal jika ujung2nya akan membuat aku semakin sakit raf?"

Rafal tidak mendengarkan mey berbicara, ia hanya tidur disamping mey.

"Sini. Tidurlah bersamaku, beberapa hari ini aku tak bisa tidur nyenyak."

Meypun menuruti perintahnya. Ya, bahkan dia tak pernah menolaknya sedikitpun untuk apapun.
Merekapun terlelap dengan cepat.

Pukul 01.35

Mey membuka matanya dengan perlahan, dia kaget melihat rafal sedang menatapnya.

"Kamu ngagetin aku aja." Gumam mey dengan membalikan badan.

"BAD BOY" Change Every Part Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang