16

9K 209 1
                                    

Nafas mey terengah-engah, jatungnya pun merasa seperti akan keluar. Kaget sekaligus takut. Mey merasakan tangannya di tarik sehingga sekarang sedang duduk di kasur dan tangannya dicekal sangat keras.

"Dia benar-benar mabuk aissh!!" Batin mey.

"Kenapa kamu menghindar dari saya? Apakah kamu membuat hal yg fatal?" Senyum menyeramkan itupun datang kembali.

"YaTuhan selamatkan aku." Batin mey. Hanya bisa memejamkan matanya. Jika ia lari itu hanya akan sia-sia.

"Kenapa kamu berani lari dari saya?"

Mey hanya diam. Rafal sedari tadi hanya mengoceh kenapa mey ingin pergi darinya.

"Kamu akan terus diam seperti ini?" Gumam rafal. 5 sampai 10 menit kemudian rafal melumat bibir mey. Meypun tidak menolaknya.

"I miss you so much." Gumam rafal.

Ya mey juga sangat merindukannya. Sentuhan-sentuhannya, mengusap kepalanya, tidur di dada bidangnya, ia sangat merindukannya. Walaupun hanya 1hari tidak bertemu ia sangat merindukannya. Eh 1 malem. Rafal membuka kancing mey satu persatu. Kemudian biasa, rafal memainkan semuanya sangat ahli. Membuat mey berakhir klimax. Dan ingin merasakannya lagi dan lagi. Kini rafal memeluk mey seperti bayi yg sedang kedinginan.

"Raf."

"Hmm?"

"Hansel kemana? Kok ga pulang-pulang ya?" Tanya mey dengan bingung.

"Kamu masih berani bicara dia dihadapanku?" Tatap rafal.

"..."

"Udah aku bilang beberapa kali bukan? Kalo aku gasuka denger kamu dekat dengannya. Dia udah suruh aku pindah apart lagi. Ini apart milik kita."

"Apa?!! Emg kita apaan? Eh maksudnya siapa? Gausah gitu lah raf. Lagian hansel ngejaga aku banget. Dia baik. Kenapa kamu setega itu? Aku bukan siapa-siapa kamu raf. Dia adik kamu. Yg harusnya kamu prioritasin adik lah. Bukan aku." Gumam mey dengan sedikit marah.

"Ya memang kita siapa? Emang siapa yg sedang aku prioritaskan? Dan emang kita bukan siapa-siapa. Kita hanya membutuhkan satu sama lain. Aku tak suka dibantah. Tinggalah disini."

Mey mengernyitkan dahinya. Ia bingung apa yg dikatakan rafal. Sakit hati? Ya. Tp mey bisa apa. "Oke" dengan beraninya mey berkata seperti itu. Ia akan memberinya pelajaran kepada rafal. Dia mempermainkan mey, mey juga mengikuti peranannya.

1 bulan kemudian..
Ya mey sudah tidak bersekolah, eh maksudnya dia tetap mengerjakan tugas-tugasnya dirumah. Rafal yg mengantarkan tugas-tugasnya. Bahkan mey tak boleh bertemu dengan rina atau siapapun. Ia selama ini hanya hidup berdua. Benar-benar berdua. Rafal semakin hari semakain perhatian kepada mey. Meypun tak bisa dipungkiri ia juga sayang. Walaupun tak tahu status mereka itu apa.

"Mey hari ini aku akan pulang sangat larut. Kamu jangan kemana-mana ya. Kamu jangan lupa mengerjakan tugasmu." Dikecup kening mey. Ia seperti sangat menyayanginya.

"Aku kapan boleh sekolah raf? Aku kesel harus sendiri mulu." Gumam mey dengan nada manja.

"Kan udah aku bilang, nanti UN kamu baru bisa bersekolah. Jangan banyak bicara. Aku sudah terlambat." Dikecup pipi, kening, hidung dan bibir. "Aku berangkat ya".

Cara memperlakukannya seperti itu yg membuat mey jatuh cinta lagi dan lagi untuk setiap detiknya. Namun mey harus membuang kata cinta itu darihati nya. Karna ia tau, bahwa ia mencintai org yg tidak mencintainya. Mey lebih baik memendam perasaannya yg amat sangat jatuh cinta kepadanya walaupun rafal tau mey suka kepadanya.

Jam 22.00

"Kok rafal belum balik-balik sih? Masa iya baliknya nanti subuh? Apa dia baik-baik saja? Apa dia punya selingkuhan? Who knows ya? Aaah selingkuhan? Bahkan aku bukan siapa-siapanya." Mey terus mengoceh yg mengkhawatirkan rafal, tp dia pura-pura tidak mengkhawatirkanya.

Jam 23.50

Mey menunggunya. Terusss menunggunya. Dan ini waktu yg diinginkan mey. Lelaki itupun datang. Namun dengan wajah kusut. "Why???" Batin mey.

"Kenapa pulang selarut ini?" Gumam mey.

"Bukankah aku sudah bilang untuk pulang sangat larut bukan?" Masih bersikap dingin.

"Ah iya. Aku lupa dengan kata-kata itu. Maafkan ya. Sana tidur saja." Ya padahal mey sangat ingat, hanya karna mey ingin tahu ada apa dengan rafal.
Rafal langsung menuju kamarnya dan kemudian langsung tertidur tanpa cuci-cuci. Mey sangat bingung. Sangat.

Drrrtttt! Drrrtttt! Drrrttt!

Mey mengkerutkan dahinya. "Bunyi hp siapakah itu?" Ucap mey. Mey terus mencarinya. Hingga mey menemukan hp yg bergetar itu dalam tas nya. Mey ragu-ragu untuk mengambilnya. Namun dengan kekuatan cintanya ia jd sangat pemberani. Pemberani sama kepo beda tipis lah. Mey melihat ke layar ponsel itu dan ada tulisan panggilan dari "Gabriella Vanessa" .

"Ha-hallo"

"Ada suamiku?" Ucapnya dengan dingin.

"Hah? Suami yg mana?" Dengan cepat mey menjawab pertanyaan dia.

"Itu si rafal. Cepat kasihkan hp ini kepadanya. Aku ingin berbicara."

"Dih siapa elo nyuruh2 gue? Yamana ngaku-ngaku suami orang. Tai emang lo! Najis." Batin mey. Kemudian mey membangunkan rafal karna perempuan itu.

"Rafff bangun nih istri lo nelpon gue."

Rafalpun langsung terbangun.

"Bagaimana bisa meneleponmu? Bahkan dia tidak punya nomormu." Gumam rafal sambil membawa handphone yg d pegang oleh mey.

"Ya maksud gue, gue yg angkat bego." Batin mey.

Jam 00.25

Mey menunggu rafal yg masih telfonan dengan istrinya itu. Kenapa lama sekali. Pikiran mey sudah mulai kesana kemari. Ya dia takut apa yg dikatakan wanita itu benar.

"Raf apa benar itu istrimu? Bahkan kamu gabilang apa-apa."

"Sudah sana tidur saya cape." Setelah beberapa puluh menit mey menunggunya, mey hanya mendapatkan jawaban sesingkat itu. Dan bentar, dia mengatakan "saya?" . Yatuhan cobaan apalagi ini. Batin mey. Meypun tak kuasa untuk menahan kantuknya. Mereka tertidur. Rafal dikasur. Mey disofa.

Jam 08.00

Mey membuka matanya pelan-pelan. Menguap terus menerus dan ingin tertidur lagi. Namun seketika itu, mey merasakan ada yg menciumnya. "Bangunlah. Ini sudah pagi. Aku harus ke kantor." Ya ternyata dia. Dia yg udah berubah. Yg bukan aku kenal dulu. Yg gatau kenapa semuanya tiba-tiba begini. Memang, cepat jatuh cinta itu tidak baik. Mey tidak mendengarnya. Mey tetap untuk melanjutkan tidurnya.

Belum saja aku memilikinya, bahkan aku sudah kehilangannya. Jika ini adalah cinta terbaikku, maka kuatkanlah aku dalam kondisi apapun. Bukan hanya nyaman saat aku bersamanya namun aku merasakan kehangatan, ketenangan, aku merasa seakan-akan aku paling bahagia. Aku bersyukur untum setiap harinya telah mendapakatkan kebahagiaan seperti ini. Lelaki yg "seperti" mencintaiku, "seperti" menyayangiku, yg selalu bilang "kamu yg terbaik. Kamu akan terus begitu dihati ini". Katakan ini mimpi. Mimpi yg sangat buruk. Biarkanlah aku kehilanganmu. Aku tidak akan melarangmu untuk pergi kemanapun. Karna aku cukup tahu diri. Biarkanlah aku hidup dengan bayang-bayangmu karna jika yg berjuang sendirian untuk menyempurnakan cinta ini, itu akan lebih sakit. Sakit ini akan menjadi pelajaran untukku bahwa mencintai seseorang dengan sangat cepat itu tidak baik. Bahkan benar yg oranglain bilang, jatuh cinta dengan cepat maka kehilanganpun akan sangat cepat.

Entah apa yg mey fikirkan. Namun mey kini menangis dalam tidurnya.

"BAD BOY" Change Every Part Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang