31

5K 153 10
                                    

Mey tak menyadari kalo sekarang mey sedang melakukan misi, ia telah buta karna ia juga merasa merindukan pria ini.

"Kau bahkan tak pernah menolakku ketika aku menciummu" bisik rafal membuat bulu kuduk mey beridiri.

Mereka berciuman sangat lama dan mey tiba-tiba ingat alvi. Mey langsung terbangun dan melepaskan ciuman itu membuat rafal mengerutkan dahinya.

"Ada apa?" Tanya rafal penasaran

"Pacarku." Gumam mey polos

Ketika mey menyebutkan "pacarku" entah kenapa rahang rafal langsung mengeras dan tangan mengepal namun mimik muka dibuat dingin olehnya. Kali ini tersirat difikiran rafal ia akan menghabisi wanita yg dihadapannya.

"Untuk apa kamu mempunyai pacar? Memangnya pacar kamu siapa?" Tanya rafal yg sedang mendekatkan mukanya kedepan muka mey sehingga mey terlonjak kaget dan rafal mencengkram tangan mey dengan sangat keras.

"Raf please, ini sakit" ucap mey sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman rafal

"Memangnya terlalu mudah lepas dari hidupku hingga kau sekarang mendapatkan yg lebih dariku? Apa kau sudah tidur dengannya?" Tanya rafal yg nafasnya sudah tidak beraturan.

"Mudah sekali raf, ya aku menginginkan dia untuk tidur denganku namun dia terlalu baik untukku." Ucap polos mey membuat rafal ingin sekali menonjok pria itu

Mey langsung membawa handphone yang ada ditasnya namun seketika itu juga mey ditarik paksa oleh rafal untuk memuaskan birahinya.

Mey ditarik kepangkuan rafal sehingga rafal bisa memindahkan mey dengan mudah. Rafal memindagkan mey ke kasur milik rafal.

Ketika mey menyadari kalo kini ia bukan disofa, mey langsung memberontak.

Kini mey dibanting oleh rafal dan rafal tetap mencengkram tangan mey.

"Raf, ingat kamu akan menikah dalam waktu dekat."

"Lalu?" Ucap rafal sambil menciumi leher mey

Rafal terus melakukan aksinya hingga mey memberontakpun tak menghasilkan apa-apa.

Mey terus memukul dada bidangnya itu. Rafal akhirnya membuka baju miliknya dan membuka baju milik mey

"Mau kamu apa sih raf?" Ucap mey

Namun rafal tak menjawabnya. Ia terus dengan aksinya itu.

Rafal membuka satu per satu kancing mey, hingga kini mey hanya memakai bra.

"Raf please jangan"

Rafal terus menciumi tubuh mey. Namun tak terduga mey telah menelfon alvi sedari tadi.

Alvipun sekarang sedang menuju kamar milik rafal. Ya alvi setelah melihat mereka berciuman, alvi langsung memutuskan untuk pergi. Namun setelah mendengar mey yang sepertinya kesakitan ia kembali lagi dengan amarah yang ia pendam.

Rafal memasuki mey tanpa ampun namun mey hanya diam dan menangis. Setelah beberapa menit menangis rafal tak menyadari kalo mey menangis.

Hinggal alvipun masuk keruangan itu yang tadi lupa rafal kunci.

"Lepaskan mey!" Teriak alvi membuat mereka berhenti tepatnya rafal.

Rafal belum menengok kebelakang, ia hanya menarik nafas panjang. Rafal hanya menatap mey yang sedari tadi menangis.

"Apakah kau menangis?" Tanya rafal

Mey tak menjawab, ia hanya menutup mukanya dengan kedua tangannya. Rafal turun dari kasur dan memakai bajunya. Ia belum menyadari alvi di ambang pintu.

"BAD BOY" Change Every Part Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang