Mey merasakan ada yg memeluknya. Ya dan mey tau siapa orang itu. Mey menjauh dari rafal karena harus mandi untuk sekolah. Mey tidak marah rafal tidur dengannya. Meskipun ini untuk pertama kalinya. Yang mey rasakan hanya kenyamanan. Mey langsung membuang fikiran tersebut. Dia tidak mau jatuh ke orang yang salah lagi. Meskipun hatinya berkatalain. Terkadang hati tidak sinkron dengan mulut.
"Mau kemana?" Gumam rafal yg masih menutup matanya.
"Aku akan mandi. Aku harus sekolah. Ada apa? Kalo kamu masih ngantuk ya tidurlah. Aku tidak akan mengganggumu."
"Sinilah sebentar." Rafal merasa sangat nyaman berada di sisinya. Begitupun mey. Meskipun dia hanya baru bertemu.
"Apa?"
Kecupan mendarat di kening, pipi, dan bibir mey. Pipi meysha berubah menjadi merah. Ia malu. Ia tak menolaknya.
"Untuk apa berbuat seperti itu raf?"
"Untuk membuatmu semangat bersekolah, dan melupakan pria yg nanti akan mencacimu. Aku akan antar kamu."
Mey merasa ada yg salah dalam dirinya. Ia merasa tenang jika dengannya. Ia langsung menuju kamar mandi tanpa membalas pernyataan yg dibuat oleh rafal. Rafal tak suka dengan tingkah mey sekarang. Dia lebih suka mey yg banyak ngomong.
"Apa gue jatuh cinta? Lagi? Secepat ini? Bukankah pepatah bilang "yg datang cepat, perginyapun begutu cepat" . Dia mengubah moodku. Ya Tuhan cobaan apalagi yg engkau berikan?" Batin mey.
Sesudah mandi mey langsung keluar dan tidak menemukan rafal. Pikir mey dia sedang membeli makanan atau pulang. Saat mey ingin membuka handuk, tiba-tiba dibelakang ada yg mencium leher mey. Rafal terlihat sudah bergairah. Ya, lelaki mana yg tidur dg wanita tidak melakukan apa-apa. Itu bullshit. Rafal mengecup leher, lalu pindah kesana kemari.
"Raf! Gue harus sekol-"
"Saya sudah kehabisan akal untuk tetap bertahan dingin di depanmu. Diamlah."
Rafal mencium bibir ranum mey. Pertama mey tidak menerimanya namun mey juga terbawa suasana sehingga ciuman mereka menjadi gairah. Tangan rafal membuka handuk yg sedang dipakai mey, kemudian rafal memainkan perannya sangat sempurna. Mereka sangat bergairah.
"Ini akan sedikit sakit. Tapi tenanglah itu hanya sedikit. Dan kesananya kita akan menikmati kenikmatan dunia." Ucap rafal.
Setiap sentuhan rafal, mey selalu mengerang. Mey selalu menyebut namanya. Rafal sangat suka itu. Detik demi detik berlalu mereka sudah berada dipuncak klimaxnya. Dan akhirnya mereka berdua merebahkan diri mereka.
"Tidurlah kalo kamu ngantuk. Hari ini jangan dulu sekolah. Cepatlah ke kamar mandi bersihkan dirimu. Apakah tadi sakit?"
"Kamu telah mengambil hartaku. Apa aku akan menjadi liar setelah bercumbu denganmu? Bahkan aku bisa mengasihi hartaku kepada org yg tak ku kenali." Batin mey. Ia ingin menangis. Tp apa boleh buat, kemarin malam mey ingin digauli olehnya.
"Kenapa kamu melamun? Bukankah saya menyuruhmu untuk membersihkan badanmu?"
"Tidak sakit. Bolehkah saya meminta sesuatu?"
"Apa?"
"Temani saya hari ini." Apa yg mey bicarakan? Batin mey.
"Saya harus kerja. Kalo saya berada disini wanita saya akan marah kepada saya. Saya sekarang harus pulang."
Rafal pulang dengan tiba-tiba. Tanpa pamit. Kenapa dia tak sehangat malem? Mey menangis lagi. Entah apa yg mey tangisi, tp dada mey merasa sesak. Persetan dengan lelaki! Mey pun menyimpulkan bahwa dia hanya ingin menyentuhnya saat mey msh perawan.
Mey akhirnyapun memilih sekolah daripada berdiam diri dikosan. Walaupun terlambat. Setiba disekolah dia ditanya oleh bu wati. Untung saja guru ini baik kepadanya. Waktu demi waktu berjalan mey hanya diam. Saat istirahatpun hanya diam. Rinapun membiarkannya sendiri. Hendak pergi, mey memegang tangan rina."Rinn"
"Ah akhirnya lo ngomong juga. Kira gue lo gabakal ngomong." Pekik rina
"Gue udah gaperawan. Gue pingin mabuk. Gue pingin ngeroko. Gue pingin hidup gue bergantung diroko. Kalo lo gamau gue bisa minta orglain untuk bantu gue. Gue sedih hidup seperti ini." Masih dengan tatapan kosongnya.
"Hahh? Lo gila? Lo gaperawan sm siapa? Anjing banget tuh laki! Oke gue bantu lo. Jangan minta ini k orglain bego! Tp ada syaratnya.
1.hanya boleh mabuk di kamar lo.
2.hanya dengan gue." Rina terpaksa melakukan itu karna rina tidak ingin melihat mey berkelakuan seperti itu dengam oranglain."Oke deal." Wajah mey kembali ceria. Iya. Mey menginginkan itu. Mey tidak ingin menjadi jaim lagi. Tidak ingin di injek-injek oleh siapapun. Mey fikir menjadi badgirl itu lebih Menyenangkan. Tapi diapun mempunyai komit "bandel boleh, pintar juga harus" .
"Eiya lo diperkosa siapa? Bangsat tuh cowok! Lo sakit? Kapan kejadiannya?"
"Sebelum gue pergi kesini."
"Tai kucing lo! Siapa si iblis yg udah ngerenggut itu?"
"Rafal."
"Hahhhh??? Anjir mata gue hampir keluar tai. Kenapa bisa gitu? Ga nyangka gue. Bermuka manis hati iblis."
"Ssstttt rin. Ini semua permintaan gue. Udah jangan dibahas. Gue ingin mengubah hidup gue. Hidup gue udah hancur gara-gara 2 lelaki yg gatau skrg dimana. Gue ingin melupakannya rin."
Rina dan meypun saling berbincang. Rina yg tak menyangka mey akan seperti ini. Tp apa daya rina, rina tidak ingin melihat melihat mey bandel dengan siapapun. Rina sangat menyanginya. Malampun tiba. Dimana mey mencicipi minuman memabukan itu. Mey mencoba semuanya. Merekapun tertawa bersama melihat kebodohan mereka. Hari demi hari. Mey selalu melakukannya hampir tiap malam dengan sahabatnya itu. Ini sudah minggu ke 3 mey melupakan semuanya. Mey sangat bahagia telah menjalani hidupnya dengan begini. Malam ini mey hanya meminum sendiri karena rina harus menemani mamahnya dirumah sakit.
Tiba-tiba ada yg mengetuk pintu. Kepala mey terasa berat. Untuk berdiripun susah.
"Siapasih malem-malem kelayapan ke kamar orang? Galiat ini jam berapa!" Gumam mey yg masih saja berusaha untuk berdiri. Mey merasa sangat pusing. Akhirnya mey merangkak mendekati pintu dan membukanya. Ketika dilihat ternyata yg datang pria itu. Mey pun tertawa sangat kencang.
Hayyyy😚 maaf yg ini panjang ya hahahaha vote ya jgn lupa😚😚
KAMU SEDANG MEMBACA
"BAD BOY" Change Every Part Of Me
Romance(+18) Kenapa saya harus bertemu dengan pria seperti itu? Dan kenapa secepat ini jatuh cinta? Tidakkah saya jatuh cinta kepada orang yg salah? Meysha Fradella Bellvania cewe cupu, cantik, rajin, tak pernah putus asa, keras kepala. Dan di kemudian h...