48

3K 110 1
                                    

Clara dan mikail masuk ke apart milik anaknya itu. Mereka melihat meysha sedang tertidur dan rafal sedang menatap laptopnya.

"Ada apa ma,pa?" Tanya rafal yang tak melirik ke arah clara dan mikail

"Aku ingin melihat keadaan kalian. Takut-takut saja bagaimana. Aku juga ingin bicara." Gumam clara

Rafalpun mengikuti setiap langkah orangtuanya. Clara dan mikail duduk bersebelahan namun rafal duduk tetap di depan clara.

"Apa ma?" Tanya rafal sambil melihat malas ke arah clara

"Pernikahan kamu 3 hari lagi. Kamu dan meysha hanya begini?"

"Aku harus bagaimana ma?"

"Baju bagaimana? Catering?" Ucap clara dengan nada menekan namun berbeda dengan mikail.

Mikail hanya membaca koran nampak sangat damai.

"Udah ada WO ma"

"Fitting baju? Kenapa kamu seperti malas dengan pernikahan ini?" Tanya clara

"Ma, aku capek. Terlalu mikirin kantor, bahkan aku jarang sekali memerhatikan mey. Setidaknya aku tidak ingin membuat mey cape. Jadi segalanya aku serahkan sama WO. Bukannya aku malas atau bagaimana, aku hanya ingin special dihari pernikahan nanti ma. Aku gak pengen ada hal apapun. Aku gak ingin sakit. Jadi mama tenang aja kayak papa, yakan pa?" Gumam rafal sambil melihat kearah mikail

Mikail hanya menyetujui omongan rafal dan clarapun menatap wajah rafal.

"Sayang, mama begini takut nanti hari H-nya tidak matang. Aku ingin yang terbaik buat kalian. Ini kali pertama mama menikahkan anak kandung mama." Ucap clara

"Iya mama. Mama tenang saja, semuanya sudah aku urus."

Tak lama dari cakapan antara clara dan rafal selesai, meysha pun terbangun dari tidurnya. Ia kaget melihat ada kedua orangtua rafal di ruang tamu. Iapun membungkukan badannya kearah orangtua rafal.

"Nah anak mama yang cantik ini baru bangun, silahkan duduk dekat rafal." Gumam clara sambil tersenyum kearah mey

"Harusnya aku yang bilang begitu." Ucap mey dalam hati.

Mey pun senyum kearah clara dan duduk bersebelahan dengan rafal.

"Aku ingin kalian secepat mungkin memberi kami cucu, karna aku takut akan segera mati." Ucap clara to the point

Sontak rafal, mey dan mikail melihat kearah clara secara bersamaan. Dan hal itu membuat clara terkekeh.

"Apa aku bicara berlebihan?"

"Ma, mudah jika hanya bikin anak. Mengandungnya yang mungkin tidak mudah bagi mey" ucap rafal

"Ah raf, kalau aku sih mudah-mudah saja." Ucap mey membuat rafal mendelik tak percaya

"Apa?!" Ucap rafal

"Permudah saja bukan? Jangan berlebihan. Aku akan mudah jika kamu tetap disampingku" ucap mey sambil mengedipkan satu matanya dan tersenyum kearah rafal

Rafal menyipitkan matanya. Clara dan mikail hanya tersenyum melihat 2 orang dewasa dihadapannya ini.

"Tingkahmu semakin aneh jika aku pikir-pikir kembali." Ucap rafal sambil memutarkan bola matanya

"Kamu mau bilang aku gila?"

"Bukan aku yang bilang."

"Kamu sinting!" Ucap mey sambil menyubit tangan kiri rafal

"Yang penting aku punya cinta dan duit." Gumam rafal sambil mengacak-acak rambut mey

"Aish!! Jangan berantakin rambutku! Gak nyambunggggg!"

Rafalpun mengecup bibir ranum milik mey. Sontak mey pun membulatkan matanya sempurna.

"Ada orangtua kamu bego!" Bisik mey dengan nada menekan

"Lalu kenapa jika ada orangtuaku?" Tanya rafal sambil mengeraskan suaranya

Hal itu membuat mey malu setengah mati.

***

"3 hari lagi pernikahan kamu bukan? Bertemulah denganku 2 hari lagi. Jika tidak kau tau akibatnya." Suara di telfon itu membuat jantung mey berdegup kencang. Sangat.

Ia bingung harus datangkah atau tidak, satu sisi mey tidak ingin ada yang terjadi pada sosok lelaki yang sangat ia sayangi namun di sisi lain juga, mey takut ada yang terjadi dengannya

"Siapa?" Tanya rafal yang sedari tadi melihat mey bengong

"Kaget bego!" Ucap mey spontan

"Kaget? Aku dari tadi disini. Siapa yang menelfon?" Tanya rafal sambil mendekati ke arah mey

Mey melihat rafal sedang berjalan kearahnya, ia pun langsung menjauhi handphone dari pandangan rafal.

"A-ah aku tidak tahu. Hanya saja ini membuatku bingung."

"Kenapa?"

"Kerap dia sering kali tidak berbicara, bahkan nomornya juga di private." Ucap mey bohong

"Kenapa mukamu canggung sekali?" Tanya rafal sambil memegang wajah mey

Mey menggelengkan kepalanya kemudian memeluk pria itu. Pria itupun membelai rambutnya dengan sangat lembut membuat mey merasa sangat nyaman.

"Kalau ada apa-apa bilang, jangan main umpet-umpetan sendiri. Setidaknya kita bisa mencari jalan keluarnya bersama, bukan seperti ini. Aku begini karna aku gak ingin calon istri aku kenapa-napa." Ucap rafal

Meysha pun langsung mengadah ke atas, melihat wajah rafal.

"Kenapa kamu berbicara seperti itu? Kamu punya masalah?" Tanya mey polos

"Aku hanya sedang melamun sambil menasehati kamu. Jika saja ada yang terjadi kepadamu, tak segan-segan aku akan mematikan orang itu dengan tanganku sendiri!" Ucap rafal yang entah membuat perasaan mey begitu tegang

"Jangan. Tangan kamu harus suci. Maksud aku, jangan kamu kotori dengan hal seperti itu." Gumam mey dengan nada gemetar

"Kenapa kamu tiba-tiba seakan-akan ini akan terjadi? Kan aku bilang misalkan, kamu kenapa sih?" Tanya rafal sambil melihat mata mey

"Raf kalau apapun yang terjadi sama kita nanti, jangan berbuat yang konyol. Aku takutnya omongan kamu itu bener, karna aku percaya gak ada yang gak bisa kamu lakuin. Kamu bisa lakuin apapun, mangkannya dari itu tadi aku ngomong serasa nyata ya itu ketakutanku." Ucap mey ngeles membuat rafal mengernyitkan dahinya



Jangan lupa vote sama comment yaaaa😚
Maaf ceritanya makin berantakan wkwkwk gak kerasa demi apapun uda mau tamat aja😢😂

"BAD BOY" Change Every Part Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang