11

11.1K 308 1
                                    

"Bawa aku pulang. Aku ingin istirahat. Bantulah untuk kali ini saja." Mey sangat berantakan hari ini. Rafal tersenyum. Wanita yg dihadapan inipun akhirnya meminta. Rafal ingin berterimakasih kepada rina, karna dia yg memberi tahu ada kejadian ini. Rinapun disuruh balik. Ya untuk saat ini rafal yg menjaga mey.
Selama perjalanan pulangpun tidak ada yg berbicara. Sesampainya di kosan mey, rafal diperbolehkan masuk. Bahkan dia tidak menolaknya atau mengusirnya. Rafal duduk disebuah sofa yg sangat empuk. Kemudian tiba-tiba rafal melihat mey membuka kancing baju sekolahnya.

"Apa kamu sehat?"

"Tentu."

"Apa yg sedang kamu lakukan?!"

"Menurutmu? Aku akan mencoba membuka ini. Di depanmu. Apakah kamu akan tergoda?"

"Hahaha persetan dengan tergoda. Saya pria normal. Bahkan kau hanya menggunakan rokmu itu, pria normal tidak mungkin tidak tergoda. Hanya pria kurang sehat yg tidak tergoda sama sekali."

"Dan kamu saat ini bagaimana? Apakah kamu akan menolaknya?"

"Tidak." Spontan sekali yg diucap rafal.

"Gauli aku. Aku ingin seperti yg lain. Merasakan kejamnya dunia ini. Kenikmatan bercumbu. Indahnya mencintai. Merasa tenang jika mabuk. Bahkan merokok. Ajari aku semuanya. Aku ingin seperti yg lain. Aku ingin terlibat murahan seperti apa yg dikatakan oleh hansel." Gumam mey. Yg masih saja menatap kosong kepada rafal.

"Ternyata kau sudah gila. Kau akan mempunyai suami yg sangat mencintaimu kelak. Jangan lah kau bertingkah bodoh hanya karna putus dengan pria iblis seperti itu."

"Persetan dengan suamiku kelak." Mey me ndekati rafal. Mendekati bibir rafal yg sempat gemetar dan tak menyangka mey melakukan ini. Mey seorang pendiam, dan akhirnyapun mey menjadi liar. Rafal memberanikan diri untuk mencium bibir ranum wanita itu. Manis. Sangat manis. Itu yg terlintas difikiran rafal. Rafal tahu ini yg pertama kalinya untuk dia. Nafas mereka semakin tidak beraturan. Mereka menikmatinya. Seketika itupun rafal harus menghentikannya. Meskipun rafal menginginkan dia untuk saat ini. Ya rafal menghentikannya. Mencium kening wanita itu. Berakhir dengan pelukan.

"Janganlah kau seperti ini. Ini akan membuat dirimu dalam bahaya. Aku akan mengajarimu asalkan kau yg memintanya tanpa ada paksaan. Tanpa ada fikiran apapun." Gumam rafal. Dengan tulus.

"A-aku mencintainya raf. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku tidak bisa menatapnya setiap hari. Untuk konsenpun tidak bisa." Ya mey menangis dalam dekapan seorang lelaki. Inipun pertamakalinya. Selain ayahnya. Mey memeluk tubuh pria ini. Yg membuat mey merasa kenyamanan.

"Aku tau. Tapi kamu tidak boleh bertindak gegabah. Kamu harus mulai hidup baru."

"Tapi ak-"

"Tidak ada tapi-tapian. Sayangilah dirimu. Kamu pasti akan mendapatkannya oleh kekasihmu kelak. Berhentilah menangis seperti bayi."

Mey hanya bisa menangis. Lagi lagi rafal harus menghapus air mata itu. Tak tega melihatnya seperti itu. Setelah itu mey mengganti baju sekolahnya, dan duduk di pinggir rafal. Dilihat oleh rafal ternyata mey sudah tertidur dalam dekapannya. Rafal melihat wanita ini sangat tenang. Rafal memindahkan mey ke kasur. "Ia terlalu kacau. Bahkan dia belum makan dan minum. Kamu bisa kuat mey." Gumam rafal. Ia berbicara kepada mey yg sedang tidur sambil mencium keningnya. Kemudian rasa kantuk rafalpun tak dapat dihilangkan. Iapun tidur bersama. Masih dengan memeluk mey dalam dekapannya.



"BAD BOY" Change Every Part Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang