"Keberadaan dia selalu menghancurkan kedamaian kami semua."
- Be My Mistake (The Story of CEGIL)
[Laurels Greisy POV]
"Laurels pulang!" Seruku lantang memasuki rumahku yang terbilang pas-pasan dan sederhana ini.
Kulihat mama langsung tersenyum menghampiriku. Namun, seketika ekspresi wajahnya berubah saat melihat seragamku yang sangat kotor dan luka di sudut bibirku.
"Kamu di sekolah ngapain aja?" Tanyanya marah.
Aku hanya tertawa canggung sambil menggaruk tengkukku yang tidak gatal. Belum juga sempat membuka mulut, mama sudah melemparkan pertanyaan maut ke arahku.
"Habis bertengkar sama Casvy tetangga sebelah itu lagi?" Sahutnya cepat.
"Mah, maaf. Lagian dia yang mulai duluan..." Aku menempelkan kedua tanganku lurus sebagai tanda memohon, takut kalau-kalau mama mengancam memotong uang jajanku.
"Kamu harusnya sekalian habisin saja cowok tengik kayak dia! Ngapain kamu ngasih kesempatan dia hidup?" Perkataan mama sontak membuat kedua bola mataku membulat. Tak kusangka mamaku segokil ini.
"Eh?" Jawabku singkat tidak bisa berkata apa-apa.
"Iya, harusnya kamu sekalian habisin langsung cowok sialan itu. Berani-beraninya dia melukai putri gue yang cantik ini. Bentar, mama mau hubungin emaknya, biar sekalian dia tau tingkah anaknya yang bobrok itu!" Lanjutnya masih dengan amarah yang berkobar-kobar.
Ia mulai merogoh sakunya mengambil handphone untuk menghubungi Tante Valeria, mama Casvy. Kebetulan Tante Valeria adalah teman mamaku sejak SMA, tidak heran mereka berdua terlihat begitu akrab. Namun, sejak keberadaan anaknya Nathaniel Casvy yang seringkali membuat masalah itu, mama dan Tante Valeria jadi sering bertengkar. Keberadaan dia memang selalu menghancurkan kedamaian kami semua.
"Halo!" Tante Valeria memulai pembicaraan dari balik telepon.
"Val! Gue tegesin biar lo ingetin ke anak lo yang nggak tahu sopan santun itu. Jangan sekali-kali deketin putri gue yang cantik ini. Dia habis berantem sama anak gue. Lagian sinting anak lo itu, laki kok ngelawan cewek!" Belum apa-apa mamaku sudah melayangkan cacian dengan nada tinggi.
"Bentar-bentar... sabar dulu, Ros. Gue rasa wajar gak sih Ros mereka seperti itu. Lagian mereka kan masih anak-anak."
"Wajar gimana maksud lo? Anak bongsor segede gaban gitu lo bilang masih anak-anak? Lagian dia itu udah mau lulus SMA bukannya belajar yang serius, malah gangguin anak gue. Ga ada yang namanya anak-anak! Lo kira mereka masih bocah SD ingusan yang gak tau mana salah mana bener." Tegur mamaku marah.
Wah, aku jadi sadar bakat memakiku ternyata menurun dari mamaku.
"Ya udah kalau begitu gue minta maaf, Ros. Nanti gue bakal tegesin lagi ke anak gue. Gue tutup dulu ya telfonnya, kebetulan lagi banyak urusan di kantor." Sambungan terputus saat Tante Valeria menutup teleponnya. Kini giliran mamaku menyilangkan tangannya di depan dada.
"Duh, bener-bener, ya! Dia pikir dia itu siapa, hah? Ngomong seenaknya mentang-mentang anak orang kaya, nggak pernah mau ngurusin anaknya yang brutal dan nakalnya minta ampun itu!" Dengus mama kesal.
Diam-diam aku tersenyum licik. Yes! Kali ini gue menang Nathaniel Casvy! Begitu lo sampai rumah, lo pasti bakal langsung kena damprat luar biasa dari nyokap lo.
"Hahahaha!" Tawaku seketika meledak.
Sejenak mama berbalik menatapku, aku langsung berlari ke kamarku.
"1-0! 1-0!" Teriakku melompat-lompat kegirangan di atas ranjang tidurku.
"YES! GUE MENAANGGG!" Aku membanting tubuhku menatap langit-langit kamarku.
Tapi, kalau dipikir-pikir kejadian tadi siang benar-benar unexpected juga, ya. Seorang Daniel tiba-tiba menolongku. Ahh, tapi jujur kejadian tadi benar-benar memalukan. Mukaku pasti berubah menjadi semerah tomat tadi. Uhh, bodoh! bodoh kamu, Laurels! Ehm, oke, aku akan menjelaskan terlebih dahulu siapa Daniel dan seberapa berpengaruhnya kejadian tadi untukku.
Daniel merupakan salah satu anggota klub musik populer di sekolah yang merupakan cowok populer sepanjang masa dan idaman semua cewek di dunia. Oke, aku tau ini terlalu berlebihan. Tapi, dia memang benar-benar seganteng itu woy. Memang, sih kebetulan aku duduk sebangku dengannya di kelas, tetapi jangankan menegurnya, menatap wajahnya saja aku tidak mau. Secara aku harus mempertahankan image dan citraku di sekolah sebagai seorang Laurels Greisy.
Meski aku dikenal dengan sebagai cegil di sekolah.
Sebenarnya kalau dipikir-pikir aku juga bisa dibilang punya privilege, kecantikan yang menurun dari Mamaku ini membuat mukaku tidak tergolong jelek-jelek banget lah di sekolah. Namun, karena aku tidak bisa menutupi tingkahku yang memiliki kecenderungan seperti laki-laki dan Mama yang tak mengizinkanku untuk jatuh cinta apalagi pacaran, menjadikanku berakhir sebagai cewek jomblo ngenes di sekolah.
Hiks, menyedihkan sekali.
[Nathaniel Casvy]
"Casvy pulang!" Seruku memasuki rumah dengan suara khas beratku.
Tiba-tiba nenek sihir tua alias mamaku menghampiriku dan langsung mendaratkan jitakan tepat di jidatku. Dasar nenek sihir! Nggak liat apa anaknya babak belur kayak begini.
"Kamu! Kamu berantem lagi sama Laurels anaknya Rosallia?" Katanya tiba-tiba. Sontak kedua bola mataku melotot tidak menyangka, bagaimana bisa mama mengetahui apa yang terjadi di antara aku dan Laurels?
"Kamu ini! Lihat lukamu! di hidung, pipi, di bibir! Otak kamu di mana sampai tiba-tiba kepikiran buat berantem sama perempuan secantik Laurels?" Lanjutnya.
"Laurels? Cantik?" Aku menggembungkan kedua pipiku menahan tawa. Lalu, menutupi wajahku dengan kedua tanganku.
"Laurels nggak cantik, Mah. Tingkahnya aja kayak setan gitu. Harusnya mama bilang, anak mama Casvy ini yang paling ganteng!" Balasku sambil mengangkat kedua alisku percaya diri.
'Takk!!' dan yang benar saja jitakan langsung mendarat pada jidatku lagi.
"Kamu sinting, ya? Laurels itu 99% lebih sempurna darimu, bodoh! Dulu Rossalia Greisy itu sangat terkenal di sekolah karena kecantikannya yang paripurna, dan buktinya sekarang dia mewarisi kecantikannya pada kedua anaknya itu!" Tegur mama menatapku tajam.
Apa-apaan itu? Terus 1% yang sama denganku itu apa? Dih, amit-amit dah! Aku jadi tiba-tiba membayangkan muka Laurels cewek gila menyebalkan itu. Mirip 000000,1% pun aku nggak sudi!
"Berarti Casvy jelek karena mewarisi muka mama yang jelek?" Ledekku menjulurkan lidah, lalu berlari ke atas menuju kamarku.
"WOIII NATHANIEL CASVY! MAMA NGGAK JELEK, YAAAA!!!" Teriak mama menggelegar dari bawah.
Aku membanting tubuhku di atas ranjang kingsize ku. Hari ini begitu melelahkan, ada banyak kejadian-kejadian yang cukup menguras tenagaku di sekolah. Aku menatap langit-langit kamarku yang polos. Hanya lampu yang menggantung di atas sana, lampu besar dengan bola-bola yang bercabang dan krystal yang menghiasinya.
Apa Laurels yang memberitahu kejadian tadi ke Mama, ya? Tapi, kayaknya tidak mungkin, deh! Setahuku dia tidak sepengecut itu. Lagipula dia tadi kan dia menang karena hanya mendapat luka tonjokan di sudut bibirnya saja. Sedangkan aku harus menanggung banyak luka di wajahku karena kedatangan Daniel Hudson, cowok brengsek yang sok kegantengan itu.
Ini sungguh tidak adil! Coba saja kalau Laurels laki-laki, pasti akan langsung kuhabisi tadi.
Sejujurnya, aku tidak tahu mengapa aku begitu membenci Laurels. Entah mengapa setiap hal yang dilakukannya selalu menggangguku. Tingkahnya yang tomboi, cara bicaranya yang seenaknya, dan kebiasaan buruknya suka menantang siapa saja yang mengganggunya. Aku tahu itu semua adalah bentuk pertahanan diri. Namun, harusnya dia sadar betul kalau dia itu perempuan. Seharusnya dia bisa menjaga sikap dan mulutnya yang kasar itu.
Ah, aku jadi teringat kejadian tadi di sekolah.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Mistake (The Story of CEGIL) [COMPLETED]
Teen Fiction"Mencintai seorang pria adalah suatu kesalahan." Itu adalah kalimat yang diajarkan pada Laurels sejak kecil. Laurels Greisy, siswi yang akrab dengan julukan cegil (cewek gila) selalu terlibat dalam pertikaian dengan Nathaniel Casvy -tetangga rumahny...