chapter 3

1.5K 37 0
                                    

Usai sarapan, aku segera mandi. Kuliah perdana tidak boleh terlambat. Papa sudah berangkat ke kantor beberapa menit yang lalu.

Mama sibuk mengurusi butiknya. Menyisakan aku dan bi Ijah, di rumah. Hanya sepi yang menemani.

Ingin sekali, aku selalu bersama mereka, papa mamaku. Tapii... sepertinya mustahil. Mereka semakin sibuk dengan pekerjaan.

Butik mama, semakin banyak cabangnya. Membuat mama harus standby setiap saat.

Sedangkan papa, semakin banyak proyek besarnya. Yahh, menyisakan aku yang sendirian di rumah.

Bi Ijah juga sibuk di dapur. Kalau tidak di dapur, pasti ke pasar. Terkadang, aku merasa sendiri.

"Ivand, andai kamu masih hidup. Aku pasti tidak akan kesepian," desahku lirih sambil menatap awan Sirrus kesukaanku.

Aku melirik jam tangan yang selalu setia melingkar di pergelangan tanganku. Jam delapan pagi. Masih ada waktu satu jam lebih.

Perlahan, awan Sirrusku berganti Sirostratus. Sepertinya, tidak akan hujan hari ini. Awan cerah itu muncul di langit.

Aku mengembangkan senyum kepada penghuni langit. Mungkin, diatas sana. Ada ribuan malaikat yang tengah mengintipku.

Menatap awan-awan kesukaanku. Biarlah, aku tidak mempedulikan mereka. Toh, jarak yang begitu jauh memisahkan.

Jutaan kilometer jarak kami. Ada dinding pembatas yang sangat tinggi. Membatasi alam kami.

"Non Jelita, di depan ada tamu." Kata bibi yang tiba-tiba berdiri di belakangku.

Aku mengalihkan pandangan. Tidak lagi memandang awan-awan diatas sana.

Di hadapanku, berdiri seorang ibu paruh baya. Yang sudah termakan usia. Ia begitu baik kepada keluargaku.

Bi Ijah, namanya. Bibi yang merawatku sedari kecil. Aku sangat menyayanginya. Seperti mamaku sendiri.

"Siapa bi? Pagi-pagi begini sudah bertamu?" Tanyaku memastikan.

"Bibi kurang tau, non. Katanya temennya non Jelita."

Aku segera turun ke bawah. Menuruni setiap anak tangga. Bibi menguntit di belakang. Dalam hati, aku bertanya-tanya siapa pagi-pagi begini sudah bertamu.

Cinta dalam DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang