chapter 7

914 20 0
                                    

Sesuai kesepakatan diantara kami. Viola ikut masuk ke dalam ruang kuliahku. Beberapa mahasiswa sudah ada yang datang.

Aku segera memilih bangku yang terletak di bagian tengah. Supaya, Viola juga aman. Tidak diinterogasi oleh dosenku nanti.

"Heii, namaku Viola. Namamu siapa?" Ujar Viola memperkenalkan diri.

"Namaku Fitri." Jawab mahasiswi yang duduk di sebelah Viola.

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala. Melihat tingkah Viola yang sok akrab dengan teman barunya itu.

Aku mengeluarkan pena dan binder dari dalam tas-ku. Bersiap-siap untuk mengikuti kuliah perdana ini.

"Ehh, Jelita. Kamu kok kaku gitu sih. Sebagai mahasiswa tuh, kita harus memperbanyak teman." Viola menasihati.

"Iyakah Viola ku sayang? Atau karena kamunya aja yang cerewet?" Aku mulai sebal.

"Ya iyalah beb."

"Tuhh lihat. Mana ada teman-temanku yang lain sepertimu, Viol. Ini Indonesia Viol, bukan Jepang." Kataku mengingatkan.

"Ya, walaupun di Indo sekalipun. Apa salahnya coba kita merubah sikap kita. Lagi pula, perubahan ini tidak melanggar norma agama islam bukan?" Terang Viola panjang lebar.

"Lagi pula, ini kan perubahan ke arah yang lebih baik Jelita-ku sayang." Sambung Viola.

Aku hanya manggut-manggut mendengar ceramah dari buk ustadzah dadakan.

Mahasiswa semakin banyak yang masuk ke dalam kelas. Ruangan yang tidak terlalu luas. Membuat udara semakin panas. Hanya tersedia satu AC di dalam ruangan.

Tak mampu mengalahkan puluhan hawa manusia yang berbeda-beda. Sesekali, aku menatap ke arah Viola. Ia menutup hidungnya.

Bau badan, bercampur keringat mulai menyebar. Ternyata, lebih parah anak kuliahan ketimbang sewaktu di SMA dulu.

"Beb, orang Indonesia kalau ke kampus nggak mandi ya beb?" Bisik Viola.

"Husss,, jangan sembarangan kalau berbicara beb. Nanti kamu bisa diusir paksa sama mereka," jawabku sekenanya.

"Ahh, buat apa ngurusi mereka. Hidup-hidup kita sendiri. Kenapa harus mengkhawatirkan mereka beb."

Obrolan kami terhenti, seorang dosen laki-laki masuk ke dalam kelas kami.

Semua mahasiswa diam, takut berbicara. Tidak terdengar lagi, dengungan lebah yang tadinya memenuhi langit-langit ruangan.

Cinta dalam DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang