"Kukira soal apa, kiranya soal sepele ini," ujar Tok-sim-sin-mo tertawa, "Watakmu seperti dulu, di antara kita bertiga hanya kaulah yang paling kupercayai, soal ini tiada halangannya kujelaskan kepada kau. Siapapun tiada yang kutakuti, tapi aku dapat membatasi diri tidak melebarkan sayapku keluar perbatasan dan juga tidak mencari perkara pada pihak Siau-lim, apa kau tahu apa sebabnya?"
Pek Si-kiat juga tahu tabiat Tok-sim-sin-mo, maka ia mandah diam saja, terdengar orang melanjutkan kata-katanya, "Ang-hwat dia tidak akan mau dengar kata-kataku. Kau tahu tabiatku, lebih baik aku tidak mencari perkara pada pihak Siau-lim dan Ce Hun, si tojin kerdil itu, tapi aku tidak akan membiarkan Ang-hwat bersimaharaja. Sekarang diapun tengah mengumpulkan banyak kaki tangannya, tujuannya hendak mendirikan sebuah aliran yang bertentangan dengan pihak kami."
Pek Si-kiat tertawa, katanya, "Ya, tapi bagi kau dia tidak lebih seperti seekor lalat belaka yang dapat ditimpuk mati."
Tok-sim-sin-mo menyeringai iblis, ujarnya, "Seluk beluk soal ini belum kau ketahui, meskipun aku tidak gentar menghadapi dia, tapi Hwe-tok-kun sekarang sedang membantu dia."
Thian-hi tersentak kaget. Hwe-tok-kun bukankah nama lain dari Mo-bin-suseng? Hampir dia berjingkrak bangun, setiap kali mendengar nama Mo-bin-suseng, darahnya lantas bergolak dirongga dadanya.
Dengan kalem Pek Si-kiat manggut-manggut. Setelah berpikir sebentar ia berkata, "Darimana kau toako tahu bahwa Hwe-tok-kun sedang membantu usaha Ang-hwat?"
Tok-sim-sin-mo terkekeh kering, ujarnya, "Kalau bukan dia yang bergerak di belakang layar pasti Ang-hwat sudah tergenggam dalam telapak tanganku," lalu ia awasi Pek Si-kiat, sambungnya, "Samte! Kau tahu maksudku bukan?"
Pek Si-kiat maklum bahwa Tok-sim-sin-mo mengharap dirinya suka bergabung dalam komplotannya untuk menghadapi Hwe-tok-kun, maka dengan tertawa ewa ia menyahut, "Aku takkan mampu bantu kau menyelesaikan persoalan ini."
"Apa betul?" dengus Tok-sim-sui-mo sembari bergegas bangun, kedua biji matanya memancarkan cahaya berkilat mengandung hawa membunuh.
"Aku punya kepentinganku sendiri yang harus segera kuselesaikan. Sekarang aku sedang menjelajahi jejak Ji-ci, masa kau sendiri, kau tidak pikirkan dia?"
Lekat-lekat Tok-sim-sin-mo awasi Pek Si-kiat, sesaat kemudian, baru berkata, "Kiranya kaupun tahu soal itu, akupun tidak perlu menjelaskan lagi. Ketahuilah kupanggil kau tujuanku justru supaya menghadapi dia. Sekarang tentu dia sedang giat memperdalam ilmu Hian-thian-mo-kip untuk menghadapi aku. Kalau kau tinggal disini pasti dapat mencarinya, bukankah malah meringankan bebanmu!"
"Tidak, aku tidak sudi melakukan kejahatan lagi. Malah aku sudah menyesal akan perbuatanku yang penuh noda dulu!"
Terpancang pandangan heran dari biji mata Tok-sim-sin-mo, sesaat kemudian ia bergelak tawa serunya, "Kau sudah menyesal? Kenapa kau harus menyesal? Apa tidak terlambat kau menyesal sekarang?"
Kata Pek Si-kiat menghela napas, "Bila kau anggap antara kau dan aku masih punya hubungan persaudaraan, aku harap kau suka menyerahkan Sutouw Ci-ko kepadaku sekarang juga!"
Tok-sim sin-mo rada melengak, dengan pandangannya berkilat ia menyapu seluruh hadirin lalu berkata, "Kau minta aku menyerahkan sekarang juga dihadapan sekian banyak orang?" terdengar hidungnya mendengus lalu melanjutkan, "Memang hubungan kami seperti saudara sekandung layaknya, bila hanya kepentinganku seorang tentu segera kuserahkan Sutouw Ci-ko kepadamu, tapi soalnya sekarang berlainan, urusan umum harus diselesaikan secara umum, kecuali kau masuk menjadi anggota kumpulan kita, kalau tidak aku tidak bisa mementingkan urusan pribadi mengingkari kepentingan umum."
Pek Si-kiat tertawa sinis, ia pandang Hun Thian-hi sebentar lalu menyapu pandang semua orang yang hadir, katanya pula, "Apakah urusan ini tiada kompromi lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Badik Buntung - Chin Tung
AdventureAwalnya hendak meminta Badik Buntung, senjata peninggalan dari orang tuanya yang telah meninggal kepada seorang teman ayahnya membuat Hun Thian Hi menjadi musuh Rimba Persilatan. Tanpa sengaja menerima sebuah ilmu sesat dari seorang tokoh Iblis memb...