85. Rahasia Keberadaan Ni-hay-ki-tin

1.5K 45 0
                                    

"Ucapanku cukup sampai di sini saja. Terserah apa yang hendak kalian lakukan!"

"Begitu pun baiklah," ujar Hun Thian-hi sambil mengeluarkan seruling jadenya, "sebelum kau lepaskan Coh Jian-jo, kau pun takkan kulepaskan. Ingin kulihat apa yang berani kau perbuat atas dirinya."

"Begitupun baik, akupun tidak perlu takut apa yang bakal kau lakukan terhadap diriku, memangnya kalau tidak bisa memperoleh Ni-hay-ki-tin aku sudah bertekad untuk mati. Tapi kau perlu berpikir duabelas kali, seumpama kau yang melakukan hal-hal itu dapatkah kau mengambil keuntungan? Jiwa Coh Jian-jo masih tergenggam dalam tanganku." Habis berkata ia mandah bergelak tawa dengan sikap acuh tak acuh.

Hun Thian-hi jadi mati kutu, kalau orang sudah pasrah pada nasib dan menyerah dengan cara demikian, apa pula yang dapat aku perbuat atas dirinya, tapi bukan mustahil ia hanya pura-pura......

Hanya sebuah kemungkinan saja untuk menghadapi sikap Tok-sim-sin-mo ini, tapi betapapun ia tidak bisa mempertaruhkan jiwa Coh Jian-jo dalam langkah-langkah perhitungannya yang berbahaya ini, dia perlu menyelidiki dan main sandiwara pula seumpama Tok-sim-san-mo memang berpura-pura muka belum terlambat ia bertindak selanjutnya.

Sebaliknya bila tindak tanduknya ini memang kenyataan tiada soal kali ini ia membahayakan jiwanya. Biarlah situasi lebih matang dan jalan lebih lapang bagi dia, tapi menurut anggapannya adalah sebaliknya bagi dirinya.

Sejenak menerawang Thian-hi lantas bertanya pada Tok-sim-sin-mo, "Apakah kau tahu benar bahwa Ni-hay-ki-tin berada di dalam sana?"

"Memang aku belum tahu pasti, tapi itu soal waktu saja bila kutanyakan pasti segera dapat kuketahui. Ingat Coh Jian-jo pasti tahu, menurut Pek-tok katanya berada di dalam sana, tapi itu menurut dugaan belaka, aku justru tidak sepaham akan pendapatnya itu, mana mungkin Ni-hay-ki-tin berada dalam Jian-hud-tong ini?"

"Apakah kau sudah pasti bahwa Coh Jian-jo benar mengetahui rahasia Ni-hay-ki-tin itu, mengandal apa dia bisa tahu?"

Tok-sim-sin-mo menyeringai lebar, katanya, "Rahasia Ni-hay-ki-tin adalah rahasia turun temurun dari kakek moyangnya, masa perlu disangsikan lagi?"

Hun Thian-hi tertawa, ujarnya, "Belum tentu bukan? Warisan keluarganya cuma Badik Buntung, yang dia ketahui melulu bahwa tempat rahasia penyimpanan harta benda itu tersembunyi di dalam serangka pedang, sebelum dia berhasil mengeluarkan gambar rahasia itu dari serangka pedang itu takkan seorangpun yang dapat tahu!"

Tok-sim-sin-mo mendengus tanpa bicara, diapun tidak bisa menyangkal akan kebenaran analisa Thian-hi ini, jikalau tiada gambar petanya, ia percaya Coh Jian-jo sendiri juga tidak akan mampu menunjukkan tempatnya.

Kata Hun Thian-hi pula, "Katamu tadi setelah berhasil mendapatkan Ni-hay-ki-tin kau punya caramu sendiri untuk meloloskan diri, jadi jelasnya seorang diri cukup kau dapat bekerja, kenapa pula Coh Jian-jo harus menyertai kau?"

"Pendek kata begitulah syarat yang kuajukan, terserah kau setuju atau tidak."

"Tapi kau harus berpikir duabelas kali, perbuatanmu ini tidak bakal mendatangkan keuntungan bagi kedua belah pihak, malah mungkin ada manfaat bagi kau, bagaimanapun aku tidak setuju!"

Tok-sim-sin-mo mengawasi sekelilingnya lalu berkata pula, "Kalau begitu tiada kompromi lagi, silakan kalian maju aku tidak akan mundur setapakpun juga!"

Berkilat biji mata Hun Thian-hi, ia tahu bahwa sikap Tok-sim-sin-mo ini hanya pura-pura belaka, aku harus bertindak secara cermat dan mencobanya secara untung-untungan. Sudah lama Tok-sim-sin-mo mengatur segala sesuatunya dalam rencana mendapatkan Ni-hay-ki-tin, betapapun ia tidak akan nekad dan rela rencananya sampai gagal, jalan satu-satunya aku mau mencoba dengan main gertak saja.

Badik Buntung - Chin TungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang