Jing-san-khek tertawa seraya manggut-manggut, ujarnya, "Cuma di tempat inilah baru aku bisa mendapatkan kuda hijau itu."
"Tapi cuma akulah yang berhak memutuskan persoalan ini," demikian sela Goan Tiong.
Jing-san-khek meliriknya tanpa bicara, akhirnya ia berkata, "Tahukah kau kenapa aku harus memperoleh kuda hijau itu? Pernahkah kau pikirkan sebab musababnya?"
Goan Tiong geleng-geleng kepala, sahutnya tegas, "Aku tidak peduli apa alasannya, selamanya aku tidak akan sudi menyerahkannya kepada kau!"
"Kuda itu sangat mahir dan teramat cerdik," demikian ujar Jing-san-khek, "Setelah bibimu bunuh diri jazatnya dibawa menghilang oleh kuda hijau, kalau kita bisa mendapat petunjuknya, mungkin bibimu tidak sampai meninggal!"
Hoan Tiong mendengus, jengeknya, "Sejak lama sudah kutahu akan polahmu ini, sebelum ajal bibi ada berpesan bahwa dilarang seseorang pun yang melihat jazatnya, sudah tentu tiada kekecualian pada dirimu untuk diperbolehkan menemukannya."
Jing-san-khek kewalahan, ujarnya, "Tapi jikalau dapat menemukan dia, semakin cepat semakin baik, mungkin bisa tertolong hidup kembali!"
"Jelas sekarang tidak mungkin lagi," demikian jengek Goan Tiong pula, "Kami sendiri tidak rela menyerahkan kuda hijau itu kepada kau!"
Pelan-pelan Jing-san-khek berkata, "Jangan kau anggap kuda hijau itu seperti kuda umumnya, aku sudah merasa curiga mungkin bibimu masih belum meninggal sungguh-sungguh, sekarang sudah sembuh dan hidup mengasingkan diri."
Muka Goan Tiong menjadi masam katanya, "Agaknya kau terlalu kukuh pada hasratmu ini, baiklah biar kutunjukan kepadamu supaya kau tidak banyak rewel lagi."
Cepat-cepat ia bangkit lalu melangkah ke pinggir tembok sebelah samping sana menarik sebuah daun pintu besar, maka terlihatlah seekor kuda hijau sedang bertengger di dalam petak kecil itu, kuda hijau ini sudah lama sekali mati.
Berubah pucat paras Jing-san-khek, mulutnya mengumam, "Tiada harapan lagi! Kalau ini menjadi kenyataan segala sesuatunya tiada harapan lagi!"
Goan Tiong mandah mendengus lalu duduk kembali pada tempatnya semula.
Badan Jing-san-khek tampak gemetar, keringat dingin membasahi selebar mukanya, ia duduk diam terlongong, sinar matanya semakin guram. Pelan-pelan ia menunduk sambil berkata, "Selama ini aku masih yakin bahwa dia belum meninggal, kalau dia masih hidup, tapi......"
"Segala perubahan kejadian dalam dunia ini tak mungkin dapat diraba lebih dulu oleh tangan manusia, urusan inipun tidak perlu dibuat duka!" demikian ujar Ah-lam Cuncia.
Jing-san-khek tersenyum ewa, pelan-pelan ia menggeleng kepala, sesaat baru bicara pula, "Aku selalu berdoa, kuharap dia belum meninggal! Atau ingin aku bertemu sekali lagi, ini sudah cukup menghibur sanubariku, tapi sekarang sudah menjadi hampa." — pelan-pelan ia pejamkan mata.
Ah-lam Cuncia menghela napas ringan, keduanya menunduk diam.
Goan Tiong dan Hun Thian-hi serta yang lain-lain juga bersimpuh diam saja, tunggu punya tunggu sekian lamanya tiada tampak perubahan apa-apa, akhirnya Goan Tiong berdua merasa urusan rada ganjil, cepat mereka maju mendekat meraba badan mereka, ternyata sudah kaku mulai dingin, jelas mereka sudah mangkat bersama!
Hun Thian-hi berjingkrak bangun saking kaget, ia menjublek di tempatnya, urusan terjadi di luar dugaan, sungguh ia tidak habis mengerti kenapa kedua orang angkatan tua ini meninggal begitu saja.
Sebenarnyalah hal ini itidak perlu dibuat heran, soalnya mereka berdua sudah berusia amat lanjut, selama ini mereka menguatkan diri untuk bertahan, terutama Ah-lam Cuncia yang terkena racun Ban-lian-ceng, betapapun ia tidak mungkin bisa hidup lebih lama lagi, kalau toh ilmu silatnya mendadak pulih lagi itu tidak lain karena tunjangan dari kekuatan batinnya, meminjam kekuatan Lwekang dan latihan ilmunya selama puluhan tahun untuk memperpanjang hidupnya belaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badik Buntung - Chin Tung
PertualanganAwalnya hendak meminta Badik Buntung, senjata peninggalan dari orang tuanya yang telah meninggal kepada seorang teman ayahnya membuat Hun Thian Hi menjadi musuh Rimba Persilatan. Tanpa sengaja menerima sebuah ilmu sesat dari seorang tokoh Iblis memb...