= SEMBILAN =

9.5K 425 5
                                    

Ini masih part flashback Akmal-Mira, tapi terakhir kok ;)

***

Akmal membopong tubuh Gwen dengan kesusahan dan sampai sempoyongan. Memang sih Akmal itu tinggi tegap dan badannya juga nggak kurus, tapi terlihat kokoh. Perfect lah untuk ukuran standard laki-laki ganteng nan gagah. Tapi kali ini dia sedang membopong seorang wanita di malam hari menuju apartemennya. Bahkan saat sampai di pintu lobby apartemen, Akmal kembali kewalahan karena Gwen sesekali berontak. Hal ini pun menjadikan Pak Ajun, petugas keamanan di apartemen Akmal, turut hendak ingin membantu. Namun ditolak dengan sopan oleh Akmal.

Sesampainya di lift, setidaknya Akmal merasa lega. Cewek itu langsung masuk dan beringsut di pojokan lift sambil menggumam tidak jelas. Untung aja kondisi lift sepi, jadi setidaknya Akmal tidak merasa resah karena ada yang melihat kelakuannya membawa gadis mabuk ke apartemen.

Memang Akmal mengakui kalo apa yang dilakukannya saat ini merupakan ide tergila yang pernah dia lakukan. Membawa pulang seorang wanita random yang ditemui di bar ke apartemennya, udah begitu ceweknya mabuk berat pula. Jika saja saat ini dia satu lift dengan tetangga apartemen yang lain, pasti pikiran aneh-aneh akan ditujukan kepadanya. Apalagi jika tetangga sebelahnya yang merupakan keluarga kecil yang terdiri dari sepasang suami-istri beserta ketiga anak kecil mereka, pasti akan mencibir tidak henti-hentinya kelakuan Akmal yang seperti ini. Maklum aja, istri dari tetangganya itu tergolong sebagai wanita-wanita sosialita yang hobinya menggunjing dan berghibah masalah kehidupan orang lain.

Membayangkan dirinya menjadi objek bahan ghibah menjadikan Akmal bergidik ngeri. Ya siapa yang mau jika dirinya menjadi topik pembicaraan ibu-ibu yang tinggal satu lantaj dengannya. Harga dirinya pasti jatuh dan nama baiknya bakalan tercoreng.

Tak terasa pintu lift sudah terbuka dan menampilkan lorong lantai di mana apartemen Akmal berada. Dengan menekan tombol tahan, dia memaksa Gwen yang bersimpuh di pojokan untuk berdiri. Dan untungnya lagi kali ini wanita itu tidak rewel, sehingga memudahkan Akmal untuk membopongnya menuju apartemennya.

Sesampainya di dalam, dia langsung membawa perempuan itu memasuki kamarnya dan merebahkan tubuh bohaynya. Akmal pun mengambil napas panjang begitu dia telah merebahkan gadis itu. Dapat dia lihat, perempuan itu langsung menggeliat untuk mencari posisi nyaman dalam tidurnya.

Akmal pun berjalan keluar kamar dan menuju dapur. Diambilnya sebotol air mineral kemasan dari kulkas. Dengan cepat dia meneguk air tersebut karena ia merasa kerongkongannya seperti kering. Selepasnya, dia pun berjalan ke sofa ruang tengah dan duduk bersandar.

Ceklek.

Pintu terbuka. Sosok David dengan kopernya berdiri di ambang pintu. Akmal pun tidak perlu memutar tubuh karena dia tahu siapa yang datang.

"Loh, Mal? Kau di rumah? Kenapa kau tak susul aku tadi?" Tanya David.

"Aku lagi ada hal yang nggak bisa aku tinggal, Mas." Jawab Akmal.

"Hah? Apa itu? Cewekmu?"

Akmal menggeleng.

"Lah? Terus apa itu?"

Akmal pun menunjuk kamarnya yang terbuka lebar. David mengikuti arah pandang Akmal dan mulai berjalan menuju kamar Akmal. David terperanjat kaget saat meilhat seorang perempuan dengan dress mini di atas lutut sedang tertidur pulas di atas ranjang adik sepupunya.

"Gila kau! Siapa cewek itu!" Bentak David.

"Just a random girl that I met at bar an hour ago." Jawab Akmal.

JUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang