= LIMA PULUH SATU =

9.1K 595 65
                                    

—— You Are The Reason ——

***

Akmal perlahan membuka mata kala sinar matahari merembet masuk ke dalam indra penglihatannya. Ia menelisik sekitarnya dengan mata kantuk. Ia heran karena sinar matahari sudah masuk ke dalam ruang kamar. Karena nggak biasanya Akmal bangun setelat ini. Akmal melirik jam yang berada di atas nakas, pukul 8.45.

"Tumben bangun jam segini. Juni lupa bangunin apa ya?" Gumam Akmal sambil menguap. Iya, sudah ada sebulan ini Juni selalu rajin membangunkannya setiap pagi.

Usai bangun, Akmal lantas berdiri dari kasurnya dan berjalan keluar kamar. Ia hendak ke dapur untuk menengok sarapan apa yang sudah dimasak Juni sekarang. Namun ia merasakan kejanggalan saat baru beberapa langkah keluar dari kamar. Akmal merasa apartemennya jadi lebih sepi dan sunyi dari biasanya.

Ia menggeleng cepat.

"Mana ada sih. Kan ya emang ditempatin sama dua orang aja. Apaan sih Mal mikirnya kejauhan." Gumamnya sendiri.

Akmal mengerjapkan mata berkali-kali saat sampai dapur. Di sana ia tidak menemukan sosok Juni yang biasanya akan menunggunya untuk sarapan bersama. Hanya terdapat sepiring nasi goreng dan ayam goreng filet di balik tudung saji. Akmal lantas berjalan ke arah ruangan cuci baju. Siapa tahu ia menemukan Juni di sana.

Nihil.

Akmal juga nggak menemukan Juni di sana. Ada sedikit rasa khawatir dalam dirinya saat ini. Ia lantas berjalan ke arah kamar mandi. Dan berharap Juni ada di sana. Namun sayang, lagi-lagi cowok itu nggak menemukan sosok Juni dalam kamar mandi.

"Jun? Juni?" Panggilnya mengitari ruang tengah.

"Jun, kamu di mana?" Akmal membuka kamar tamu. Dan kosong.

Akmal beralih ke kamar Juni. Karena rasa khawatirnya sudah memuncak, Akmal langsung membuka kamar istrinya tersebut. Akmal mengerutkan keningnya ketika tahu kamar Juni juga kosong. Bahkan kamarnya terlihat sangat rapi. Akmal memasuki kamar tersebut. Ada yang aneh di sini, pikir Akmal.

Buru-buru Akmal berbalik mengambil ponselnya yang ada di kamar. Ia punya firasat buruk tentang Juni yang mendadak nggak ada ini. Segera saja ia menghubungi nomor ponsel istrinya. Sayangnya, berkali-kali ia menelepon Juni, hanya operator telepon saja yang menjawab 'nomor tidak aktif'.

Lelaki itu lantas menelepon Mama Sofia, bertanya perihal keberadaan anaknya. Sayangnya, Mama Sofia mengatakan Juni nggak ada di rumah. Dan berakhir Akmal ganti dapat pertanyaan seputar keberadaan Juni dari ibu mertuanya.

"Em, nggak papa, Ma. Akmal cuma tanya aja. Mungkin... Juni lagi belanja sekarang dan lupa bawa ponselnya." Bohong Akmal guna tidak ingin membuat mertuanya khawatir.

Saat telepon ditutup, Akmal berganti menelepon Ega. Satu-satunya teman dekat Juni adalah Ega dan Mira. Akmal beranggapan mungkin Ega tahu keberadaan Juni. Dan semoga saja benar dugaannya kalau Ega tahu keberadaan istrinya.

"Halo, Ga. Aku mau tanya. Kamu lagi sama Juni sekarang?" Tanya Akmal begitu telepon tersambung.

"Hah? Em... apa, Mal?" Terdengar suara serak dari seberang sana.

Bisa disimpulkan kalau Ega juga sama baru bangun tidur seperti Akmal. Jadi, kemungkinan besar Juni tidak sedang bersamanya.

"Juni nggak ada di rumah. Dia lagi sama kamu?" Tanya Akmal lagi.

"Hah? Enggak, Mal. Aku sendirian aja ini di rumah. Baru bangun tidur malah." Sahut Ega.

"Oke, Ga. Makasih kalo gitu."

JUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang