= EMPAT PULUH TIGA =

7.5K 365 53
                                    

— Before We Know Each Other —
Part 3

***

Mira menggigit perlahan biskuit kacang saat matanya serius melihat seri drama Korea di layar laptopnya. Kali ini dia sedang menonton Heartstring, drama Korea yang baru ia tonton setelah sekian lama bersarang di salah satu folder berisi film-film miliknya.

Saking asyik dan seriusnya menonton, Mira sampai tidak sadar kalau dari tadi ponselnya berbunyi. Baru ada sekitar 10 detik kemudian, ia sadar kalau ponselnya berbunyi. Ia lantas menjeda drama yang ia tonton untuk sekedar mengangkat telepon yang masuk.

Nama Akmal Wijaya terpampang jelas di layar ponselnya.

"Ehem..." Mira berdeham sekilas sebelum mengangkat telepon. "Halo?"

"Hai, Mir." Sapa Akmal di sana.

"Em, hai. Ada apa, Mal? Tumben banget telepon malam-malam gini." Ucap Mira sambil melirik jam dinding yang udah menunjukkan pukul 22.15.

"Em... kemalaman ya aku telepon kamu?" Tanya Akmal dengan nada bersalah.

"Eh, enggak kok! Cuma heran aja. Biasanya kan kalo kamu chat atau telepon gitu nggak sampai semalam ini." Mira menjeda ucapannya. "Jadi... ada apa nih?"

"Hehehe.. iya juga sih ya. Biasanya aku chat atau telepon kamu di bawah pukul 10 malem. Tapi, kali ini aku telepon kamu karena ada hal penting yang pengen aku sampaikan ke kamu."

"Hal penting?" Mira mengernyitkan dahinya.

"Besok... sehabis kelas Manajemen Admin Publik, kamu ada waktu nggak? Aku mau ajak kamu ke suatu tempat nih. " Tanya dan ajak Akmal.

Mira nggak segera menjawab pertanyaan Akmal. Ia kembali mengingat-ingat apakah ia ada acara lain setelah kelas terakhir untuk kuliahnya besok. Dan ia ingat bahwa ia sudah berjanji untuk menemani Juni pergi ke salah satu dokter gigi langganan Juni untuk melepas behel yang dipasangnya. Iya, Juni besok sore akan melepas behel atasnya.

"Em... aku udah ada janji sih sama Juni besok sore mau ke dokter gigi. Gimana dong?"

"Ooh... gitu ya..."

Terdengar nada kecewa berasal dari suara Akmal. Mira menggigit kuku jari telunjuknya merasa nggak enak karena tidak bisa ikut ajakan Akmal. Sebenarnya sih kalau saja ia tidak berjanji dengan Juni, ia ingin sekali ikut dengan Akmal. Tapi, Mira yang emang tipikal tidak bisa ingkar janji, tidak bisa meninggalkan janjinya dengan Juni.

Yaah... sayang banget nggak bisa keluar sama Akmal. Coba aja kalo waktu itu nggak janjian sama Juni...

Ada perasaan menyesal dalam hati Mira saat ia ingat tadi siang Juni mengajaknya ke dokter gigi besok. Ia berandai kalau saja ia menolak Juni, pasti ia bisa bersama dengan Akmal. Ke dokter gigi pasti juga lama karena satu pasien akan ditangani setidaknya kurang lebih 30 menit. Belum lagi nanti antri lama.

"Em... kira-kira sampai malam nggak kamu keluarnya sama Juni?" Tanya Akmal tiba-tiba setelah keheningan.

"Eh?" Mira sedikit mengerjap.

"Iya, kalau semisal nggak sampai malem sih, mungkin kita bisa keluarnya malem gitu."

Mira sekali lagi menimbang ajakan Akmal. Ia mencoba mengkalkulasi berapa lama waktu yang nanti ia habiskan dengan Juni di dokter gigi. Besok ia dan Juni akan ke dokter gigi pukul 16.30. Besok juga hari Kamis, artinya termasuk hari kerja dan menjelang waktu pulang kerja. Jika dilihat dari peluang ia dan Juni datangnya paling awal, bisa disimpulkan Juni akan ditangani oleh dokternya duluan. Dan sebelum maghrib, mereka bisa pulang.

JUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang