= DUA PULUH TIGA =

7.8K 381 11
                                    

- Still, I Belong to You No Matter What -

***

Akmal menyandarkan punggungnya di pintu mobilnya sembari menunggu Mira keluar dari kosnya. Kali ini rencananya Akmal akan mengakhiri semuanya dengan Mira. Dia akan memutuskan hubungan mereka berdua secara sepihak. Ini adalah keputusan bulat Akmal sebelum dirinya besok malam akan mendatangi rumah Juni dan melamar perempuan itu.

"Hun, sorry lama."

Suara lembut Mira terdengar mengalun dan membuat Akmal segera membalikkan badan. Betapa Akmal terpesona dengan penampilan Mira yang sangat casual namun kesan feminim dan sapuan make up sederhana membuat paras gadis tercintanya terlihat cantik. Ah, betapa rindunya dia dengan sosok Mira. Dan kenyataan pahit harus Akmal terima karena hari ini adalah hari terakhirnya untuk memiliki gadis itu sebagai kekasih.

"Enggak kok, Hun. Yuk masuk, kita langsung aja."

"Hun, itu kenapa kok muka kamu memar-memar gitu?" Tanya Mira saat hendak membuka pintu.

"Biasa, Mas David kemarin pulang mabuk, dan nggak sengaja aku ditonjok sama dia." Sorry Mas, aku terpaksa jadiin kamu kambing hitam karena nggak mungkin aku bilang ke Mira kalau sahabat cowoknya lah yang memukulku.

"Tapi kamu nggak papa?" Tanya Mira khawatir.

"Nggak papa kok, Hun. Mas David juga udah minta maaf dan mengobati memarku kok." Akmal memasang senyum kecil seolah tidak terjadi apa-apa padanya.

"Beneran?!" Mira masih bertanya.

"Iya, Sayang. Udah yuk, buruan masuk. Keburu sore."

"Em, iya deh iya. Kalau semisalnya kamu kenapa-kenapa, kamu cerita ke aku dong. Biar aku nggak khawatir gini. Lihat mukamu kayak habis ditojokin orang gitu bikin aku resah tau!" Dumel Mira.

"Iya, Mirandaku Sayaaang~. Duh, gemes deh kalo kamu udah ngedumel kayak gini."

"Biarin." Mira menjulurkan lidahnya. Dan Akmal hanya tertawa melihatnya.

Akmal pun memasuki mobilnya diikuti oleh Mira.

"Kita mau kemana sih, Hun?" Tanya Mira sembari membenahi seatbeltnya.

"Ada deh. Nanti kamu juga tahu." Akmal tersenyum kecil.

"Hmm, apaan sih? Main surprise-surprise segala. Perasaan ini bukan hari anniversary kita deh." Mira memicingkan matanya ke arah Akmal.

"Udah, nanti kamu tahu sendiri kok kita kemana." Tangan Akmal terangkat sambil mengacak pelan puncak kepala kekasihnya.

Mira pun hanya mengukir senyum kecil dan tidak lagi bertanya pada Akmal.

***

"Waah~! Udah lama ya kita nggak kesini!" Mira berjalan mendahului Akmal dan menikmati angin sepoi-sepoi di atas jembatan kayu.

"Yup." Sahut Akmal di belakangnya.

Mira berhenti sejenak dan menoleh ke belakang. Dia pun mendekati Akmal dan menarik tangan kekasihnya itu untuk menyusuri jembatan kayu tersebut. Mira masih terpukau dengan keindahan langit sore yang memancarkan sinar kekuningannya di pantai ini. Ternyata Akmal membawanya ke pantai Kenjeran lama, tempat dimana Akmal menyatakan perasaannya dulu padanya.

"Pantai ini nggak berubah ya, Mal." Mira menyandarkan kepalanya di bahu Akmal sambil berjalan menyusuri jembatan kayu.

"Iya."

"Eh, nanti kita disini sampai malam kan? Aku penasaran loh sama air mancur yang baru diresmiin itu!" Mira terlihat antusias.

"Eh?! Em, aku nanti malam nggak bisa, Sayang. Ada keperluan penting." Akmal pun dengan cepat menyahuti ucapan Mira.

JUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang