- Wedding Proposal Plan -
***
Oh iya, part ini ada sebagian yang flashback. Part flashbak yang dicetak miring ya..
***
Mira menaruh buku yang dipegangnya. Dia tidak fokus untuk mengerjakan proposal skripsinya. Pikirannya justru sibuk dengan kejadian tadi sore saat Ega berulang kali memaksanya untuk memberitahu dimana Akmal tinggal. Dan juga obrolan singkat dua mahasiswi di perpustakaan.
***
Mira menaruh tumpukan buku-buku yang akan dia gunakan sebagai referensi untuk proposal skripsinya di atas meja. Ketika dia membuka laptop dan baru membaca beberapa deretan tulisan pada salah satu buku, getaran pada ponselnya menyita perhatian Mira. Dapat dia lihat nama Ega pada layar ponselnya. Buru-buru, Mira menggeser tombol hijau untuk mengangkat telepon dari Ega.
"Halo–"
"Kamu dimana?!" Tanya Ega di seberang. sana.
"Perpus, kenapa? Tumben telepon, ada apa?" Tanya balik Mira. Dia memelankan suaranya agar tak mengganggu pengunjung perpustakaan.
"Dimana alamat apartemen Akmal?"
Mira sempat diam dan berpikir sejenak tentang pertanyaan Ega barusan. Untuk apa Ega menanyakan alamat apartemen Akmal?
"Kenapa kamu tanya alamat apartemen Akmal, Ga?" Mira bertanya karena penasaran.
"Udah, jawab aja! Lagi ada urusan penting sama tuh anak!"
Meskipun terdengar nada buru-buru dalam ucapan Ega, tetapi Mira merasa bahwa sahabat cowoknya itu sedang menahan marah pada seseorang. Apakah Ega sedang marah pada Akmal? Tetapi karena Apa?
"Kamu lagi marah sama Akmal, Ga? Kok nada kamu kayak lagi marah gitu?!"
"Hhh!" Terdengar hembusan napas dari seberang sana. Mira mengangkat sebelah alisnya.
"Ega?"
"Nggak apa-apa kok Mir. Aku kan satu dosen pembimbing sama dia, mau ketemu sama Akmal buat ngajak bimbingan bareng ke Bu Saskia besok."
Mira hanya ber-oh ria mendengar penjelasan dari Ega. Dia pun memberitahu Ega dimana apartemen Akmal. Mira juga memberitahu lantai dimana Akmal tinggal bersama David. Terdengar Ega berucap terima kasih pelan dan langsung menutup telepon dengan tiba-tiba. Mira pun hanya menatap ponselnya karena sambungan telepon yang tiba-tiba mati. Mira pun tak ambil pusing dan kembali mengerjakan proposal skripsinya.
"Eh tadi ada tontonan seru loh!" Ucap salah satu mahasiswi yang kebetulan juga berada di meja yang tidak jauh dari tempat Mira berada.
"Apaan?" Temannya bertanya balik.
"Ada cewek tengkar sama cowoknya di lorong fakultas gitu."
"Oh ya?"
"Iya, tadi kayak di FTV gitu pake ditarik-tarik. Kasihan juga sih ceweknya kayak nggak mau gitu." Cewek yang mengawali gosip itu menampilkan wajah kasihan.
"Pasti si cowoknya itu nggak terima diputusin sama ceweknya." Sahut temannya.
"Iya, kayaknya sih gitu. Pokoknya tadi itu jadi tontonan banyak anak Fisip deh. Untung sih nggak begitu rame."
Mendengar nama fakultasnya disebut-sebut, Mira pun menoleh ke arah dua mahasiswi yang sibuk bergosip tersebut.
"Ya untung lah ya nggak rame. Emang anak apa sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNI
Romance[WARNING] [Harap bijak membaca cerita ini. Terima kasih.] Juni adalah seorang perempuan biasa yang tidak jauh berbeda dengan perempuan umur 20an lainnya. Semua yang diimpikan oleh Juni perlahan terwujud satu persatu. Dan sekarang impian lainnya seda...