= EMPAT PULUH DUA =

7.5K 318 29
                                    

Before We Know Each Other
Part 2

***

Mira mengamati ruang departemen jurusannya dan menelisik dengan teliti untuk melihat keadaan di sana. Mengetahui bahwa departemen sedang kosong dan kebetulan Mbak Mega sedang ke kamar mandi, Mira lantas mengambil buku absensi untuk mata kuliah pengantar ilmu politik. Mata kuliah ini adalah mata kuliah wajib untuk semua anak FISIP. Jadi, mau nggak mau sosok yang namanya Akmal Wijaya itu sudah pasti juga ambil mata kuliah ini. Yakali cuy masih maba nggak ngambil mata kuliah wajib yang udah sepaket lagi!

"Akmal Wijaya... Akmal... Wijaya..." Gumam Mira mencari nama tersebut pada absensi kelas A.

Nihil.

Ia tidak menemukan nama tersebut yang sekelas dengannya. Ia lanjut mencari nama cowok itu di lembar absensi kelas B. Hasilnya nihil juga. Berarti cowok itu nggak sekelas dengan Ega.

Terakhir adalah kelas C, kelas pengantar ilmu politik yang mana Juni juga ada di kelas tersebut. Mira segera mengeceknya dan menelusuri satu persatu nama mahasiswa yang terdapat di dalamnya.

Ada.

Ia melihat ada nama Akmal Wijaya di sana. Tepat di bawah nama Juni. Mira menaikkan sebelah alisnya. Waah... Ternyata NIM Juni dan Akmal sangat berdekatan.

"Loh, kamu siapa? Kok lihat buku absensi mata kuliah pengantar ilmu politik. Mau nge-TA-in temen ya?" Mbak Mega selaku administrator ruang departemen langsung menatap curiga setelah kembali dari toilet.

"O-oh! Enggak, Mbak! Cuma lagi nyari NIM temenku. K-Katanya lupa NIMnya." Kilah Mira.

"Hmm... Sama NIM sendiri kok bisa lupa. Kayak masih maba aja."

"Aku emang masih maba mbak." Cengir Mira.

"Eh?! Beneran maba toh?" Kaget Mbak Mega.

"Iya."

Saat Mbak Mega akan kembali berucap, pintu ruang departemen yang terhubung dengan lorong kampus terbuka. Ada sosok cowok tinggi dan tegap terlihat bingung. Ia lantas masuk dan berjalan menuju meja kerja Mbak Mega. Dengan muka bingung, ia mengangkat sebelah tangan dan menggaruk tengkuknya. Baik Mira dan Mbak Mega mengamati gerak-gerik cowok itu.

"Permisi, em, Mbak Mega yang mana ya?" Tanya cowok itu.

"Saya Mega. Siapa ya?" Tanya Mbak Mega.

"Saya Akmal Wijaya, mahasiswa admin publik angkatan 2012. Anu... tadi Pak Jayadi lupa bawa absensi ke kelas Mbak, beliau nyuruh saya yang ambil." Jelas cowok tersebut yang ternyata bernama Akmal.

"Ooh... Mata kuliah pengantar ilmu politik ya? Kelas apa?" Tanya Mbak Mega.

"Kelas C, Mbak."

Mira yang sedari tadi diam saja sebenarnya sedang terkejut. Bagaimana ia tidak terkejut kalau ternyata cowok yang ia cari dan membuatnya penasaran tiba-tiba muncul di depannya seperti ini. Mira juga baru sadar kalau sekarang sedang berlangsung kelas pengantar ilmu politik untuk kelas C alias kelas Juni. Dan yang membuat Mira lebih tercengang adalah ternyata sosok Akmal Wijaya ini masuk kategori cowok ganteng menurut Mira. Waah... Selera Juni yang kayak gini nih ternyata, hehehe...

"Dek? Hei Dek?!" Seru Mbak Mega sambil menggoyangkan bahu Mira.

"E-Eh iya?!" Mira gelagapan saat tersadar dari pikirannya.

"Itu absensinya mau dibawa sama adek ini, kamu udah selesai belum nyari NIMnya temenmu?" Tanya Mbak Mega sambil menunjuk Akmal sekilas.

"E-Eh... u-udah kok! Udah ketemu. B-bentar mau saya catet dulu!" Dengan terburu-buru Mira mengambil buku catatannya dan bolpoin. Selanjutnya ia segera menulis asal NIM dan nama mahasiswa yang tertera di sana.

JUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang