– He's Being Over Protective –
***
Juni menahan diri untuk tidak meledak seharian ini karena perlakuan Akmal kepadanya. Sepulang mereka kemarin sore dari rumah sakit, Akmal terus-terusan berlaku over protective padanya. Mulai dari melarang Juni untuk memasak dan menyuruh wanita itu untuk berbaring saja di ranjang dan beristirahat di kamar. Bahkan ketika Juni ingin membuat susu hangat sebelum tidur, Akmal buru-buru mencegahnya untuk keluar kamar dan mengatakan pada Juni bahwa dia yang akan membuatkan susu hangat tersebut.
Lalu hari ini jadi lebih parah. Ketika Juni terbangun di waktu Subuh, Akmal yang sebelumnya telah menyetel alarm yang sama dengan alarm Juni, mengekor di belakang Juni sambil memasang wajah kantuk. Saat ditanya alasan dia mengekori Juni karena dia tidak mau terjadi sesuatu pada Juni saat wanita itu berada di kamar mandi.
Tidak sampai disitu, saat pagi hari ketika Juni sudah merasa bugar dan ingin memasak sarapan, ia sudah kalah cepat dengan keberadaan Akmal yang berada di dapur sambil mengenakan celemek yang biasa Juni gunakan ketika memasak. Sebelum Juni menanyakan kenapa Akmal di dapur, laki-laki itu sudah menjawab duluan bahwa selama Juni belum benar-benar sembuh, ia akan memasakkan sarapan mereka. Akmal mengatakan dia akan membuatkan bubur hangat untuk Juni. Tapi sayang, bubur itu berakhir gosong karena Akmal menyalakan kompor terlalu besar, sementara dia sibuk mengiris sayuran dan merajang daging ayam goreng agar menjadi suwiran.
"Akmal! Aku tuh udah nggak papa! Aku udah bugar daripada kemarin. Sini biar aku aja yang masak!" Ucap Juni dari meja makan sambil mengamati Akmal yang sedang memasak ulang sarapan mereka.
"Kamu ngerasanya udah bugar, tapi mungkin fisik kamu berkata lain. Udah, nggak papa aku aja yang masakin sarapan pagi ini." Akmal menyahut sambil memotong wortel dengan sangat hati-hati. Meski begitu potongan wortel tersebut terbilang buruk.
"Kamu itu nggak bisa masak. Bubur aja tadi udah gosong. Sini, biar aku aja." Juni terlihat akan beranjak dari kursi.
Akmal yang melihat istrinya mau beranjak itu, langsung menatap tajam Juni sambil mengangkat tangannya dan memberikan tanda bahwa Juni tidak boleh bergerak dari sana.
"Kan udah aku bilang, kali ini biar aku aja yang buat sarapan. Kamu cukup diam di situ saja."
"Tapi kamu nggak bisa masak!" Seru Juni.
Akmal menghela napas. "Aku... bisa kok." Akmal berucap dengan nada ragu.
"Kamu bahkan ragu begitu. Itu artinya kamu nggak bisa masak."
Juni akhirnya benar-benar bangkit dari duduk dan berjalan menuju kabinet dapur dimana Akmal berada. Wanita itu lantas mengambil alih pisau yang ada di tangan Akmal dan sempat mendengus kecil pada suaminya itu. Dengan cekatan Juni memotong wortel, lalu daun bawang, daging ayam dan beberapa bumbu pelengkap untuk bubur.
"Kamu cekatan banget sih memotong sayur gitu?" Akmal terlihat kagum dengan gerakan cepat Juni yang memotong bahan makanan.
"Aku udah terbiasa masak sejak SMP, jadi nggak heran kalau bisa secepat ini memotong sayurnya."
"Wah beneran istri idaman dong!" Seru Akmal tanpa sadar.
TAK!
Juni menghentikan gerakan memotong sayurnya. Suara pisau yang cukup nyaring tadi membuat Akmal ikutan tertegun dan heran karena Juni menghentikan kegiatan memasaknya. Saat Akmal merendahkan tubuhnya untuk menatap wajah Juni, pria itu hanya mendapati Juni menghela napas dengan berat sambil memejamkan mata sejenak.
"Kamu tunggu di situ aja." Tunjuk Juni pada kursi yang sebelumnya ia tempati duduk tadi.
"Eh? Kan aku pengen lihat kamu masak." Ucap Akmal.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNI
Romance[WARNING] [Harap bijak membaca cerita ini. Terima kasih.] Juni adalah seorang perempuan biasa yang tidak jauh berbeda dengan perempuan umur 20an lainnya. Semua yang diimpikan oleh Juni perlahan terwujud satu persatu. Dan sekarang impian lainnya seda...