Akmal mengamati rumah berpagar hitam dari dalam mobilnya. Pagi ini dia hendak bertemu dengan Juni. Menanyakan semuanya pada gadis itu mulai dari kejadian beberapa waktu silam. Memastikan semua persepsi yang dia kira sebagai bentuk mimpi belaka. Memastikan bahwa kejadian dalam mimpinya bukanlah sebuah kenyataan.
Semenjak Jumat kemarin ketika dia mendapatkan salah satu informasi mengenai noda pada kasurnya yang berupa darah dan ingatan Akmal dipaksa kembali berputar pada mimpinya, menjadikan Akmal begitu frustasi. Apabila dipikirkan secara logika, kejadian tersebut bisa saja sebuah kenyataan. Bukan mimpi. Bukti pendukung yang pertama adalah sprei. Sprei putih miliknya, dengan sangat jelas dia ingat, ia gunakan pada hari dimana ia dan Juni mengerjakan tugas kelompok. Yang kedua adalah darah. Meski terlihat cukup samar dan hampir tidak percaya dengan ucapan petugas laundy, ketika Akmal mencari tahu bagaimana rupa darah yang sudah mengering di internet, dia mendapati warna yang sama seperti yang ia lihat pada spreinya. Lalu yang terakhir adalah keadaannya sendiri yang terbangun tanpa busana. Logikanya, mana mungkin dia bisa melepas seluruh bajunya sendiri apabila dia sedang mimpi basah. Sedangkan dalam beberapa kali mimpi basah yang pernah dia alami, seringkali dia hanya mendapati bagian bawah tubuhnya saja yang kotor, tetapi pakaiannya yang ia gunakan masih lengkap dan utuh menutupi tubuhnya.
Jadi, apakah dia masih bisa menyangkal bahwa semua itu mimpi?
Akmal mengacak rambutnya. Kejadian Jumat kemarin menguras pikirannya. Bahkan untuk bertemu Juni saja hanya bisa dia lakukan di hari Minggu seperti sekarang. Jumat kemarin, Akmal sebenarnya ingin segera menanyakan langsung pada Juni, namun kehadiran Mira yang begitu tiba-tiba ke apartemen dan mengajaknya untuk menonton film, menjadikan Akmal tidak berkutik dan hanya bisa menuruti permintaan kekasihnya. Lalu, di hari Sabtu pun dia juga gagal untuk menemui Juni karena Mira mendadak memintanya untuk menemani Mira membeli gaun yang akan dia gunakan dalam acara pernikahan sepupunya. Jika sudah keluar dengan Mira, maka dapat dipastikan seharian penuh Akmal akan selalu bersama dengan gadis itu.
Dan akhirnya, kesempatan inilah yang dia punya. Ketika tidak ada kehadiran Mira yang terkadang memintanya untuk menemani gadis itu. Akmal baru bisa mendapatkan kesempatan untuk meminta penjelasan sejujurnya dari Juni. Dua hari terakhir Akmal seperti tersiksa karena begitu ingin tahu mengenai kebenaran yang sebenarnya. Dia ingin mendapatkan penjelasan yang sesungguhnya dari Juni. Satu-satunya orang yang Akmal yakin pasti dapat menjawab semua rasa penasaran dan kegundahan pikirannya mengenai kejadian yang seperti mimpi itu.
Saat bergelung dengan pikirannya sendiri, sorot mata Akmal menangkap pergerakan pintu gerbang rumah Juni yang perlahan terbuka. Akmal mengawasi dengan sigap untuk melihat siapa yang keluar dari balik pagar. Akmal melihat Mama Juni dan Juni sendiri sedang berbincang singkat. Terlihat Mama Juni membawa sebuah tas keranjang belanja. Mungkin Mama hendak berangkat menuju pasar terdekat untuk belanja. Tak lama, Mama pun berjalan menuju pangkalan ojek terdekat dan pergi. Terlihat Juni masih tetap diam di tempat sambil memandangi kepergian Mamanya. Tak lama, perempuan itu kembali menutup pintu gerbang rumahnya.
Bagus, hanya ada Juni di rumah.
Akmal segera membuka pintu mobil dan perlahan mulai berjalan mendekat ke rumah Juni. Dia sempat menengok sekitarnya untuk memastikan tidak ada yang melihatnya, terutama Mama Juni. Dengan berdeham sejenak, Akmal mulai menggedor gembok pagar rumah Juni. Memberi tahu Juni bahwa ada tamu yang berkunjung yang tidak lain adalah dirinya.
"Iya, sebentar."
DEG.
Sahutan dari dalam membuat jantung Akmal berdetak tak karuan. Dia sangat gugup sehingga tanpa sadar langkahnya sampai mundur satu langkah. Mendadak, Akmal merasakan kebingungan yang luar biasa. Ia menjadi bingung sendiri untuk bagaimana nanti ketika dia sudah berhadapan dengan Juni, apa saja yang akan ia tanyakan dan sampaikan. Apakah sebaiknya dia berbalik arah dan masuk kembali ke dalam mobil lalu tancap gas?
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNI
Romance[WARNING] [Harap bijak membaca cerita ini. Terima kasih.] Juni adalah seorang perempuan biasa yang tidak jauh berbeda dengan perempuan umur 20an lainnya. Semua yang diimpikan oleh Juni perlahan terwujud satu persatu. Dan sekarang impian lainnya seda...