= EMPAT PULUH DELAPAN =

8K 461 33
                                    

— It's Our Babymoon —

***

Juni mengamati area stasiun Kota Malang yang terlihat sangat ramai. Banyak orang yang berlalu-lalang ke berbagai arah. Ada yang sama seperti dirinya dan Akmal yaitu usai menaiki kereta Bima atau bahkan orang-orang yang hendak menaiki kereta. Juni melirik pada jam tangan yang berada di pergelangan tangan kiri. Waktu menunjukkan pukul 09.45.

Lagi, Juni mengamati lingkungan di luar stasiun Kota Malang. Suasana di sana sangat ramai. Ada berbagai macam bemo atau lyn yang sedang menunggu para penumpang sambil meneriakkan arah tujuan lyn itu akan berangkat. Bahkan tak sedikit pula tukang ojek di sana juga menawarkan jasa mereka pada pejalan kaki yang lewat. Ia jadi ingat, kapan terakhir kali ia berada di lingkungan seramai ini ya?

"Ayo, Jun. Rent car kita udah dateng nih." Ucap Akmal sambil memegang bahu Juni.

"Oh, iya."

Ini adalah kali pertama Juni datang ke tempat dengan julukan Kota Apel. Meskipun jarak antara Malang dan Surabaya sebenarnya tidak terlalu jauh, tapi nggak tahu kenapa Juni nggak pernah kepikiran untuk main ke kota tersebut. Berbeda dengan teman-temannya yang suka sekali traveling ketika liburan tiba. Mereka akan backpacker-an untuk mengunjungi berbagai destinasi wisata. Ya... salah satunya sih wilayah Malang yang terkenal punya banyak titik destinasi pariwisata.

"Jun, perjalanan ke vila Om masih sekitar satu setengah jam lagi baru sampai. Kamu kalo capek, tidur dulu aja nggak papa." Pesan Akmal sembari memasukkan barang bawaan mereka ke bagasi.

"Hm, emangnya vila Om kamu itu tempatnya di mana?" Tanya Juni.

"Deket lokasi wisata paralayang. Lumayan jauh kalo dari sini." Jelas Akmal.

"Okay. Nanti kalo aku ngantuk, aku bakalan tidur."

Akmal tersenyum sekilas sebelum membukakan pintu penumpang belakang untuk Juni. Ia pun juga ikut duduk di belakang bersama istrinya. Kalau biasanya Akmal setiap ke Malang akan menyetir mobil sendiri, untuk kali ini ia menyewa mobil sekaligus jasa sopir. Tapi cuma sebatas mengantar mereka sampai vila. Selebihnya, ia baru akan mengendarai mobil tersebut sembari berjalan-jalan dengan Juni ke depannya.

***

Juni mengucek mata dan menguap lebar. Dengan wajah linglung, ia mengamati ruangan asing dimana ia berada. Kamar tersebut sangat luas dan didominasi cat putih dengan gorden warna putih juga. Mungkinkah ia berada di salah satu kamar vila?

Juni lantas bangkit dari posisinya dan berjalan keluar kamar. Karena nggak mendapati siapa pun di lorong lantai dua, Juni menuruni anak tangga. Di bawah sana terdengar beberapa suara yang cukup berisik. Juni lantas mengeceknya.

"Oh, kamu udah bangun?" Terlihat Akmal membantu seorang pria dengan membawakan beberapa bahan makanan mentah.

"Udah berapa lama aku ketiduran?" Tanya Juni.

"Em... sekitar empat jam kayaknya. Hehehe..."

"Kok kamu nggak bangunin aku sih?" Juni berjalan mendekat.

"Tadi pas sampai vila, kamu kelihatan nyenyak banget tidurnya. Makanya nggak aku bangunin dan kugendong ke kamar." Jelas Akmal.

'Aku digendong Akmal? Lagi??'

Mendadak Juni jadi sedikit salting saat tahu ia tadi digendong Akmal. Ia jadi teringat saat Akmal pertama kali menggendongnya saat ia ketiduran di dapur dulu. Kini ia berharap aja mukanya nggak memerah akibat malu dan merona.

JUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang