PART SEBELUMNYA
@
@
@
@
@
"Belum puas mandanginnya?" ledek Rio tanpa permainan nada. Senyumnya sudah lenyap. Secepat itu.
Ify meringis, "Aku minta maaf, Kak."
"Aku gak tahu kalau Kakak sudah sidang. Bahkan aku gak tahu kalau Kakak sudah ambil skripsi. Aku takut yang mau nanya-nanya. Takut nantinya kalau aku semester tua balik ditanyain." tambahnya.
"Kamu ngeraguin aku? Kamu pikir dengan penampilanku yang kuliah segan berhenti pun tak mau, kecil kemungkinan aku lulus tepat waktu? Kamu—"
Loh-loh-loh... Ify lagi-lagi dibikin kelabakan. Kok jadi kalimat seperti itu sebagai jawaban. Dia sampai menggerak-gerakkan kedua tangannya disertai gelengan kepala kuat-kuat untuk meyakinkan Rio bahwa sedikit pun ia tak punya pemikiran ke sana.
"Kamu bisa keluar. Permintaan maafmu diterima."
Loh kan... Ya Tuhan, Ify harus bagaimana lagi. Di buat pelajaran ya, Fy. Lain kali hati-hati kalau ngomong. Manusia punya pemikirannya sendiri yang unik. Bahasan A, bisa dimaknai menjadi A', A'', bahkan B, C, D, dan sebagainya.
***
Dengan langkah terseok-seok Ify keluar kamar kosnya. Suara yang lebih nyaring darinya terdengar seolah bertekad tak akan lenyap jika ia tak kunjung menunjukkan muka. Ify menahan geram. Dia sampai harus jatuh tersungkur karena tali sepatu yang belum ia simpul. Ck... Udah dijawab sebentar juga masih saja manggil-manggil. Berserakan akhirnya berkas-berkas yang ia tumpuk rapi.
Suara sorakan yang berganti menjadi "Cie" menghentikan sumpah serapah dalam hati Ify untuk penghuni tertua di kos yang ia tinggali ini, yang sedari tadi tak bosan menyerukan nama panggilan hingga nama lengkapnya. Dia mendongak mendapati sosok pria yang ia puja dari awal semester 2. Ia berkedip beberapa kali untuk memastikan. Masih shock. Ternyata yang membuat suara nyaring tadi menyorakkan namanya itu laki-laki ini. Karena laki-laki ini telah menunggunya selama beberapa menit.
"Ma-makasih Kak. Hehe." ujarnya bingung menggaruk-garuk belakang kepalanya.
"Salting biasa aja gak bisa Neng?"
"Perlu tisu Teh? Kasihan ilernya nganggur."
"Siapa lagi ini Teh? Banyak banget yang jemput."
"Gonta-ganti tiap hari."
'Tapi yang ini paling oke."
"Kenalin dong Neng?"
Baru kali ini Ify merasa penghuni kos jadi sekompak itu. Melalui mimik mukanya, Ify berharap pria di hadapannya paham dan segera membawanya meninggalkan teras rumah. Syukurlah, pria ini cukup peka. Dengan nada dan penampakan yang seperti biasanya, Ify pamit pada sebagian penghuni kos yang sedang libur beraktivitas di hari ini sebelum berlalu dengan nyaman di boncengan cagiva putih pria yang hanya memasang tampang datar sejak membantunya membereskan berkas-berkas tadi.
"Kenapa, Kak?" tanyanya heran saat cagiva itu berhenti setelah keluar dari gang.
"Panggil aku Rio. Aku gak setua itu kamu panggil Kak."
"Eh?" dia bingung, "Kok?"
"Aku sama kamu bisa bersama?"
"Ehh?"
![](https://img.wattpad.com/cover/96146396-288-k762919.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALWAYS BE MY PARTNER (HOPE)
Romanzi rosa / ChickLitJika kalian dan pasangan berada pada posisi sulit untuk menyuarakan kasih karena pertemuan yang minim walaupun berada di kawasan yang sama, mungkin cerita ini sesuai untuk menghapus sedikit kebaperan karena keadaan. Selamat membaca...