Keterangan Gambar: Isi energi versi Rio
NDWN in shaa Allah besok ya...
Happy reading, hope u like:)
"Selalu elo." Napas Ale terengah setelah melempiaskan kemarahannya. Ia terkapar setelah memberi pemuda beberapa meter darinya turut terbaring di paving koridor sekretariat bersama.
"Selalu elo yang dapatin apa yang gue ingin." tandasnya mengenyahkan kernyitan di dahi Rio.
Adik tingkat semasa kuliah itu sukses membakar kemarahannya dengan senyuman miring yang tercetak sempurna. Ale sudah kehabisan tenaga untuk kembali menyerang. Adegan perkelahian sebelumnya menghasilkan Riko yang juga mendapatkan pukulan dan terbaring di antara mereka.
Tatapan tajam itu masih tak merelakan Rio terlepas dari jarak pandangnya. Pemuda yang lagi-lagi memiliki pencapaian yang sama semasa kuliah hingga keduanya menjadi alumni kebanggaan universitas, bergerak bangkit dari posisinya. Meludah beberapa kali membuang cairan yang keluar dari sudut bibirnya.
"Kayaknya kita kembar." kalimat awal yang diucapkan Rio sembari mengikis jarak mendekati kakak tingkat kesayangannya, "Apapun yang gue butuh, loe juga berusaha ngejar itu. Bedanya satu." Rio menunduk dengan tangan mencengkeram kerah baju Ale dan mendekatkan wajah babak belur itu dengannya, "Gue tahu persis apa yang gue butuh dan..." Menggantung kalimatnya, Rio menghempas cengkramannya, "selalu berhasil gue dapatin."
Selanjutnya, Rio berlalu meninggalkan Ale yang masih sibuk mengontrol tarikan napasnya. Rio melangkah menghampiri mobilnya terparkir, mengabaikan tatapan beberapa mahasiswa yang melewati daerah keberlangsungan kegiatan ormawa.Rio sempatkan melirik tempat kejadian perkara, di mana Riko mencoba membantu dosen muda yang bertugas sebagai penasehat dalam UKM paduan suara, diikuti oleh tatapan penasaran dari orang-orang sekitar. Tak ada yang menghalangi laju mobil yang ia kendarai dengan kecepatan sedang. Bukan karena popularitasnya yang lebih diakui dibanding dosen muda itu yang membuat demikian, tapi pikiran jernih para penonton dadakan dalam menganalisis adegan adu jotos alumni mereka.
Tatapan elang Rio masih bertahan hingga mengantarkannya ke jalan menuju kantor cabang milik keluarganya, alih-alih kembali ke rumah sakit mengingat emosi negatifnya belum juga mereda. Kalimat pernyataan Ale jelas menjadi ancaman. Jelas ucapan tersirat Ale tadi tidak main-main, dan yang membuat Rio gelisah tak lain adalah bukan dia yang melepas Ify dari ikatannya, namun gadis itu yang mengurai genggamannya. Rio mendesah lelah. Sejak kapan laki-laki itu melihat Ify sebagai wanita yang berhak didampingi.
***
Kamar inap Ify ramai saat Rio kembali ke rumah sakit. Pemuda itu muncul dengan jas menggelantung di pundak kiri, sekaligus dasi menggantung tak karuan di sekitar leher. Niat hati cuma ingin sekedar visit, ternyata ada masalah yang harus didiskusikan saat itu juga dan sukses membuat otak para petinggi perusahaan panas. Termasuk Rio yang memegang kendali penuh.
Rio mengulum senyum singkat menyapa teman-teman Ify yang berjumlah 7 orang. Ternyata mereka lebih cepat dari yang ia duga. Ia putar badan menghampiri ayah yang duduk di sofa panjang kamar inap Ify. Menghempaskan tubuhnya di sana setelah menyalami ayah dan menghembuskan napas berarti, membuatnya memperoleh pijatan pelan dari pria paruh baya di sebelahnya."Pulang aja, Mas."
Rio menoleh untuk memberi gelengan dengan senyuman memohon pengertian sebagai penolakan halus pada ayah, "Ify gimana, Yah seharian ini?" Rio kembali menegakkan tubuh dan menyerong berhadapan.
"Kata dokter udah membaik. Ify hanya gagar otak ringan. Ini hasil rontgennya, Mas." ayah meraih map coklat di meja samping kiri sofa, "Dokter bilang Ify bisa pulang lusa. Pemulihan bisa di rumah. Cuma itu Mas, tetap gak boleh mikir berat-berat. Fungsi otaknya membaik seiring masa pemulihan."

KAMU SEDANG MEMBACA
ALWAYS BE MY PARTNER (HOPE)
ChickLitJika kalian dan pasangan berada pada posisi sulit untuk menyuarakan kasih karena pertemuan yang minim walaupun berada di kawasan yang sama, mungkin cerita ini sesuai untuk menghapus sedikit kebaperan karena keadaan. Selamat membaca...