T"

991 115 10
                                        

Assalamualaikum Wr. Wb.

Selamat malam teman-teman...

Alhamdulillah besok lebaran. Buat yang memutuskan sholat di masjid, lapangan, dan ruang publik lain, terus jaga diri sesuai protokol pencegahan covid-19 ya. Semoga di hari raya besok kita semua sehat.

Buat yang sudah nunggu cerita ini, terima kasih banget. Terima kasih juga sudah tetap mengapresiasi cerita-ceritaku...

Selamat membaca...

-

-

-

Tegukan gelas kedua untuk malam ini masih menjadi cara Rio mengabaikan ceramah panjang dari Cakka yang beradu dengan aliran musik khas tempat hiburan malam. Sejak melewati pintu masuk, Rio sudah kepalang tanggung untuk putar balik ketika pandangannya beradu dengan teman-teman kuliah yang pernah menantangnya bersilaturahmi ke tempat ini. Manusia-manusia itu langsung menyambutnya dengan salam pertemanan. Telah terhitung satu jam ia bergabung dengan keempat temannya yang masing-masing membawa pasangan. Dua dari mereka yang duduk melingkar merupakan teman dekatnya di jurusan yang masih menjadi pejuang skripsi dan sempat bercita-cita menjadi mahasiswa abadi sebagai bahan candaan. Setengah jam berlalu sejak ia menulis pesanan pada aplikasi tempat ini, Cakka muncul dan tanpa menyapa para adik tingkatnya pria itu langsung berpidato panjang lebar.

"Makin kuat aja loe." komentar salah satu dari mereka memotong ocehan Cakka begitu melihatnya menuangkan botol alkohol untuk kali ketiga.

Rio terkekeh geli pada kondisinya sendiri yang sudah meronta tak ingin lagi dimasuki minuman haram itu, namun emosi tak mengizinkannya untuk berhenti. Sebelah tangan yang bebas menggenggam gelas, menekan bagian perut dengan gerakan samar. Namun, Cakka yang berada tak berjarak di sisi kanannya menangkap itu dan segera menepis tangan Rio yang mencengkram kuat permukaan gelas. Sebelum Rio bereaksi, Cakka lebih dulu menarik kerah kemeja Rio dan menyerahkan beberapa lembar ratusan ribu di atas meja. Lantas menyeret sahabat busuknya itu setelah berpamitan.

Rio masih cukup sadar ketika tubuhnya diseret secara tidak manusiawi oleh Cakka menuju parkiran. Namun, perutnya tidak cukup bersahabat untuk memberontak ketika Cakka merogoh-rogoh saku celana mencari kunci mobil dan langsung membuka pintu samping kemudi. Ia mengerang saat Cakka tanpa aba-aba mendorong tubuhnya. Kedua tangannya semakin mencengkeram perut yang terasa dililit kuat. Ia kini menyesali pola makannya yang tak teratur sejak SMP dan menciptakan penyakit maag akut yang tak bisa kena soda dua teguk pun.

"Mana ada pimpinan perusahaan segoblok loe, Yo." komentar Cakka begitu masuk jalan utama.

Cakka melanjutkan omelannya yang tadi sempat berhenti ketika mendapati hanya erangan yang ia dengar. Dulu mungkin ia melabeli tempat tadi sebagai tempat hiburan yang akan selalu ia kunjungi hingga tua nanti, sebelum bertemu Rio yang memaksa dalam kondisi banyak kesibukan sebagai alasan menolak ajakan kawan-kawannya yang jauh dari kata lurus, termasuk dirinya. Ia mengenal Rio sebagai anak mami, karena ketika laki-laki itu mulai tergiur untuk bergabung, belum sedetik beranjak menuju tempat, Manda sudah lebih dulu menelepon. Kebetulan-kebetulan yang dialami Rio tiap kali ingin menjadi nakal, dicap oleh pemuda itu sebagai alarm kebaikan. Kondisi itu bertahan sampai Rio mulai menjadi pimpinan organisasi tingkat fakultas, yang menambah daftar teman sejenis dengan Cakka. Bertahan lurus di kota metropolitan apalagi buat anak-anak rantau –Rio memilih tinggal di apartemen— bukanlah sesuatu yang mudah. Awalnya karena taruhan, lalu memengaruhi psikis dan mengubahnya menjadi kebiasaan. Beberapa kali meski terbilang jarang, Rio berkunjung saat stres mengurus tugas orang tua dan negara. Rokok mungkin terdengar akrab oleh indra pengecap Rio, namun tidak untuk alkohol.

ALWAYS BE MY PARTNER (HOPE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang