X

2.4K 200 29
                                    

Mulmed: Perfect versi cewek.

Happy reading and hope u like guys 😁

Terima kasih untuk vomennya di part-part sebelumnya dan cerita-cerita yang lain😁 



Tepukan meriah menjadi backsound Rio dan Ify yang melakukan tukar cincin. Sorakan menyuruh mereka menunjukkan kemesrahan khas pesta pertunangan ditanggapi tawa oleh Rio dan wajah meroma merah Ify. Alhasil tak tega membuat Ify mati kutu, Rio hanya memberikan usapan di puncak kepala gadis itu. Lagian kan mereka mainnya bukan di depan umum. Pekerja belakang layar kalau Rio bilang.

Master of Ceremony yang merupakan senior Ify di jurusan mengomentari tingkah keduanya sembari berdiri di antara mereka.

"Rio dan Ify ada yang mau ungkapin perasaan kalian malam ini?" Sean menyerahkan mic pada Rio yang ditolak halus, begitu juga dengan Ify yang langsung jaga jarak.

Sean menahan dengusannya, "Kalian bintang tamunya loh di  sini." memelototi Ify tanpa diketahui para undangan, yang dibalas Ify dengan pelototan pula.

Sean mengalah dan kembali mengalihkan perhatian pada Rio, "Singkat aja Rio. Ify sepertinya lagi ayan. Biasanya dia paling giat ngomong di depan umum." para undangan menyuarakan tawa singkat.

Rio turut terkekeh dan menyuruh Ify untuk mendekat melalui tatapannya. Lantas merangkul tubuh Ify setelah gadis itu berdiri rapat di sebelahnya. Rio meraih mic di tangan Sean.

"Saya ucapkan terima kasih buat panitia acara yang bersedia membantu persiapan acara kami. Juga untuk para undangan yang berkenan hadir, dan kedua orang tua serta calon mertua saya yang sudah mengizinkan hubungan kami berlanjut hingga ke jenjang pernikahan. Paling utama saya ucapkan terima kasih  kepada Tuhan yang Maha Esa yang memberikan kesempatan kami untuk tetap menikmati ciptaan-Nya." Untuk malam ini senyum Rio menyebar ke mana-mana.

Di depan panggung kecil yang digunakan pasangan yang baru resmi bertunangan itu, Rian, Manda, berdampingan dengan ayah dan bunda menatap anak mereka bangga tiada tara. Tak ada yang lebih membanggakan dari anak kita saat mereka memutuskan untuk menjalani kehidupan baru di jalan yang disayang Tuhan. Singkat waktu, Rio dan Ify kembali ke tempat duduk di barisan yang sama dengan para orang tua. Rio kembali membawa Ata yang kali ini tenang di gendongan bunda. Acara berlanjut dengan hiburan penampilan dari beberapa penyanyi lepas, dan alumni kampus. 

Tepat pukul 21.00 WIB acara selesai dengan lancar. Ify dan Rio berdiri menyalami para undangan yang memberikan selamat kesekian kalinya. Bunda pamit lebih dulu saat merasakan Ata mulai lelah, diikuti Ify yang meminta izin Rio untuk mengantar bunda karena saking luasnya, tidak cukup sehari-dua hari untuk hafal letak kamar tamu yang pernah ditempati bunda dulu saat ia opname. Mereka berjalan menuju lift hanya diiringi suara rengekan Ata.

"Ya Allah, Mbak. Bunda lupa ambil baju ganti Ata di tas ransel." ucap bunda sesampainya mereka di kamar tamu lantai 2.

"Ranselnya masih di mobil, Bun?" Ify berdiri di ambang pintu siap-siap mengambil ransel.

Bunda yang mencoba menidurkan Ata di ranjang menoleh, "Di sofa ruang tengah kayaknya, Mbak. Tadi dibawa ke sana sama sopirnya Mas Rio."

Ify mengangguk dan putar badan kembali ke lantai dasar. Keluarganya biasa membawa satu tas ransel besar menampung baju-baju mereka setiap berpergian dan menginap. Untung ada lift ya. Kalau harus naik tangga macam gedung kuliah bersama di kampusnya, Ify minta maaf duluan.

Saat Ify akan membawa ransel ke punggung, sopir Rio muncul dari arah pintu utama, dan langsung mengambil alih ranselnya.

Di dalam lift, Ify sesekali mengajak sopir pribadi Rio berbincang singkat. Mengenal pria yang hampir seusia dengan ayah itu. Namanya Priyo. Sudah bekerja 10 tahun di keluarga Rio, yang awalnya menjadi sopir keluarga akhirnya dikhususkan lagi sebagai sopir pribadi Rio atas permintaan laki-laki itu.

ALWAYS BE MY PARTNER (HOPE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang