G"

2.2K 223 64
                                    

Assalamualaikum Wr. Wb... 

Cuma bisa melanjutkan yang ini dulu. NDWN masih setengah jalan, mohon sambung doa agar segera bisa posting...

Terima kasih yang sudah berkenan follow lapakku, menyumbang vomen di setiap cerita maupun di setiap partnya. 

Happy reading and hope u like this part...

Semangat menjalani hari  ini dan seterusnyaaa...

-

-

-

Terus buat apa gue di sini?

Berulang-ulang Ify melafalkan kalimat itu dalam pikirannya dengan pandangan gereget mengarah pada Rio yang menyeduh minumannya. Seberapa geregetnya loe? Sekarang gue di pantai sama suami, eh ditinggal kerja. Begitulah kira-kira permainan kata yang dirangkai Ify tanpa suara sebagai usaha menahan jengkel sejak dua jam lalu tiba di salah satu pantai di Bali. Jarak mereka dengan bibir pantai cukup membuat Ify melihat manusia nan jauh di sana berbentuk lidi warna-warni. Setibanya mereka tadi, Rio langsung menggiringnya ke sini. Ngadem katanya. Yahhh ngadem sambil menyambil beberapa kegiatan. Buka laptop, ponsel kerja, dan beberapa berkas yang dijadikan satu dalam tas ransel yang dibawa Rio.

Astaghfirullah...

Astaghfirullah...

Astaghfirullah...

Lindungilah hamba dari nyumpah-nyumpahin suami... Ya Tuhanku...

"Kita cuma di sini aja, Mas? Gak mau ke sana?" tanya Ify menunjuk arah pantai yang hanya ditoleh sebentar oleh Rio.

"Habis ini."

Habis ini mulu jawabnya.

"Mas udah ngomong gitu belasan kali loh." protes Ify mengerucutkan bibirnya.

Tanpa menoleh Rio menyahut, "Mas juga denger kamu protes kayak gitu udah belasan kali juga loh." mengabaikan ekspresi kesal istrinya, ia meminta dengan lembut, "Tunggu bentar ya."

"Iya." selain jawab itu Ify bisa apa? Dia selalu lemes kalau sudah dilembutin, kek rambut habis di-sampo-in.

Detik terus berlalu. Menit terus berjalan. Ify masih dengan sabar menunggu Rio merapikan bawaannya ke dalam tas lalu menggandengnya menuju pantai. Masalahnya beberapa jam lagi matahari sudah di atas kepala. Panasnya itu lohhh bikin mood teruarai seketika. Tadi mereka tiba tepat pukul 09.00 WITA, dan yeahh terus nangkring di resto sampai menjelang waktu dhuhur.

Ify berdeham, "Masss." rengeknya jenuh dari tadi cuma bisa lihatin Rio kerja, menekan nada mengancamnya menjadi penawaran Ify meneruskan, "Ify sendirian ke sana ya."

Gelengan tegas Rio langsung menjadi jawaban meskipun pandangan laki-laki itu tak beranjak dari laptop di hadapannya, "Kamu pelupa. Kalau kamu nyasar, Mas juga yang repot."

Ohhh jadi gak mau direpotin? Bukan karena takut gue diapa-apain kalau sendirian? Cukup tahu aja Mas. Lagian tempat ini serumit apa sih sampai bikin dia nyasar. Lama-lama psikis Ify gak sehat kalau apa-apa dibatinin.

"Ini udah mau selesai. Sabar." lanjut Rio masih tanpa menoleh pada istrinya.

Ponsel kerjanya kembali berdering. Ia kembali berbicara dengan sekretarisnya yang sejak pagi kelabakan karena salah satu klien penting mendadak meminta pertemuan hari ini. Dia terus bicara sambil sebelah tangannya mengutak-atik laptop untuk mempersiapkan berkas pertemuan dari pihak perusahannya, sampai tak menyadari gadis yang dari tadi duduk gelisah di samping kanannya hilang entah kemana. Rio mempercepat komunikasi via ponsel tersebut sembari manik matanya berkeliaran menyapu seluruh permukaan yang dapat ia jangkau untuk menemukan istrinya yang sialnya Rio lupa outfit yang Ify kenakan. Cepat Rio merapikan seluruh peralatan perangnya usai memutus sambungan dengan sekretarisnya. Lantas meninggalkan beberapa lembar seratus ribuan tanpa menunggu pelayan resto yang baru saja dia panggil itu mendekat.

ALWAYS BE MY PARTNER (HOPE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang