F

2.7K 145 6
                                        

PART SEBELUMNYA...

@

@

@

"Aku beranggapan bahwa Kakak cukup bijak, cerdas, dan matang dalam menyikapi masalah dan konsekuensi atas penyelesaian masalah yang Kakak pilih nantinya. Aku memang mengumpat Kakak awalnya saat tahu itu dari Sivia. Tapi setelahnya, ya udah lah itu keputusan Kakak. Aku gak ada hak untuk merespon lebih dari sekedar diam dan menyimak."

Rio menggertakkan kedua rahangnya mendengar jawaban santai Ify. Pemikiran buruk akan sikap Ify terhadap hubungan mereka kembali muncul dan langsung menguat.

"Penjelasan kamu menunjukkan kalau kamu gak antusias dengan hubungan kita, Fy. Buruknya, aku menganggap kamu tak menganggap hubungan ini ada." ucapnya berusaha keras menekan nada geramnya.

Ify yang tak mau terpancing walaupun dalam hati sudah menyumpahi Rio habis-habisan yang tak mau diam dengan suasana hangat dan tentram tiap kali mereka duduk bersama, membalas dengan tenang.

"Aku bahagia saat mengetahui perasaanku dibalas setimpal, kalau itu yang mau Kakak dengar."

"Aku hanya ingin kamu serius dengan hubungan ini." balas Rio yang nyaris membuatnya mengeluarkan decak kesal.

Tadi antusias. Sekarang serius. Nanti apalagi?

"Apa sikapku yang kelihatan gak peduli dan bertolak belakang dengan gadis lain pada umumnya tiap menjalin hubungan spesial bersama pemuda idaman mereka, yang membuat Kakak berkata demikian?"

Ify menganggap keterdiaman Rio sebagai jawaban yang mengamini. Dia semakin paham bahasan mereka, dan kalau begini ia tahu cara membuat Rio skakmat dengan balasan terakhirnya.

"Kalau misalnya Kakak memintaku untuk bersikap lebih atas hubungan ini, maaf aku gak bisa. Kurang tepat rasanya jika hubungan yang sekarang kita jalani ini harus aku sikapi dengan serius, karena bagiku hubungan yang serius antara kaum adam dan hawa hanya ada dalam suatu pernikahan. Di sanalah aku akan memainkan peranku dengan sungguh-sungguh."

Sejak detik ini, Rio tahu bahwa satu lagi tentang Ify yang baru ia sadari. Gadis itu tak akan segan untuk menunjukkan keberaniannya selama dirinya dalam posisi benar atau dalam artian hubungan mereka, bukan Ify yang menciptakan perkara.

***

PART F...

@

@

@

@

Tiba-tiba saja suara tawa di sekitarnya mereda. Ia yang turut menikmati hiburan ketiga teman sekelasnya selama menuruni anak tangga gedung menuju lantai dasar walaupun menunduk menekuni berlembar-lembar kertas dalam tumpuan kedua tangannya, mendadak berhenti melangkah. Rupanya ia telah lebih dulu berada di anak tangga terakhir. Ketiga teman wanitanya terdiam sambil memandang lurus melewati keberadaannya. Ify mendongak. Menelan ludah mendapati Rio bersandar di tembok seberang dengan gaya coolnya yang khas.

"Kita duluan ya Fy." salah satu dari mereka berkata seraya melanjutkan menuruni anak tangga tersisa.

Ia mengangguk dengan pandangan masih tertuju pada Rio yang tersenyum tipis membalas sapaan mereka.

"Hutang loe besok."

"Hah?"

Hutang apaan? Terlambat. Ketiganya telah berjalan cepat menuju mobil salah satu dari mereka terparkir. Belum sempat berpikir, suara dehaman Rio terdengar. Kembali ia memandang Rio. Menunduk menerima tatapan dalam Rio yang ia maknai tengah memujinya, kalau tak salah. Tapi sepertinya banyak salahnya.

ALWAYS BE MY PARTNER (HOPE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang