F"

2.5K 208 27
                                    

Assalamualaikum...

Selamat malam....

Sebelumnya mohon maaf atas ketidakteraturan posting. Juga terima kasih atas apresiasinya di beberapa part dan cerita. Semoga keadaan kembali aman dan bisa nulis teratur lagi...

-

-

-

Keduanya tiba di hotel menjelang adzan isya. Baik Ify maupun Rio hanya bersuara sepentingnya saja. Mereka sudah terlalu lelah seharian ini. Mulai dari sarapan pagi penuh hening yang merupakan lanjutan kemarahan Manda sore kemarin, sampai Manda melempar tiket bulan madu yang ternyata sudah diprogram jauh-jauh hari, ke tengah-tengah meja setelah dipastikan semua anggota keluarga menyelesaikan sarapannya.

"Silakan kalian packing, penerbangan jam 1 siang nanti."

Setelah satu kalimat efektif itu diucapkan dengan artikulasi yang sangat jelas, Manda beranjak meninggalkan ruang makan disusul oleh Rian yang tak bisa membantu pengantin baru itu. Ify sudah hampir menangis menyadari kebohongan yang mereka anggap sederhana itu ternyata berdampak di luar dugaan. Sementara Rio semakin dibuat tak paham mendapati Manda menjadi sepeka dan sesensitif ini. Alhasil mau tak mau, suka tak suka dengan tempat yang dipilih Manda, mereka packing mulai dari selesai sarapan sampai sopir pribadi Rio menghubungi mereka via interkom. Sebelum berangkat menuju bandara, mereka mendatangi kamar Manda dan Rian. Manda sedang membaca majalah life style saat mereka masuk kamar setelah mendapat izin dari pemilik kamar. Di sanalah baik Ify maupun Rio melakukan sungkem permohonan maaf, bahkan Ify sampai terisak. Banyak dari teman akrab Ify yang sudah menikah lebih dulu, mencurahkan keluh kesah tentang mertua mereka di setiap kesempatan bertemu. Entah yang salah dikit urusannya panjang, atau bahkan dirasa tak melakukan kesalahan apapun masih dapat omelan. Ify kan jadi ngeri. Tapi serius, ketakutan untuk menikah bagi Ify adalah mertua. Hilang respect matilah sudah.

"Mama maafin, tapi jangan diulangi lagi. Mama gak maksa Kakak untuk libur kerja. Tapi ini masih hari-hari bahagianya kalian setelah seminggu ditunda karena kerjaan. Mama udah kesel, tambah dibuat kesel lagi tahu menantu Mama ikut bohongi Mama."

Kedua bahu Ify makin bergetar menahan isakan lebih keras mendengar itu. Dia jadi ketakutan sendiri. Jelas dengan kejadian ini, pandangan Manda tentang dia jadi belok sedikit. Tapi kata Rio, Manda gak sampai hati membeda-bedakan antara menantu dan anak. Tapi pengalaman beberapa orang yang terlanjur masuk telinga terus tertanam baik di otak, tak berhasil menggoyahkan ketakutannya. Rasanya bersama Manda itu nano-nano. Kadang Ify merasa senang dan bahagia gak ketulungan, tapi juga merasa takut dalam satu waktu. Perubahannya cepat. Baru pagi sampai siang tadi senang tertawa bersama menghadapi tingkah ibu-ibu sosialita, sorenya perang. Perasaan satu minggu cuma berdua sama Manda, hidup Ify aman sejahtera. Rio datang nih bikin masalah. Tapi sebenarnya bukan masalah besar buat Ify. Berhubung Manda melihatnya dengan sudut pandang berbeda, jatuhnya juga beda.

"Langsung tidur aja ya, Mas." pinta Ify lelah mikir, sampainya di kamar hotel yang terlalu mewah dipilih oleh Manda.

Dia beranjak mengambil alih dua koper yang sudah dibawa Rio dan diletakkan di kaki ranjang sementara waktu. Mereka terlalu lelah memindah beberapa pakaian untuk dua minggu ke depan ke dalam lemari. Yeahh... Saking keselnya, Manda memberangkatkan mereka selama itu. Hukuman buat Rio. Ify lihat selama mereka perjalanan di pesawat, Rio tak berhenti mengutak-atik ponsel kerjanya dan membuka laptop yang sembunyi-sembunyi dibawa padahal sebelum berangkat tadi, Manda memeriksa bawaan mereka. Belakangan Ify tahu, Rio menitipkan benda canggih nomer 2 yang pria itu butuhkan ke sopir pribadinya. Otak maling lebih tahu strategi buat nyolong kesempatan. Ify sampai geleng-geleng kepala tapi tak berkomentar apapun.

ALWAYS BE MY PARTNER (HOPE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang