PART SEBELUMNYA...
@
@
@
@
"Ya tuhan, Riooo." gemas Cakka tak kunjung memperoleh jawaban.
"Berisik!"
Rio mendelik saat buku yang ia genggam tiba-tiba berada di tangan Cakka. Dengan rasa tak berperikebukuan, pria itu membuang bukunya.
"Loe jangan kek cewek deh. Ketularan pacar loe?"
Cakka menulikan telinganya. Ia merubah posisi agak menyerong.
"Gue serius. Loe jadian sama Sivia?" tanyanya masih tak menyerah.
Entah kenapa dia benar-benar penasaran. Bukannya kenapa. Saat di BEM dulu, Ify lah yang tampak lebih dekat dengan Rio dibanding Sivia yang notabenenya sering meleng di beberapa kegiatan. Ify terbilang sangat aktif meskipun saat itu menjadi staff biasa. Keduanya tampak dekat di kepanitian OSPEK kemarin. Jabatan Ify saat itu menciptakan hubungan lebih dekat dengan Rio untuk kelancaran acara, selain meningkatkan kedekatan mereka yang pada akhirnya menjadi sekelompok sahabat.
"Orientasi sex loe berubah?" balik tanya Rio sambil beranjak dari sofa menuju kamarnya membiarkan Cakka diam untuk mencerna arah pertanyannya.
Dia bersyukur otak Cakka cukup lemot, karena teriakan pria itu baru terdengar setelah ia menutup pintu kamar.
"BANGSATTT!!!"
BRAKK... dobrakan pintu disusul kegiatan saling gulat. Jadilah pagi itu Cakka tak memperoleh penawar akan penasarannya. Tapi setidaknya dia berhasil membalik kedudukan dengan mendaratkan ciuman pada pipi Rio. Jika Rio bisa membangkitkan emosi negatifnya dengan perkataan-perkataan tak sopannya, dia mampu menyamai posisi dengan perbuatannya.
***
PART D
@
@
@
@
Tubuh saling bersandar
Ke arah mata angin berbeda
Kau menunggu datangnya malam
Saatku menanti fajar
Sudah coba berbagai cara
Agar kita tetap bersama
Yang tersisa dari kisah ini
Hanya kau takut ku hilang
Perdebatan apapun menuju kata pisah
Jangan paksakan genggamanmu
Ify menghentikan permainan pianonya mendengar langkah seseorang yang mendekati posisinya. Semakin dekat, aroma yang menguar terasa familiar di indra penciumannya. Dalam sekejap punggungnya bersentuhan dengan tubuh orang yang 2 x 24 jam itu membuatnya gelisah, galau, merana. Pelukan dari belakang itu mengerat saat ia menyentuh lengan kokoh yang melingkari lehernya. Ia menghela nafas. Menolak pun kekuatannya akan tertelan.
Sementara pemuda dengan penampilan berantakan itu semakin mencari posisi nyaman di rumah cintanya. Posisinya yang membungkuk tak menjadi alasan untuk segera melepas pelukan pada gadis yang sukses memmbuatnya mengkorup waktu tidur. Gadis ini harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.
"Kak..."
Ia mencoba menulikan pendengarannya. Tahu setelah panggilan itu maka selanjutnya akan berakhir pada dia yang harus segera melepas rengkuhannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALWAYS BE MY PARTNER (HOPE)
ChickLitJika kalian dan pasangan berada pada posisi sulit untuk menyuarakan kasih karena pertemuan yang minim walaupun berada di kawasan yang sama, mungkin cerita ini sesuai untuk menghapus sedikit kebaperan karena keadaan. Selamat membaca...