Q

2K 193 28
                                    

Maaf ilang-ilangan lagi kek mantan yang mendadak jadi gebetan

Terima  kasiih atas apresiasi yang diberikan dan maaf jika tidak terbalas. 

@


@

Pintu utama dibuka oleh Rio. Sementara Ify mengintil di belakang, tengah asik melihat rumah Rio yang entah berapa kali lipat dari luas rumahnya. Benar dugaannya bahwa Manda sulit menerima karena dari segi besarnya rumah, mereka sudah jauhhh. Kenapa jadi kayak FTV begini sih hidup Ify. Dia pikir hubungan yang dapat restu di mulut, namun sebenarnya nolak di hati, cuma ada di pilem-pilem yang tiap liburan Ify rutin tontonin. Eh ternyata. Ify mendadak nyesel kenapa sempat eh sering mimpiin punya laki pengusaha tanpa lihat-lihat kanan-kiri. Ify kira hidup orang kaya sama orang yang berkecukupan itu sama aja. Cuma beda di tebal dompetnya doang. Ternyataaa oh ternyataaa banyak yang harus dia pelajari, bahkan dengan nyebelinnya bunda mengusulkan untuk masuk kelas kepribadian khusus orang-orang berada dan bermartabat.

Ck ck ck... Ini rumah apa galeri foto sih. Dinding gak kelihatan ketutupan piguran-pigura berisi foto-foto keluarga dan beberapa pemandangan. Belum lagi lemari kaca berisi barang-barang unik. Itu gak cuma satu ya guys. Ify gak ngitung. Takut makin minder. Cuma ngelihatin 1 aja berapa kali lidah Ify mengusap bibir takjub. Beberapa penghargaan yang dia terima selama masa mengemban ilmu tergeletak gak karuan di beberapa tempat. Duluuu.. dulu sebelum negara api menyerang, Ify pengen banget lemari kaca yang jelas dia tak berani memimpikan sebagus lemari kaca di rumah Rio.

"Fy?"

Rio mengernyit heran ketika tak mendapatkan perhatian Ify. Gadis itu masih serius memandang setiap sudut ruang tamu.

"Fy?"

Masih tak ada jawaban. Lama-lama dia geli. Dua kali. Dua kali Rio dapat mempelajari bahwa kalau atensi Ify terkumpul pada satu titik fokus, panggilan suara sudah tak berarti. Rio mendekat dengan gelengan kepala pelan.

Cup... Pipi kiri Ify kena sasaran.

"MAS!" kaget Ify mendelik tajam, dan beringsut menjauh dari Rio.

"Apa?" balas Rio dengan sebelah alis terangkat menantang, "Dari tadi dipanggilin."

Ify mengembungkan pipinya kesal karena Rio sering ambil kesempatan dalam setiap kelalaiannya. Sementara Rio tak acuh dan meninggalkannya menghampiri seorang wanita paruh baya berdaster. Tenang. Bukan calon mertua perempuannya. Sepertinya asisten rumah tangga di sini.

"Loh bukannya Mama gak kemana-mana ya Bi?" tanya Rio setelah menyalami punggung tangan wanita itu.

Belum bibi menjawab pertanyaan Rio, suara dari arah lantai atas terdengar, "Kak... Mama sama Papa ada pertemuan mendadak di Palembang."

Cantik. Anggun. Berkelas. Fashionable.

Empat kata itu sepertinya tidak cukup menggambarkan sosok Manda yang menuruni anak tangga dengan high heels bahan mengkilau yang harganya mungkin bisa dibuat bayar UKT Ify sampai lulus. Di belakang Manda, tampak Rian menyusul dengan pakaian resminya seperti Rio hanya ditambah jas hitam yang menambah kegagahan pemakainya. Keduanya tidak terlihat seperti orang tua, lebih cocok menjadi saudara.

"Mama harus ikut?"

Eh? Ify mengerjap-ngerjap demi mendengar pertanyaan Rio yang kayaknya membawa mereka pada obrolan hangat. Ify kan belum siap mental.

Dari awal menuruni tangga, baru setelah mendengar pertanyaan Rio ini Manda menyadari keberadaannya. Dia tersenyum mencoba sesantai mungkin. Wanita itu membuang muka kembali memandang Rio.

ALWAYS BE MY PARTNER (HOPE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang