PART SEBELUMNYA
@
@
@
@
"Wisuda. Wisuda nanti aku harap kamu gak ada halangan. Orang tuaku ingin tahu soal kamu."
Ify melongo sesaat sebelum mengerjap-ngerjapkan mata. Kaget? Jelas. Namun dengan cepat ia kendalikan, dan mengangguk menanggapi.
"Waktu kita satu menit lagi."
Ify meringis.
"Semoga acaramu hari ini lancar dan sukses. Makannya dijaga. Aku balik." ucap Rio yang ia angguki kuat-kuat.
"Aku masih berharap sekeluarnya aku dari gedung, aku lihat kamu di antara sahabat-sahabatku." tambah Rio tetap tenang di sela-sela perasaan tak karuan.
Ify masih menunduk. Saat ini jika ia disuruh untuk mendeskripsikan perasaannya, ia angkat tangan. Sentuhan di dagunya memaksanya untuk mendongak. Kelima jemari Rio menjalar ke pipinya. Dia memejamkan mata ketika wajah tegas itu mendekat membuatnya semakin merasakan deru nafas Rio yang memburu. Sesuatu yang lembab menyentuh permukaan pipi kirinya bersamaan dengan suara tercekat menyuarakan nama mereka.
"Rio... Ify..."
***
PART E...
@
@
@
@
Rio berdecak kesal. Dia menoleh mendapati sosok gadis dengan mulut menganga memandang shock dirinya dan Ify. Sebelum benar-benar menegakkan tubuh, ia mendaratkan ciuman di pipi kanan Ify, biar gak ngiri. Berlalu meninggalkan Ify yang tampak pucat, dan merangkul gadis tadi. Gadis dalam rangkulannya meronta saat ia paksa untuk balik badan. Tak mau diajak meninggalkan tempat. Sebelah tangannya yang terbebas melambai-lambai pada Ify yang terdengar mengeluarkan kekehannya. Ia menoleh ke belakang. Memberikan tatapan yang mengandung makna dan dengan mudah Ify terjemahkan. Gadisnya mengangkat kepalan tangannya ke udara. Memberi semangat sebelum berbalik kembali pada kegiatannya semula.
"Loe sama Ify begini?" tanya gadis yang ia rangkul erat lehernya sambil menunjukkan jari telunjuk dan tengah dalam posisi tak berjarak.
"Hmm."
"Serius kek, Yo." omel gadis itu.
"Gue kalau gak serius gak bakal jawab." balasnya melepas rangkulan ketika mereka telah berada dekat dengan jazz miliknya.
"CIE RIO AKHIRNYA PUNYA GANDENGAN." teriak gadis itu yang langsung diberi tatapan mematikan darinya mengingat mereka sedang berada di antara mahasiswa yang berkeliaran.
"Hehe sorry-sorry."
Rio hanya mengangguk dan mengedikkan dagunya meminta gadis berisik itu segera memasuki mobil. Mobil melaju pelan meninggalkan area gedung di mana Ify berkegiatan.
"Agni." panggilnya pada gadis yang masih memandangnya jenaka.
"Paan?"
Rio menoleh sebentar sebelum kembali fokus pada jalanan.
"Cuma loe yang tahu. Gue minta loe diam." ujar Rio yang langsung diangguki gadis di sampingnya.
"Why?" walaupun diangguki tetap saja bertanya.
"Ify yang minta." jawab Rio.
Agni tertawa, "Kalau Adik Ify cantik yang minta, Kakak Agni siap buat tutup mulut."
![](https://img.wattpad.com/cover/96146396-288-k762919.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALWAYS BE MY PARTNER (HOPE)
ChickLitJika kalian dan pasangan berada pada posisi sulit untuk menyuarakan kasih karena pertemuan yang minim walaupun berada di kawasan yang sama, mungkin cerita ini sesuai untuk menghapus sedikit kebaperan karena keadaan. Selamat membaca...