U"

1.8K 165 31
                                    

Assalamualaikum Wr. Wb.

Selamat malam teman-teman...

Alhamdulillah besok lebaran. Buat yang memutuskan sholat di masjid, lapangan, dan ruang publik lain, terus jaga diri sesuai protokol pencegahan covid-19 ya. Semoga di hari raya besok kita semua sehat.

Buat yang sudah nunggu cerita ini, terima kasih banget. Terima kasih juga sudah tetap mengapresiasi cerita-ceritaku...

Sekarang 2 bab dulu ya. Besok 2 lagi. Alhamdulillah akhirnya kurang 5 bab lagi menuju akhir.

Selamat membaca...

-

-

-

"Mas bener-bener gak mau cerita masalah Mas?" pancing Ify usai mereka menyelesaikan makan malam bersama di ruang VVIP rumah sakit, "Mbak Di bilang kalau kemarin sore Mas udah di jalan setelah Mbak Di kasih tahu Mas kondisi Ify."

Terjaga di sore hari setelah tak sadarkan diri usai beraksi di medan perang, ART-nya melaporkan bahwa Rio tak kunjung datang setelah mengatakan sudah berada diperjalanan sejak beberapa jam lalu. Mendengar itu, ia langsung menghubungi laki-laki itu hanya untuk mendapatkan pemberitahuan operator yang menyarankan untuk menghubungi kembali. Sore itu menunggu Rio hingga menjelang tengah malam, ia terus melakukan panggilan hingga panggilan terakhir operator mengatakan nomor yang dihubungi sedang tidak aktif. Alhasil ia baru tertidur menjelang pagi yang mengakibatkan ia bangun dengan kondisi lemas dan terlambat menyantap sarapan.

Metabolisme tubuh yang tidak teratur karena tidur dan bangun tidak pada waktunya berpengaruh pada emosi Ify. Tepat setelah ia menyelesaikan sarapan dan baru akan mandi untuk melepas penat, muncul Rio dengan kondisi berantakan dan langsung menerkamnya dengan ciuman. Lalu terciptalah percakapan hangat yang berawal dari aroma rokok dan alkohol sebagai hadiah atas penantiannya semalam yang mana disudahi oleh Rio tanpa menjelaskan apapun. Batin Ify yang menyimpan kesal dengan rapi hingga malam, terbuyarkan oleh erangan Rio yang mengeluh lambungnya sakit. Omelan Ify sudah sampai ke pangkal mulut mengingat Rio yang memiliki riwayat penyakit lambung berani-beraninya menyentuh minuman sialan itu. Kesal menggilai membuat Ify nyaris tak acuh, namun sebagai manusia yang terlahir tidak bisa ambekan, ia membawa Rio ke dokter yang langsung merujuknya ke rumah sakit untuk rawat karena sarapan pagi dan makan siang tidak bisa ditelan dengan baik.

Sementara itu Rio yang bersandar di ranjang pasien, memilih mengabaikan pertanyaan itu dengan melempar pertanyaan lain, "Mama sama Sivia kemarin ngapain kamu?"

"Mas tahu Ify pingsan?" jebaknya yang mendapat anggukan langsung dari Rio, "Ya kalau tahu Ify pingsan ngapain mampir ke tempat begitu? Ify jadi rumah masih belum cukup buat Mas gak meleng?"

"Kamu gak ngerti."

"Kalau gitu buat Ify ngerti!" tandasnya menghentikan kalimat Rio cukup di situ, "Gak mungkin cuma karena Mbak Di lapor kalau Mama nyamperin Ify bikin Mas kepikiran. Mas ngelabrak Mama sama Sivia kan?! Informasi apa yang Mas peroleh setelah itu sampai ngebuat Mas nelen alkohol sampai mau mati?! Mas— "

"CUKUP! BERHENTI DI SANA!"

Bentakan itu membuat Ify mundur beberapa langkah dari sisi kiri ranjang pasien. Di hadapannya, bunyi benturan antara lantai dan tiang infus terdengar memekakkan telinga. Lagi, untuk keduakalinya mereka tidak bisa berbicara dengan baik-baik. Cukup lama Ify diam menyaksikan betapa cepat dan tiba-tiba gerakan Rio sebagai reaksi atas ucapannya. Tarikan napas Ify terdengar cepat dan memburu memikirkan apa yang telah ia lakukan hingga nyaris berada di medan berbahaya. Ia yang berdiri berhadapan beberapa meter dengan tiang infus nyaris saja menjadi korban sebelum digantikan oleh lantai yang menerima benturan keras itu. Posisi tabung infus yang berada lebih rendah dari Rio menyebabkan munculnya darah perlahan dari pangkal selang di punggung tangan Rio. Darah itu naik perlahan hingga mencapai sepertiga panjang selang dan begitu sadar ia langsung menghampiri interkom untuk memanggil perawat. Ketika perawat muncul, Ify semakin mundur mendekati sofa yang berada di sudut berlawanan dengan ranjang pasien. Dari posisinya ia menunduk begitu pandangannya beradu dengan tatapan tajam Rio yang setengah terhalang oleh punggung perawat yang membenahi infus suaminya itu.

ALWAYS BE MY PARTNER (HOPE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang