Keterangan gambar: kebaya yang dipake Ify di waktu akad. Untuk Rio, coba bayangkan jas putih khas pengantin dengan perintilan yang sederhana.
Sebelumnya minta maaf karena tidak sesuai pemberitahuan di lapak percakapan yang niatnya ngepos dari hari selasa, rabu, dan selanjutnya. Benar-benar bikin pusing banget hari-hari kemarin. Itu pun belum kelar hanya untuk masalah judul yang ganti untuk kesekian kalinya dan tak terhitung lagi.
Terima kasih buat teman-teman yang masih meninggu cerita ini dan vomennya di part-part sebelumnya dan cerita yang lain.
Happy reading guys... Hope u like this part...
-
-
-
Detak jantung tak berhenti mengiringi setiap gerakan Ify dalam mempersiapkan diri duduk di samping Rio usai akad selesai. Dia berkeringat di kamar Rara yang digunakan untuk rias pengantin perempuan. Sementara Rio mempersiapkan diri di kamarnya sendiri. Mungkin sudah berada di lantai dasar yang digunakan sebagai tempat akad nikah. Ify sendiri berangkat bersama rombongan keluarga dan tetangga dekat menuju kediaman calon suaminya pagi buta tadi. Dia hanya melihat Rio sekilas yang kebetulan keluar kamar saat ia digiring oleh bunda-ayah menuju lift untuk cepat-cepat ke atas. Mereka hanya sempat melempar senyum, yang membuat Ify sadar bahwa kegiatan apapun yang ia lakukan selama masa pingit merupakan manifestasi rindu pada mantan kekasihnya.
"Jangan keringetan terus dong, Mbak." omel bunda untuk kesekian kali setiap ia selesai dirias dan membuat hancur dengan keringat yang benar-benar tak bisa ia kendalikan, "Kasihan yang ngerias kamu, jadi ngulang terus."
Ify mendesah. Ia menatap cermin yang menampilkan wajah tegangnya beserta aliran keringat bercucuran meski di sisi kanan-kirinya berdiri kipas ukuran besar, serta kamar terpasang AC. Ify baru tahu ternyata ia bisa setegang ini, melebihi saat pertama kali harus berbicara di depan banyak orang. Herannya, setiap rapat, sebar undangan, atau apapun kegiatan persiapan pernikahan mereka bisa Ify lalui dengan santai walaupun awal-awalnya ia kagok. Ify melirik perias pengantin barbie yang terkenal melalui promosi di media sosial. Gadis berkerudung itu tersenyum, turut mencoba menenangkan.
Penentuan perias pengantin, Ify mengajukan opsi untuk merias wajahnya sendiri dan seperti yang kalian kira, langsung ditolak detik itu juga. Alhasil Ify setengah pasrah saat orang tua Rio yang disetujui oleh orang tuanya, memutuskan perias pengantin muda ini. Setengah pembelaan lagi, Ify mengajukan syarat yaitu polesan make-up tidak sampai menutup setiap lekukan khas yang dianugrahi Tuhan. Dia tak mau membuat Rio pangling sampai tak mengenali wajah aslinya sebelum dirias. Itu bukan sesuatu yang harus dibanggakan bagi Ify yang mencintai sesuatu yang terlihat natural. Sedangkan penentuan kostum untuk akad, resepsi, dan lain-lain sudah beres tanpa pro-kontra.
"Kamu ini, Mbak." lagi bunda menggerutu, kali ini dengan menggerakkkan kesepuluh jarinya geregetan.
Ify menunduk sedih, "Mbak juga bingung, Bun. Gak bisa berhenti keringetan ini." ia hampir menangis mendapati dirinya tak segera menemukan kendali.
Ekspresi bunda melunak. Lantas menggeser kursinya agar lebih dekat dengan Ify. Meraih tangan Ify yang saling memilin satu sama lain. Bunda meminta sang perias beristirahat dulu sebelum kembali membenahi riasan Ify. Lalu kembali memandang anak gadisnya yang mengangkat muka dengan tatapan gelisah.
"Mbak kenapa? Takut?" tanya bunda memberi remasan pada genggamannya, "Mbak?" panggilnya saat Ify tak menjawab, malah sekarang kedua tangan yang digenggamnya bergetar samar.
Ify menggeleng, terisak, "Gak tahu." menarik napas berkali-kali menghalau isakannya.
Bunda ikut frustasi kalau gini jadinya. Keadaan Ify bertolak belakang dengan dirinya dulu saat menikah, dan referensi yang berbeda membuat bunda bingung. Akhirnya bunda memutuskan untuk menghubungi ayah yang sekarang diperkirakan duduk berdampingan dengan Rio menjelang akad nikah. Sebelum sambungannya terhubung, pintu kamar terbuka memunculkan sosok Manda yang tergopoh-gopoh mengampiri anak gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALWAYS BE MY PARTNER (HOPE)
ChickLitJika kalian dan pasangan berada pada posisi sulit untuk menyuarakan kasih karena pertemuan yang minim walaupun berada di kawasan yang sama, mungkin cerita ini sesuai untuk menghapus sedikit kebaperan karena keadaan. Selamat membaca...