Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat malam teman-teman...
Terima kasih sudah tetap mengapresiasi cerita yang gak ending-ending ini...
Sabar yaaa kurang 7 huruf lagi untuk tamat...
Selamat membaca...
-
-
-
Ify terbangun ketika sebelah kakinya bergerak menendang sebuah benda di ujung ranjang hingga terdengar benturan ringan. Setengah mengantuk, ia beranjak duduk. Kedua tangannya bergerak mengucek kelopak mata yang memproduksi kotoran-kotoran kecil menggelikan hingga di sudut mata. Ia mengerjap mengenyah kantuk yang setia memeluk penglihatannya dan langsung membelalak lebar saat menemukan kotak berukuran balok tergeletak di bawah ranjang.
"Bom?" tanyanya pada diri sendiri ketika menyeret pelan tubuhnya untuk meraih kotak berwarna emas dengan pita berwarna senada diujungnya, "Tapi bungkusnya cantik."
Di bagian depan kotak tertulis, "Untuk Kamu."
"Kamu siapa nih?" sepasang alisnya hampir menyantu mengamati kotak yang sekarang berpindah ke pangkuannya, lalu menggoyangkan kotak itu, "Enteng, malah gak ada suara." komennya yang masih ragu kalau kotak cantik itu untuknya.
Anggaplah memang untuknya, bukan salah kirim. Penasaran karena tak ada angin tak ada hujan Rio ngasih hadiah di siang terik ini, Ify segera unboxing dengan pelan sekalii, takut kotaknya rusak. Padahal kekuatan dari mana dia bisa mengobrak-abrik kotak kokoh ini. Ia menebak-nebak isinya dan membulat takjub mendapatkan dress putih berlengan bahan tile dengan motif bintang dan garis yang tampak lucu. Ify menuruni ranjang dan menempatkan gaun tersebut di tubuhnya. Panjangnya pas setumit. Ia kembali duduk untuk melanjutkan kekagumannya pada gaun yang membentuk pinggang.
Terhitung dua hari lalu, kandungannya telah melewati trisemester pertama. Belum terlihat terlihat menonjol apabila mengenakan gaun ini. Ia meletakkan dress tersebut di sisi kiri sebelum mengecek isi kotak kembali. Ia menemukan tulisan Rio pada kertas bentuk bintak dengan warna emas yang sama.
Cantiknya Mas, nanti malam pake gaun ini ya. Mas jemput jam 7.
Duh... dibilang cantik gue.
Senyum Ify mengembang lebar. Dia tak tahu malam nanti akan dibawa kemana lagi. Sejak dokter Fyra memberi kabar bahagia beberapa hari lalu bahwa ia bisa menyudahi masa bedrest-nya, terhitung 3 kali Rio mengajaknya makan malam di luar sebagai pemanasan untuk melatih kebugaran. Bahkan Rio mulai menyusun jadwal untuk mereka liburan.
Saat ini ia masih tinggal di apartemen Rio, dengan laki-laki itu menghabiskan setiap malam bersamanya. Rio mengubah jadwal kunjungannya ke rumah. Pria itu menghapus jadwal menginap dengan melakukan kunjungan langsung sepulang kerja hingga menjelang makan malam. Protes yang ingin ia layangkan lebih dulu tertahan oleh kenyataan bahwa Manda tidak sendiri di sana. Ia memilih untuk tak mencampuri jadwal tersebut meski rasa bersalah dan keprihatinannya pada Manda tetap sama. Namun, Sivia yang selalu terlihat oleh Rio setiap kali suaminya itu berkunjung dengan niatan yang sama –memeluk sang mama agar nyenyak dalam lelapnya— selalu mematahkan niatnya.
Ify meraih flat shoes yang terbungkus plastik tebal bertuliskan nama brand-nya. Simpel tanpa ada aksen pita atau lainnya. Di lapisi bahan mengkilat dengan warna putih senada dengan gaunnya. Ia mengeluarkan dan meletakkan sepatu itu di lantai. Senyumnya makin merekah mendapati ukuran sepatunya pas. Rio serinci itu memperhatikannya. Dia bahkan sampai sekarang belum tahu ukuran sepatu suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALWAYS BE MY PARTNER (HOPE)
أدب نسائيJika kalian dan pasangan berada pada posisi sulit untuk menyuarakan kasih karena pertemuan yang minim walaupun berada di kawasan yang sama, mungkin cerita ini sesuai untuk menghapus sedikit kebaperan karena keadaan. Selamat membaca...