L

2.2K 165 15
                                    

Malam ini Ify lembur di dapur bersama teman satu kost yang sepakat untuk berjualan esok pagi di acara wisuda semester genap mahasiswa angkatan dua tahun di atasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini Ify lembur di dapur bersama teman satu kost yang sepakat untuk berjualan esok pagi di acara wisuda semester genap mahasiswa angkatan dua tahun di atasnya. Sang kekasih sore tadi memberitahukan bahwa kedua orang tuanya sudah duduk manis di apartemen, dan memintanya malam ini untuk bertemu mereka. Namun apa daya, dengan nada bersalah Ify menolak permintaan Rio. Mengatakan bahwa biar dia menemui orang tua pria itu besok saja.

Malam ini seusai latihan padus ba'da isya tadi, ia bertugas menjadi mandor dalam agenda malam ini mengingat resep makanan dan minuman yang akan dijajakan esok hari sudah mendarah daging dan turun temurun di keluarga Ify. Makanan ringan menyehatkan dipadu dengan menuman segar tanpa pemanis buatan. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.35 WIB. Mereka sudah menyelesaikan proses pembuatan kedua produk kuliner tersebut, tinggal shubuh nanti mengemasnya dengan dengan cantik.

"Kak Li."

Ify berdeham pada Aurel -adik kost yang satu-satunya memanggilnya 'Li'.

"Besok bangunin aku ya, Kak."

Ify memutar bola matanya, "biasanya juga dibangunin kan?"

Aurel nyengir, lantas mengambil alih potongan buah dalam baskom yang dibawa Ify untuk dimasukkan ke dalam lemari pendingin. Kos yang Ify tempati memang terlihat besar dengan 1 tingkat di atasnya. Namun hanya ditempati oleh segelintir orang. Terhitung 6 orang yang menempati karena di lantai dasar hanya ada 3 kamar, 1 kamar di lantai atas. Rata-rata per kamar diisi oleh 2 orang, hanya dua orang saja yakni Ify dan Aurel yang menempati kamar sendiri. Sistem pembayaran kos yang dihitung per anak bukan per kamar membuat Ify memilih sekamar sendiri alih-alih dia memang agak kurang suka harus berbagi ruang privasi. Kos ini lebih tampak seperti rumah biasa dibanding kos-kosan yang kamarnya banyak berhadap-hadapan serta lorong sempit seperti di rumah sakit. Hal itu menjadi alasan Ify bertahan setahun di sini walaupun kejadian mistis kerapkali menyapanya. Kekeluargaan yang terasa sekali. Bahkan untuk urusan makan setiap harinya mereka gunakan sistem piket dengan mengumpulkan uang kas sebagai biaya belanja dalam tiga hari sekali. Dan event-event besar seperti seminar nasional, wisuda, dan lainnya dijadikan kesempatan untuk menambah pundi-pundi uang.

"Besok jam 5 udah di dapur ya. Siapa yang bangun lebih dulu, bangunin yang lain."

"Siap, Fy."

"Oke, Kak."

"Laksanakan, Ndan."

Setelah menutup acara malam ini dengan tawa bahagia melihat hasil kerja yang diperoleh, mereka bubar jalan ke kamar masing-masing. Ify mengucap selamat malam pada Aurel yang kamarnya bersebelahan dengannya sebelum menutup dan mengunci pintu kamar. Ia duduk di pinggir ranjang meraih ponsel yang sengaja ia geletakkan di tengah ranjang. Sembilan belas miss call dari Rio dengan miss call terakhir beberapa menit lalu. Segera ia menekan speed dial nomor Rio, dan langsung diterima oleh pihak seberang.

"Baru selesai?" tanya pria itu setelah salam.

"Iya, Mas. Besok shubuh lanjut ngemasin." jawabnya yang sekarang berbaring nyaman di ranjang, "Mas ngapain? Tante sama Om udah tidur?" lanjutnya bertanya balik.

ALWAYS BE MY PARTNER (HOPE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang