Keterangan Gambar: Ify tiap minta dipeluk walaupun jarang-jarang.
Hallo semua...
Di baca dulu boleh, dilewati silakan. Tapi aku harap kalian membaca ini.Sebelumnya minta sambung doa ya teman-teman. Jadi setiap karakter tokoh di cerita beberapa aku ambil teman-teman di sekitar, termasuk soal Ata yang mengalami penyakit cerebral palsy, dan sebelumnya aku gak tahu nama anak dari dosenku yang kena CP itu. Ternyata namanya juga Atha. Seminggu lalu tepatnya, Ata meninggalkan orang tuanya di umur 5 tahun. Dia berjuang selama 5 tahun lamanya dan tak terhitung berapa kali masuk rumah sakit. Sampai beberapa Minggu sebelum Atha pergi, aku tahu dari orang kalau ayahnya Atha (dosenku) itu akan resign dari sana 2 bulan lagi. Ternyata sang anak diambil dulu oleh Tuhan sebelum beliau resign. Mohon doanya ya teman-teman, semoga Atha sebagai tabungan amal orang tuanya di surga dan diberi ketabahan dan kekuatan bagi orang tua Atha.
Terima kasih atas vomennya di part-part sebelumnya dan di beberapa cerita.
Happy Reading! Hope u like this part😘
Sorry for typo😂
-
-
-
-Malam minggu kali ini terasa berbeda bagi Ify yang anak rantau dan meskipun pulang kampung, jarang sekali jalan-jalan karena tidak mungkin ayah bolak-balik mengantar mereka ke tempat khas malam mingguan yakni alun-alun, mengingat mereka hanya memiliki 1 kendaraan. Bunda tampak bersemangat berjalan di samping ayah yang menggendong Ata. Sementara dia dan Rio melangkah pelan di belakang mereka. Tanpa bergandengan, tanpa ada rangkulan, hanya pandangan menatap lurus ke depan. Mereka memutuskan menghabiskan sore menuju malam di salah satu mall keluarga di kampung halaman Ify. Tidak sebesar di kota rantaunya yang merupakan ibu kota provinsi, tapi cukup banyak manusia berkeliaran.
"Mas.."
"Hm."
"Gak jadi."
"Oke."
Ify menggigit bibirnya gemas. Langkahnya ia buat pendek, mundur beberapa jarak dari Rio yang belum sadar jalan sendirian. Ify nyengir pada Priyo yang geleng-geleng kepala melihat keduanya. Mereka berhenti di foodcourt mall sebelum menjelajahi isi mall. Energi yang dihasilkan makan siang tadi sudah digunakan untuk fitting baju dan check lokasi tempat pesta pernikahan. Gedung yang mereka gunakan berada di tengah-tengah kota kelahiran Rio dan Ify. Biar adil kata Rian waktu rapat penentuan gedung resepsi, padahal keluarga Ify sendiri tidak keberatan jika dilaksanakan di rumah gedongan keluarga Rio. Toh semua akomodasi Rio yang tanggung. Keluarga Ify hanya membantu persiapan menuju hari bahagia itu saja. Seluruh kebutuhan dari perayaan tunangan hingga pernikahan nanti, Rio sangat memohon kepada orang tuanya maupun orang tua Ify untuk mengizinkan laki-laki itu yang bertanggung jawab. Namun yang namanya orang tua, langsung protes mendengar permohonan itu. Termasuk ayah dan bunda yang Ify ketahui tidak punya simpanan lebih untuk itu, karena mereka hanya berpikir Ify menikah dengan acara yang sederhana, yakni akad dan tasyakuran biasa.
"Pesan apa?" senggolan di lengan membuat Ify sadar dari lamunannya. Rio memberi pandangan menanti jawaban.
Ify melihat sekeliling tempat mereka duduk. Beberapa stan berjualan nasi goreng dengan ciri khas berbeda. Ada satu yang sangat Ify butuhkan kali ini.
"Bunda, Ayah, Mas, sama Pak Priyo pesan apa? Kalau beda tempat, biar aku pesan sendiri." Bunda mewakili ketiganya dengan mengedikkan dagu ke salah satu stan yang cukup ramai dan terkenal enak hampir semua jenis masakannya.
Ify mengangguk dan beranjak dari tempat mereka, bersamaan dengan Rio yang memaksa bunda tetap duduk manis. Berjalan di sampingnya, dan meraih telapak kirinya untuk digandeng. Ify yang sudah tidak berharap bisa seperti pasangan lain selama mereka berjalan menuju foodcourt, jadi deg-degan mendadak. Cuma digandeng loh ini ya. Belum dirangkul atau apa. Rio kan mainnya di belakang layar kalau sudah berhubungan dengan masyarakat luar begini. Setelah memesan pesanannya yang mendapat pelototan tajam dari Rio, Ify mengintil di belakang laki-laki itu. Memesan beberapa menu yang diketik di note HP oleh Rio.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALWAYS BE MY PARTNER (HOPE)
ChickLitJika kalian dan pasangan berada pada posisi sulit untuk menyuarakan kasih karena pertemuan yang minim walaupun berada di kawasan yang sama, mungkin cerita ini sesuai untuk menghapus sedikit kebaperan karena keadaan. Selamat membaca...