L"

1.6K 209 72
                                    

Assalamualaikum Wr Wb. Teman-teman...

Setelah 4 bulan hibernasi, akhirnya bisa muncul juga...

Terima kasih yang masih mau baca dan apresiasi kelanjutan cerita ini...

Happy Reading, Hop u like:)

-

-

-

Ify melirik Rio yang berlalu menuju ruang tengah tanpa menggandengnya. Suara riuh terdengar ketika ia menyusul suaminya yang tengah menyalami pasangan paruh baya. Informasi mengatakan bahwa orang tua Sivia akan makan malam di sini. Sepasang mata Ify menyipit memandang wanita yang terlihat selevel dengan Manda, mulai dari tatanan busana, rambut, sertan aksen bicaranya. Ia berusaha mengingat orang tua Sivia di acara pernikahannya sampai satu informasi terdengar.

"Maaf ya... Tante gak bisa datang ke resepsi pernikahan kamu. Semoga Rio selalu bahagia, selalu sehat, cepat punya anak," selanjutnya Ify tak mendengar terusannya karena begitu ia bertemu tatap dengan Manda, mertuanya itu bergerak cepat menghampirinya dengan wajah khawatirnya.

"Tadi kamu ke mana, Dek? Kakak sampe telfon Mama karena kamu gak datang-datang." katanya, membuat Ify menahan diri untuk tidak mengangkat sebelah alisnya.

Ia berpikir keras dan cepat menganalisa kalimat-kalimat Manda dan kejadian di kantor tadi. Helaan napas menggiring jawabannya, "Ify bantu Mama kan."

Sepasang mata Manda membulat lalu gelengan kuat membumbuhi kalimat konfrontasi atas jawabannya, "Loh? Kamu kan udah berangkat dari pagi. Kok kamu malah nuduh Mama yang bikin kamu terlambat nemuin Kakak?"

"Maaf Ma... Ify nggak nuduh. Cuma Ify tadi beneran bantuin Mama sampai dhuhur. Apa Mama gak merasa kalau Ify ada terus sama Mama dari pagi?" belanya dengan kedua tangan mengepal menahan sedih, kesal, dan marah pada topik yang membuat dirinya dan Rio bersitegang sejak siang tadi.

Manda terlihat gelisah ketika membalas, "Mama gak ngerti maksud kamu, Dek."

Ify berniat menyahuti kembali ketika mendengar suara dehaman keras dari Rio. Dia benar-benar sudah divonis sebagai pendusta ketika di belakang punggung mertuanya, sang suami menatapnya tajam dan penuh teguran. Di belakang laki-laki itu, Sivia duduk manis memberinya senyuman memuakkan, sementara pasangan yang baru ia temui hari ini melempar tatapan bertanya. Tak ada pilihan lain, setengah membungkuk dan menyalami punggung tangan Manda, ia meminta maaf dengan lirih. Ia juga pasrah ketika Rio merangkul dan meremas bahunya sebagai pembuka untuk hukuman yang lain. Ify juga hampir tersandung kakinya sendiri saat harus menyesesuaikan langkah panjang nan cepat Rio menuju lift. Ia menggerakkan bahunya meminta Rio melepas cengkramannya yang malah semakin mengerat. Menahan isakan, ia menegakkan punggung menunjukkan dia akan terus baik-baik saja meski tulang selangkanya terasa akan remuk jika Rio tak segera melepas tangannya.

Setibanya di kamar, Rio melepas cengkramannya dan berlalu menuju kamar mandi. Hanya butuh hitungan detik, laki-laki itu kembali keluar dan berdecak. Tanpa suara, Ify berjalan melewati tubuh Rio yang setengah menghalangi pintu setelah sebelumnya mengambil handuk dan baju mandi pria itu. Tak sampai 5 menit, ia selesai menyiapkan kebutuhan mandi suaminya. Tanpa mengucap apapun, Rio berlalu. Ia menghela napas panjang. Lantas mengambil baju kerja Rio yang dilepas dan lempar sembarangan oleh pemiliknya, menyisakan celana boxer dan dalamannya untuk dimasukkan ke dalam keranjang di kamar mandi. Seperti kebanyakan kamar mandi artis kaya raya yang sering dipamerkan di YouTube, kamar mandi di kamar ini pun tak kalah luas, dan terhubung langsung dengan walk-in closet sisi kanannya. Luasnya itu bisa menampung ranjang king size lengkap dengan televisi dan meja bacanya.

ALWAYS BE MY PARTNER (HOPE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang