Part 8

1.4K 25 1
                                    

Author pov

Disaat Dea yang sedang marah dengan Mila karena saling bertatap tatapan dengan Keni ternyata ada seseorang yang mengikuti.

"Eh lu? Maaf mil gue gk maksut kok" Ujar Dea merasa bersalah kepada Mila.

Ya, yang mengikutinya adalah Mila.

"Gue minta penjelasan lo besok" Ujar Mila.

Mila pov

Sesampainya dirumah aku langsung naik ke lantai 2 untuk ke kamarku dan mengganti bajuku dan makan di bawah.

"Mila tadi gimana sekolahnya?" Tanya mama ku.

"Ya gitu ma, aku ikut senam kelenturan nih ma, tapi sepatu aku yang biasanya udah nggak cukup. Mama beliin ya" Pintaku memelas.

"Iyadeh" Jawab Mama.

"Lah dek, lu cuman ikut 1? Bukannya disekolah minimal ikut 2 ya?" Tanya kakak ku satu satunya namanya Aldeo panggil aja kak Al.

"Iya, gue sama ikut jadi pengurus ekstra basket gitu deh kak" Jawabku.

"Wah basket, ekstranya papa dulu itu. Papa dukung kok, iya kan ma?" Tanya papaku pada mama.

"Gapapa sih lagian kan pengurus, apa salahnya" Ujar mamaku.

Setelah makan aku pun ke masuk kamar.

Aku membuka handphone ku dan

Remyoarco : add back woy

Mila : ini siapa?

Remyoarco : Jeremy, yang tadi

Remyoarco : lo lupa?

Mila : enggak kok

Remyoarco : cepetan add backnya

Mila : udah

Mila : dapet nomer WA gue dari mana?

Remyoarco : dari mana aja bisa kalo ganteng :v

Mila : apa dah lu

Remyoarco : denger denger lu jadi pengurus basket angkatan kita ya?

Mila : kata siapa lu?

Remyoarco : dari kakak kelas.

Remyoarco : gue pergi dulu, kalo mau chat nanti aja.

Gue gak bales lagi dan rasanya kecewa waktu dia pergi.

Gue kenapa ini? Gue suka sama dia? Nggak lah

"Adekk dicari sapa noh didepan? Dea sama cowok" Ujar kakak ku mengetok pintu.

"Cowok?" Tanyaku sambil sesudahnya membuka pintu.

"Pacar lu yak? Hayoo gue bilangin mama lho, atau lu bayarin gue biar gk ketauhan mama" Ancam kakak ku yang paling tengil ini.

"Serah elu, lagian gue gak punya pacar, kalo lu bilangin juga gak masalah. Nanti gue bilangin ke Keni jangan mau main ps lagi sama kakak gue, mau lo?" Ancamku balik kepada kakakku yang rese nya minta ampun.

"Nggak" Ucapnya memelas.

Kakakku yang satu ini tidak akan betah jika sehari tanpa ps, dan patnernya adalah Keni. Tetangga + sahabat gue.

"Yaudah gue kebawah dulu" Ujarku lalu pergi kebawah.

"Rese lu" Teriaknya dari atas.

***
Skip

Sesampainya dibawah aku melihat Alex dan Dea.

"Ada apa?" Tanyaku kepada mereka berdua.

"Gapa..."

"assalamualaikum " teriak seseorang dari depan pintu dan langsung masuk.

Tetapi dia berhenti saat melewati kami.

"Eh kalian berdua, ngapain kesini?" Tanya seseorang itu yang ternyata Keni dan langsung duduk di sofa rumahku.

Keni sudah menganggap rumahku rumahnya juga, mama menyuruhnya begitu agar tak sungkan jika bermain.

"Sopanan dikit napa lu, main ke rumah orang juga pakek celana pendek sama kaos lagi" Marah Dea yang melihat Keni tidak sopan.

"Biarin wlee" Ujarnya lalu menjulurkan lidah.

"Rese lu" Jawab Dea.

"Rese rese kan ganteng kan yee" Jawabnya dengan wajah tengilnya. Walaupun tengil gamteng sih.

"Selalu ribut deh, to the point aja kita mau cari peralatan mos nih, ikut nggak?" Tanya Alex yang dari tadi diam.

"Peralatan mos? Emang udah ada pengumuman?" Tanyaku.

"Udah, baca line dong makanya" suruh Dea.

"Yaudah ayo" jawab Keni.

Kita semua melihat keni yang sudah beranjak.

"Kenapa? ayo!" Serunya yakin.

"Lu yakin mau pakek baju kayak gitu?" Tanyaku sedikit terkekeh.

"Oiya ya, yaudah gue ganti dulu" Ujarnya lalu pergi berlari kerumahnya yang berada di samping rumahku.

"Dia sering kesini?" Tanya Dea.

Aku pun hanya melirik dan tersenyum.

"Apa sih lu" Ujar Dea malu malu.

"Biasa aja kali sama gue, gue peka kali" Ujar Alex sambil tertawa.

"Hufft" dengus Dea
.
.
.
.
.
.
.
Lanjut nanti

Jatuh cinta diam diamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang