Keni pov
Sebenernya gue kecewa waktu tau ternyata dia Mila. Mila yang ngilang gitu aja.
"kenapa lo kayak gini sih?" Tanyaku.
"Gini apa sih? Mila siapa?" Tanyanya.
"Mil lu bodo ya? Gelang kaki lu" Ujarku sambil menunjuk gelang kaki pemberian mamaku 4 tahun yang lalu.
"Ha? emang gelang kaki ini cuman ada 1 di dunia?" tanyanya menyela.
"Mil, mama gue pesenin khusus buat lo, dan itu ada ukiran nama Mila, lu kira gue bisa ketipu gitu?" Tanyaku seperti menyentak.
"Oke, Ken"
"Apa?" Bentakku.
"Gue minta maaf, tapi gue punya alasan buat ini semua, gue mohon jangan kasih tau Dea" Ujarnya memohon.
"Oke fine, tapi jelasin kenapa lo ngilang gitu aja" Kataku.
"Iya" Ujarnya lalu duduk.
"Jadii sepulangnya gue dari Surabaya, gue emang bener ke Singapura buat nyusul tante gue yang sakit sama anaknya" Ujarnya lalau menghela nafas.
"Terus?" Tanyaku lagi.
"Ya tante gue pindah pengobatan ke Bandung, biar 1 rumah sakit sama nenek gue, jadi mama gue juga ikut ke Bandung buat jagain mereka, tapi kalo sepupu gue diambil ayahnya buat tinggal di Belanda" Jelasnya.
"Terus lo gabakal balik ke Jakarta gitu?" Tanyaku.
"Mungkin enggak" Ujarnya sambil terkekeh.
"Hmm" Ujarku sambil menunduk.
"Setiap 3 bulan sekali kita bisa ketemu kok" Katanya sambil mengelus pundakku.
"Iya" Ujarku lalu menyenderkan kepalaku ke pundak Mila.
"Ehm Ken"
"Mil bentar elah" Kataku cepat.
"Bukan begitu" Katanya.
"Alah lu mah alasan" Kataku.
"Ini kaki gue lu dudukin, lu diri dulu deh" Katanya.
Lah iya gue baru sadar.
"Kita sampeeee" Teriak Dion.
"Mana belanjaannya?" Tanya Mila sambil menuju ke Dion.
Namun Dion langsung melepas kemejanya dan memeluk Mila, dan Mila tidak protes
Kaya ada pisau yang nancep di hati deh.
"Dah" Ujar Dion yang ternyata hanya menutupi paha Mila dengan kemeja yang dipakainya.
"Ini bukan tempat buat bermesraan" Sindir Alex.
Mila hanya terlihat tersenyum.
"Ken lu kenapa? lu sakit? kok pucet?" Tanya Dea yang langsung membuat Mila menengok ke arahku.
Cuman nengok kok, nggak lebih.
"Gue bukan sakit, gue cuman nggak bisa nerima kenyataan doang kok, coba kalo lo ngerti Ela itu sebenernya Mila"
"Nggak papa kok" Ujarku sambil tersenyum.
Percayalah, ini pertama kalinya sejak 2 tahun yang lalu aku tersenyum dengan tulus.
"Kok lo tiba tiba alus sih Ken?" Tanya Alex heran.
"Lo tau penyebabnya lah" Kataku sambil melirik ke Mila, yang membuat Alex langsung menutup mulutnya.
"Haa? lu ud...." Ujar Alex belum selesai namun langsung kubekap mulutnya
"Yang masak gih" Ujar Dion sambil duduk.
"Nggak bisa" Jawab Mila lalu menuju ke Dion dan membisikan sesuatu.
"Haa demi apa kamu?" Kaget Dion..
"Iya" Jawab Mila sambil tersenyum.
"Kalian ngomongin apa sih?" Tanya Dea bingung.
"Kaga tau gue, yuk masak de" Ajak Alex lalu menuju dapur bersama Dea.
"Ikut yok yang" Ajak Dion lalu menarik tangan Mila menuju kedapur.
"Jadi gue sendirian nih?" Ujarku sambil menunduk memikirkan hal hal yang tidak pernah kubayangkan.
"Mila ternyata Ela, Ela bener bener beda sama Mila, dan gimana bisa?" Kataku dalam hati.
#dah ya cukup segini, yang nulis lama lama males, masa yang baca lebih dari 50 tapi gaada yang ngevote sama sekali.
kalo chapter ini gadapet lebih dari 5 vote ceritanya bakal stop sampe disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh cinta diam diam
Random"Jatuh cinta diam diam itu terkadang menyakitkan namun kadang membuatku tersenyum sendiri" #434 dalam random 06/11/17 #379 dalam random 10/12/17