Part 12

1K 17 0
                                    

Author pov

Sesampainya Mila dirumah Dea. Mila pun segera mengetuk pintu.

"Permisi" Ucap Mila saat ada yang membuka kan pintu.

"Temennya Dea ya?" Tanya laki laki itu, Mila tak tau dia siapa. Tapi suaranya terdengar akrab.

"Eh iya, Deanya ada?" Tanyaku ragu ragu.

"Yaudah yuk masuk dulu nanti kakak panggilin Dea nya" Ujar kakak laki laki itu ramah. Dia siapa pum Mila tak tau. Namun suaranya benar benar terdengar akrab di telinga Mila.

"Mila, sini langsung ke kamar gue" Ucap Dea kepada Mila saat Mila hendak menjawab kakak laki laki itu.

Mila pov

"De itu tadi siapa?" Tanyaku pada Dea.

Aku benar benar penasaran.

"Hah? Lo pura pura gak tau atau gimana sih Mil?" Tanya Dea.

Aku benar benar heran. Siapa dia?

"Gue beneran gak tau De" ucapku.

"Lu inget cowok yang waktu kecilnya sekomplek sama lu waktu lu masih tinggal didaerah sini dan selalu ngelindungin lu waktu lu dijailin kak Al?" Tanya Dea, aku bingung. Aku tidak ingat apapun.

"Hah? Gue pernah tinggal di daerah sini? Gak pernah deh" Ujarku bingung. Jujur aku benar benar bingung.

Ada apa ini?

Aku hanya melihat Dea menunduk seperti berfikir.

Dea pov

"Hell, gue lupa kalo Mila sempet kehilangan setengah memory nya" ujarku dalam hati

Ya Mila pernah kehilagan setengah memorynya waktu dia jatuh dari ayunan dan tidak sengaja terbentur bangku kayu yang ada didepannya.

Dia sempat koma selama 3 minggu.

Harapan hampir pudar karena saat itu dia baru berumur 4 tahun.

Aku tidak menyangka jika ingatannya belum pulih hingga saat ini.

"Enggak kok Mil" lanjutku.

"Oh iya de, lu jangan deketin Keni"

Suwer gue kaget.

"Kenapa?" Tanyaku bingung.

"Dia lagi deket sama cewek, gue gak mau lu sakit hati" Ujar Mila merasa bersalah.

"Oke deh gue nyerah buat dia, ini flashdisknya" Ujarku sedihsambil memberikan flashdisk itu ke Mila.

Setelah itu Mila segera keluar dari kamarku.

Mila pov.

Gue ngerasa bersalah gue udah bilang gitu.

Aku pun memutuskan untuk pulang.

Saat mau keluar dari rumah Dea.

"Kinci" Ujar seseorang.

"Hhaha kinci, sini sini"

"Iya pow aku kesana ya beliin eskrim tapi"

2 percakapan anak kecil itu terdengar.

"Hah kinci?" Tanyaku kepadanya.

"Gausah dipikir gue iseng" jawabnya.

Kakak laki laki itu lagi? Sebenarnya siapa dia?

Aku berfikir.

"Eh iya gue vero, kelas 9" ujarnya sambil mengulurkan tangan.

Aku pun membalas uluran tangannya.

Hangat.

"Kinci ujan kesana" ujar seseorang.

"Iya deh" seseorang menggandeng tanganku.

Ingatan apa itu? Kapan itu terjadi? Mengapa rasa hangatnya pernah kurasakan.

"Mila kak" ucapku memperkenalkan diri dngan cepat dan melepaskan uluran tangannya.

Sesampainya dirumah aku disambut mama.

"Mila gak capek ya dari tadi keluar terus?" Tanya mamaku.

"Iya capek ma tapi gimana lagi namanya juga tugas" Ujarku.

"Yaudah aku keatas dulu ya ma" Ujarku lalu keatas.

Diatas aku melihat kakak ku yang sedang menonton tv.

"Kak" panggilku lalu duduk disampingnya.

"Iya apa?" Tanya kakak ku

"Itu" ujarku.
.
.
.
.
Next? Nanti dulu.

Jatuh cinta diam diamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang