Part 43

570 11 0
                                    

Keni pov

Waktu kemarin Mila telfon, dia bilang bakal pindah ke singapore, dan itu ngebuat gue sedih.

"Ken?" panggil seseorang

saat aku melihat ternyata adalah Alex.

"Kenapa lex?"

"Mila pindah beneran ya?"

"Gue juga gatau," Alex juga terlihat kecewa saat aku mengatakan itu.

"Yah kita jadi gak ada yang ngegangguin dong" Perkataan Alex itu semakin membuatku flashback ke masa dia belum jadi seorang Mila yang dingin dan kadang suka membully orang.

"Dia itu kejam tapi kita sayang, dia itu es tapi tetep cair kalo sama kita. Dia berubah gitu aja ya? Mila yang pertama gue kenal itu, Mila yang pemalu, dan ngebiarin orang orang ngebully dia. Dan ada hari dimana dia jadi dingin, dan bener bener berani nggak kayak biasanya, dan asal lo tau gue nggak pernah punya sahabat cewek selain Mila" Lanjut Alex.

"Yaudah kita mah nerima aja," Ujarku.

2 Tahun kemudian..

Gue jadi berandalan sejak Mila gak ada, pulang malam dengan alasan ke masjid padahal nongkrong dan cuman ngabisin duit.

1000% gue berubah, bahkan Emak yang sayang sama gue jadi bener bener gak suka sama gue, alasannya? Ya karena gue berubah gitu aja. Dan gue jadi lebih parah lagi waktu tau rumah keluarga Mila dijual.

Dan malam ini gue bener bener sedih karena udah 2 kali ini gue ulang tahun tanpa Mila. dan saat ini gue lebih memilih duduk di gasebo rumah gue yang jelas sepi karena gue sendirian sampe ada seseorang yang nyapa.

"Hai Keni"

"Lu ngapain sih kesini De?" Ya orang itu Dea, dia jadi pacar gue akhirnya.

Karena cuman dia yang ada, waktu Jeremy pindah ke Bandung beberapa minggu yang lalu dan Alex gamau temenan sama gue karena pergaulan gue yang gak bener.

"Salah ya Ken?" Dea terlihat takut karena gue yang lembut berubah jadi kasar gitu aja.

"Salah besar, sekarang lu pulang, gue mau keluar" Bentakku.

Tak lama dia malah mendekat dan mengatakan.

"Lu udah gila Ken, lu udah buat sahabat gue, MILA. jauh dari gue dan sekarang disaat gue mulai jatuh cinta lagi sama lo kayak waktu dulu, Lo malah kayak gini, Lu gila KEN LO GILA" Teriaknya lalu pergi.

Gue gak ada niat buat nyusul dia karena emosi gue yang lagi gak baik.

Dan tak lama gue menangis merutuki nasib dan tertidur di Gasebo itu.

Jeremy pov

Gue pindah ke Bandung sejak kemarin lusa, tapi gue udah keluar sekolah sejak 2 minggu yang lalu.

Dan ini hari pertama gue masuk sekolah ini, sekolah yang fokus ke akademik dan bukan olahraga lagi kayak sekolah gue dulu.

"Jeremy turun, nanti kamu telat" teriak mama dari bawah.

"Iya ma" Teriakku lalu keluar kamar dan turun kebawah.

"Remy nanti kalo sekolah yang bener ya, dan kamu gaboleg bergaul lagi sama anak gabener kayak temen kamu yang disekolah lama itu" Gue tau yang dimaksut mama itu Keni, emang gue tetep deket sama Keni walaupun dia kayak gitu.

"Ma Remy berangkat" Ujarku lalu menaiki mobil yang sudah disiapkan oleh supir pribadiku.

"Jeremy gimana rasanya sekolah baru?" Tanyanya.

"Ya gitu deh kak, agak malu cuman ya santai aja lah" Ujarku lalu mrmbaca buku pelajaran yang nanti kupelajari disekolah.

"udah sampe" Ujar supirku lalu aku segera berterima kasih dan keluar.

Saat akan memasuku gerbang aku melihat seseorang yang tidak asing bagiku, tapi aku tidak yakin dengan itu.

Dan gue mutusin buat ke ruang guru buat tanya kelas.

"permisi" ujarku sambil memasuki ruang guru.

"Lohh ini Jeremy ya? murid baru itu, ada yang perlu dibantu?" Tanya guru itu heboh.

"Ehm bu saya mau tanya kelas" Ujarku agak malu malu.

"sebentah...ehhh ehhh nak rina sini" panggil guru ber name tag yasmin itu, dan tak lama seorang gadis berambut pirang datang sambil membenarkan kaca matanya.

"Ini anak baru, namanya Jeremy, tolong antarkan ke kelas ya, kalian satu kelas dan dia nanti biar duduk sama Ela, bangku Ela kan kosong" Ujar Bu Yasmin.

Gadis itu hanya mengangguk sambil membenarkan kaca matanya yang bisa dibilang seperti kaca mata yang hits?.

"Ayok ikut gue" ajaknya lalu pergi, aku hanya mengekorinya.

"Jeremy kan nama lo? nama gue Klarina gue emang anak gaul dan hits disekolah ini, gaya kayak gini emang udah biasa buat gue, jangan kaget aja" Ujarnya.

"Tapi kok lo gak dimarahin guru?" Tanyaku penasaran.

"Gue selalu masuk 5 besar ranking paralel, guru guru gak masalah aja asal gue gak sok sok atau sampe lupa pelajaran gitu" Ujarnya.

"Oh gitu" Ujarku sambil manggut manggut.

"Lo orangnya enak ya, ramah, baik lagi, kita bisa temenan kan?" Tanyaku.

"Bisa, itu kelasnya" lalu aku mengikutinya memasuki kelas yang masih di isi oleh 1 orang.

"Ela ini anak baru, sama bu Yasmin suruh duduk sama Lo" Ujarnya lalu duduk dibelakang gadis bernama Ela yang masih cuek dan menghadap ke bawah hingga aku duduk tepat disebelahnya.

Karena masih sepi, dan suasananya gak enak gue ngeberaniin diri buat kenalan.

"Hai, gue Jeremy, nama lo siapa?" Tanyaku, yang membuat dirinya terlihat kaget dan langsung menengok ke arahku.

"MILA?" ujarku kaget.

"Hai remy?" ujarnya sambil tersenyum namun terlihat gugup.

"Lo bukannya di singapore?" tanyaku langsung.

" Gak, gue boong" Ujarnya santai.

"Ela lu jan berisik deh gue mau tidur nih" Marah Rina yang ada dibelakang Mila.

"Kita kekantin aja masih pagi juga. gue belum makan, nanti gue ceritain semua" Setelah itu dia langsung menarikku keluar meninggalkan Rina yang sedang tertidur sendirian.

Ini hati gue kenapa deg deg an ya tangan gue dia pegang?

Gue emang pernah suka sama dia, tapi gue gak pernah berani ngomong, entah kenapa?

Sesampainya dikantin....

Jatuh cinta diam diamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang