Part 32

724 12 0
                                    

Mila pov

Tak terasa sudah 3 bulan aku bersekolah di sekolah ini, bahkan sudah banyak kompetisi gymnastic yang kuikuti dan kumenangkan. Namun keadaan sudah tidak seperti dulu.

Keni? Aku benar benar jarang bertemu dengannya, bicara pun hanya seperlunya. Alex juga begitu namun aku tidak tau kenapa.

Jeremy? Aku dan dia hanya sekedar tau nama, aku memang 1 ekstra dengannya tetapi ya tidak pernah berbicara panjang lebar. Namun aku tetap suka padanya.

Dea? Aku pikir hanya dia teman satu satuku namun aku dan dia pun sudah tidak pernah tertawa lepas seperti dulu tertawa pun kadang hanya tertawa miris.

Contohnya seperti siang ini disekolah.

"Mil" panggilnya.

"Hmm?" Jawabku sambil menengok ke Dea yang ada di sampingku.

"Pernah nggak sih lu mikir kita bakal kayak gini?" Tanyanya sambil melepas kedua earphone nya.

"Maksut lo?" Tanyaku bingung sambil membenarkan posisi dudukku.

"Kita seterkenal ini, sekarang siapa coba anak sekolah ini yang nggak kenal kita?" Tanyanya lagi.

"Kok lo bisa ngomong gitu" ucapku heran, tidak biasanya.

"Kita di SD dulu itu cuman bahan bullyan dan sekarang?" Ucapnya sambil tersenyum kecut.

"Maksutmu sekarang satupun tak ada yang berani mrmbully kita?" Tanyaku lagi.

"Hmm, tapi aku rindu masa yang dulu" Ucapnya sambil tertawa namun terdengar begitu menyedihkan.

"Bisa nggak berhenti ngomongin itu?" Ujarku kesal.

"Yang dulu biar yang dulu, yang sekarang ya sekarang" sentakku, sudah biasa aku seperti ini.

"Maksutmu melupakan Keni dan Alex?" Tanyanya lagi.

"Aku pikir hanya Keni tidak untuk Alex, bahkan kita belum tau apa penyebabnya dia seperti itu" Ujarku.

"Alex mulai berbicara lagi denganku, akhir akhir ini" Lanjutku.

"Keni? gue pikir ide bagus" Ucapnya, namun tiba tiba.

"Eh maaf ganggu tapi kalian berdua dipanggil kak Oliv di Lapangan indoor"

Degh...

Keni yang berbicara.

"Lo denger?" Selidik Dea.

"He? Ehh eh... eng..enggak kok" Ucapnya gugup sambil meghadap kebawah.

Aku menengok ke Dea dan mengisyaratkan lebih baik langsung pergi.

Aku dan Dea pun langsung pergi, aku lihat dia langsung duduk sepeninggalanku dengan Dea.

Aku pun segera menuju ke lapangan indoor.

"Ada apa kak?" Tanya Dea to the point.

"Kalian berdua ada event festival kan di Bali minggu depan?" Tanya Kak Oliv.

"Iya kak, ada apa?" Tanyaku lagi.

"Festival kalian hari sabtu kan?" Tanya Kak Oliv lagi.

"Iya kak, Basket minggunya ada lomba kan di Surabaya?" Tebakku.

"Iya, kalian bisa datang?" Tanya kak Oliv ragu ragu.

"Kita dateng kok, Sabtu malem kita langsung ke Surabaya" Ucap Dea menjelaskan.

"Festival kalian gimana?" Tanya Kak Oliv.

"Kita sama rombongan berangkat dari bandara kan jumat siang disana nanti malemnya pesta malam gitu terus paginya kita tampil seharusnya sore kayak ada jalan jalan dari rombongan sekolah sih tapi kita udah ijin jadi sorenya kita langsung ke bandara" Ucap Dea.

Aku hanya mengiyakan.

"Kalian bawa kan daftar anak anak yang ikut lomba?" Tanya Kak Oliv sudah mulai tenang.

"Bawa kak" Ujarku.

"Yaudah nanti sore kan ada kumpulan, kalian kasih tau 8 anak itu" Ucap kak Oliv.

"Oke kak" Jawab Dea sambil mengacungkan jempol.

"Kak tapi bisa kan kakak nyusul aku sama Dea di juanda?" Tanyaku meyakinkan.

"Bisa lah, nanti kalian sms aja kalo udah sampai " Ucap kak Oliv mantab.

"Yaudah kak kita mau ke kelas dulu deh" Izinku lalu pergi bersama Dea.

Diperjalanan aku melihat Keni namun sudah tidak bersama Gloria lagi tetapi bersama Devina dia teman sekelasku.

"De liat?" Tanyaku ke Dea.

"Biasa itu" Ujarnya.

"Sabar ajalah gue latihan dulu" setelah itu aku langsung berjalan meninggalkan Dea menuju ruang latihanku.

"Hai kak" sapaku. Ya memang yang kelas 7 hanya aku yang kelas 8 ada 2 bisa dibilang kakak kelas banyak yang iri padaku, namun bagaimana lagi kemampuanku melebihi mereka jika kata pelatihku disekolah.

"Dek gimana kakinya? Udah nggak papa?" Tanya salah satu seniorku.

"Udah nggak papa kok kak" Jawabku sambil tersenyum.

Aku pun segera melakukan pemanasan dan berlatih.

Disisi lain.

Dea pov

Aku segera memasuki ruang latihan dan duduk di tempat istirahat yang tersedia.

"Keni sama Devina? Ketawa cukup" Batinku sambil tersenyum miris.

"Dek" panggil seseorang yang membuatku kaget.

"Eh iya kak" Jawabku agak kaget.

"Kamu ikut tim nya Senior soalnya yang junior nggak jadi tampil terus yang senior disuruh nambah 2 orang dari junior yaudah kakak pilih kamu sama Devina" Ujarnya.

Devina lagi? Kenapa harus sama dia?

"Ehmm iya kak, berarti yang berangkat cuman 15 orang kak? 5 dari gymnastic sama 10 dari dance?" Tanyaku.

"Iya dek soalnya waktu yang junior seleksi diambil yang bagus dan katanya nggak semua yang bagus cuman kamu sama Alya tapi alya kan kakinya habis kesleo jadi kakak ambil Devina" Jelas seniorku panjang lebar.

"Alya? Dia nggak kesleo kok kak cuman waktu itu kebentur sama kakinya yang satunya tapi dia bilangnya kesleo biar bisa istirahat soalnya waktu itu dia bener bener capek habis latihan drama" Jelasku lagi.

"Yaudah nanti kamu panggil alya aja, untung kakak belum bilang ke Devina" Syukur seniorku sambil tersenyum.

"Yaudah kamu sekarang panggil Alya dulu deh terus langsung latihan" Lanjut seniorku.

Aku pun segera memanggil Alya dan memulai latihan.
.
.
.
.
.
.

Jatuh cinta diam diamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang