Mila POV
Hari ini aku sudah diizinkan pulang, aku kembali kerumahku yang ada di Jakarta, rumah yang menyimpan kenanganku dan kakak yang paling kusayang.
Aku masuk ke kamarnya yang tampak kosong, dan hanya ada sebuah kasur dan lemari.
"Itu bakal mama jadiin kamar Peter sama Wendy, gapapa kan Mil?" Tanya Mama yang tiba tiba datang.
Aku mengangguk.
"Mama tau kamu pasti rindu Aldeo, Mama juga terpukul Mil karena itu, tapi kamu harus bisa tabah kayak mama" Kata Mama lalu memelukku, tentu saja aku menangis.
Setelah itu mama meninggalkan sendirian di kamar Aldeo.
"Gua ngga nyangka kak lo ninggalin gua secepet ini, lo yang ngertiin gua, lo yang bisa jaga semua curahan hati gua, tapi lo ninggalin gua secepet itu" Aku menggumam dengan air mata yang kembali turun.
Aku benar benar merasa sangat kehilangan.
Semua yang dilakukannya kepadaku membuatku akan selalu mengingatnya.
Flashback on
Seorang anak perempun menangis karena boneka miliknya jatuh kekubangan air.
Lalu Keni datang untuk menghentikan tangisan perempuan itu.
Namun usaha Keni tidak berhasil.
Hingga Aldeo datang dan membuat anak perempuan itu berhenti menenangis.
Jika kalian bertanya siapa anak perempuan itu, tentu saja itu aku.
Flashback Off
Aku masih termenung memikirkan semua kenanganku dan kakakku.
Setelah lelah akhirnya aku memutuskan menuju ke kamar, tak sengaja aku melihat handphone baru milikku.
Disana tertera nama Jeremy.
"Hallo?" Ucapku ketika mengangkat telefon itu.
"Gua mau kerumah lo, mau nitip apa?" Tanyanya dari seberang sana.
"Lo mau kesini?" Tanyaku, tapi jujur aku bahagia.
"Iya, mau nitip apa?" Tanyanya.
"Eskrim aja" Jawabku sambil tersenyum.
"Oke" Jawabnya lalu menutup telfon.
"Lo mau sampe kapan Mil?" Tanya seseorang tiba tiba.
"Keni?" Ujarku kaget.
"Lo mau sampe kapan suka sama dia tapi diem diem" Ujar Keni.
"Gua masih gangerti perasaan gua Ken, maksutnya gua baru sadar dan gua gangerti apa gua masih suka sama dia?" Kataku bingung.
Keni lalu tersenyum.
"Lo masih suka sama dia Mil" Ujarnya masih dengan senyuman.
"Mungkin" Jawabku pelan.
Tiba tiba...
"Haiii" teriak perempuan dari depan kamarku.
"Dea nganggetin woy" Teriak Keni.
"Santai bosscu" Ujar Dea sambil menuju kearah kami berdua.
Hubungan Dea dan Keni sudah membaik, mereka berpacaran dengan hubungan yang baik. itu maksutku.
"Kalian bisa ya pacaran tapi berantem mulu" Kataku heran.
"Kan kita pacarannya anti mainstream Mil" Ujar Keni sambil mengapit Dea.
"Ketek lo bau najis anjir" Protes Dea.
Kami pun tertawa bersama.
Jujur sebenarnya aku ingin bertanya dimana Alex? jika aku tau dimana Alex aku bisa bertanya kepada Alex, bagaimana kabar Dion saat ini.
Tapi aku tidak ingin merusak momen bahagia ini sekarang.
Setelah itu aku, Dea dan Keni duduk di ruang TV sambil bergurau, hingga seseorang datang
Jeremy.
Aku memikirkan perasaanku kepadanya lagi.
Apakah aku masih menyukainya?
Atau bahkan Mencintainya?
Atau yang lebih parah, aku hanya mengaguminya?
Setelah menatapnya dan memikirkan semua itu.
Aku menemukan sebuah jawaban.
Aku masih mencintainya, namun tentu saja aku masih mencintainya dalam diam.
Entah sampai kapan aku akan menyimpan perasaan ini.
Mungkin ketika aku sudah lelah dan memandang laki laki lain suatu saat nanti :)
Jatuhcintadiamdiam
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh cinta diam diam
Rastgele"Jatuh cinta diam diam itu terkadang menyakitkan namun kadang membuatku tersenyum sendiri" #434 dalam random 06/11/17 #379 dalam random 10/12/17