Part 24

742 12 0
                                    

Dea pov

Dag dig dug dag dig dug

Gue nggak fokus selama pelajaran, Keni juga bikin hati gue dag dig dug gini juga.

"Gue ijin ke km ya" Ujarku ke teman sebangku ku, karena kakak seniornya lagi keluar kelas semua.

"Ikut gue" ujarnya.

"Kagak" Jawabku cepat lalu keluar.

Aku segera berjalan keluar, disana aku melihat Aldeo lewat.

"Eh kak" Panggilku, kenapa kak? Karena disini banyak anak lewat.

"Apa" Jawabnya agak formal, jaga image dia.

"Ini lagi freeclass ya?" Tanyaku sok formal juga.

"iya" Ujarnya sambil membenarkan tumpukan kerras yang dibawanya.

"Lu bantuin gue sini"Bisiknya kepadaku.

"KAGAK" bisikku balik sambil menekan kata itu lalu berlari.

Aku berlari menuju ke lapangan basket indoor yang ada di belakang kelasku.

Namun saat aku masuk terlihat sangat ramai, oh iya gue lupa hari ini ada sparing.

Aku pun memtuskan ke rooftop.

"Angin angin berhembus angin" Ujarku sambil berputar putar.

Biasalah, gila disaat gaada orang.

Aku melihat handphoneku lagi.

Keni : lu dimana?
Keni : Dea?

"Omaygat gue mimpi apa dia nyariin gueee gila gue ydah ah gk waras gue" Teriakku, masa bodo gak bakal ada yang denger karena di rooftop hanya ada aku dan satu bangku, dari lantai 3 pun juga tidak akan ada yang denger kan lagi gak ada ekstra.

Jadi lantai 3 digedung 2 itu buat ruangan kumpul anak anak ekstra sama ada asrama buat penjaga sekolah. Cuman sekarang lagi sepi (gaada orang sama sekali)

Keni : lu dimana?
Keni : Dea?
Dea : kepo lu.

Aku jawab sambil senyum senyum.

"Mimpi ini mimpi" Teriakku lagi.

"Oh may gat ini mimpi kan"

"Gue dicariin gilaaa"

Teriakku. Namun......

"Iye gue cariin lu, bahagia banget dicariin orang ganteng" Ujar .....

KENI.

"Eeehhh Kennn...ni" Ujarku gagap kek aziz gagap.

"Lu sukk..."

"Nggak" Tampisku cepat.

"Gue belum selesai ngomong" Ujarnya mulai mendekat.

"Jangan deket deket" Ujarku malu namun berusaha menutupinya.

"Lu suka banget ya disini?" Tanyanya.

"Iye kenapa?" Jawabku lalu duduk di bangku yang ada.

"Mmm" balasnya lalu duduk disebelahku.

Deg dredeg deg deg..

"Mampus hati gue dangdutan" Ujarku dalam hati.

"Lu ko..kok tau gue disini?" Tanyaku membuka omongan.

"Oh gue tadi ke ruang musik buat main gitar, abis bosen. Terus gue denger ada orang yang naik tangga gue kira siapa, ternyata elu" Ujarnya.

"Emang kedengeran ya?" Tanyaku.

"Dengerlah, ruang musik dideket tangga kali" Ujarnya.

Malu malu malu tapi mau juga.

Tiba tiba hujan turun.

"Balik yuk" Ujarnya sambil berjalan ke pintu.

"Iya" aku mengikutinya namun sepertinya aku terlalu gugup hingga jalanku melambat.

Saat aku berjalan kelantai 3.

Gelap.

Aku takut gelap.

Tiba tiba lampu yang menyala mati, ini benar benar gelap dan sepi.

Aku benar benar takut.

Saat aku mulai berjalan aku melihat ada petir menyambar.

Aku pun segera menekuk lutut dan menutup mata dan telinga.

Aku menangis.

Cengeng? Iya memang.

Aku tak tau sudah berapa lama aku menangis.

Aku menangis sambil memanggil manggil Keni karena aku tadi bersamanya.

Tiba tiba ada yang menyentuh tanganku yang ku gunakan tuk menutup telinga.

Aku menghadap keatas dengan takut takut dan itu adalah .........

Jatuh cinta diam diamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang