Dea pov
Pulang sekolah aku bergegas menemui Mila, kalian pasti tau kan? ada kumpulan basket.
"De" panggil Mila saat aku mendekatinya.
"Yuk" Ujarku lalu pergi sambil membawa beberapa kertas.
"Dea lu udah liat siapa aja yang ketrima?" Tanya Mila curiga namun dengan nada yang cuek.
"Belum sempet" Jawabku sambil menggeleng.
Setelah itu aku dan Mila diam.
Sesampainya di lapangan indoor.
"Kak oliv" panggil Mila sambil tersenyum.
"Udah kumpul semua kak?" Tanyaku melanjutkan.
"Udah, kalian umumin 8 anak yang ikut gih cepetan" Ujar Kak Oliv.
"Siap kak" Jawabku dan Mila bersamaan.
Aku dan Mila pun segera menuju ke anak anak basket yang sudah menunggu hasil.
Mila pun mengumumkan para pemain nya. Dan asal kalian semua tau Jeremy, Keni dan Alex ikut.
Aku benar benar terkejut, setelah itu anak anak yang tidak ikut masuk langsung pergi dan Mila segera menuju ke Kak Oliv sedangkan aku membagikan kertas formulir ke mereka.
"De kalo udah ikut gue" Ujar Mila jutek. Apa kalian tau mengapa dia berubah seperti itu?
Flashback on
Mila pov"Kak kok Mila yang ikut?" Tanya banyak anak yang tak setuju.
"Kak Vita itu lebih pantes" protes seorang anak buah Vita.
"Dia memiliki kemampuan yang lebih, lalu?" Ucap seniorku lalu pergi.
Sekarang aku hanya bersama dengan Vita dan 3 anak buahnya.
Jujur aku benci ini, aku tak suka adu mulut, aku lemah dalam hal itu. Banyak orang yang bilang aku terlalu lembut.
"Eh lo" panggil Vita.
Aku pun segera menengok.
"Iya apa?" Tanyaku biasa saja.
"Mau lo apa sih? Most wanted kenak ke elu, rumor soal Jeremy juga elu, deket sama ketos juga elo, enak banget hidup lo, ngalah kek sekali kali" Ujarnya sambil mendorongku hingga jatuh, kakiku benar benar sakit karena terkena pinggiran meja yang bisa terbilang lancip.
"Dasar lu cewek kecentilan, munafik" Lanjut Vita sambil menjambak rambutku, rasanya benar benar sakit.
"Lepasin vit" Ucap seseorang yang ternyata Dea.
"Ngurusin banget lu" Ujar salah satu anak buah Vita.
"Kalian semua bisa gue laporin ke ketua gymnastic liat dipojokan, kalian lupa ada cctv?" Tanrang Dea.
Mereka pun segera pergi dengan wajah kesal.
"Mila berdiri" perintah Dea.
"Auw" jeritku saat mencoba berdiri namun jatuh kembali.
"Mila berdiri" sentak Dea.
Aku pun berusaha berdiri dengan bantuan meja, namun kaki ku sakit sehingga membuatku jatuh kembali.
"Mila, lo harus bisa. Lo harus kuat, lo tuh harus tegas dan nggak bisa ngebiarin ini terus kayak gini" Marah Dea.
Aku pun berusaha berdiri dan kali ini aku berhasil.
"Sekarang liat elu di kaca itu! Liat nggak? Lu lemah? Lu coba lawan dia! Lu berubah" Sentak Dea.
Sekarang gue bener bener liat gue, semua rumor yang dikatakan Vita. Itu benar namun rumor itu rumor yang benar benar menjatuhkanku, most wanted? Most wanted untuk di bully.
"Gue janji gue berubah" Tekad ku.
"Sekarang kita ke uks dan besok lo harus laporin mereka" Tegas Dea.
"Hm" Ujarku lalu pergi ke uks bersama Dea.
Disana kakiku dikompres. Ada sedikit otot yang terkilir jadi sulit jika tidak ketukang urut.
Keesokan harinya dipagi hari...
Pukul 04.30
Aku sudah mandi dan sekarang sedang membuka instagram.
Aku melihat tampilan anak anak jaman sekarang yang hits.
Apakah kau tau? Disekolah? Aku menggunakan rok sepanjang lutut dengan kaos kaki yang menutupi seluruh kakiku, rambut dikuncir satu yang membuatku kadang terlihat bulat dan selalu menutup semua kancing jas yang kugunakan ke sekolah, venar benar cupu.
"Haruskah?" Tanyaku pada diriku sendiri.
Aku sekarang berada di depan kaca dan melihat dandananku.
"Rambut?" Aku melepas kunciranku dan menyisir rambutku yang bergelombang.
"Jas?" Aku melepas kancing jas ku dan membiarkan kemeja ku yang ku kenakan terlihat seperti kebanyakan anak.
"Rok?" Aku menggunakan rok yang diberikan sekolah sebelumnya sebatas lutut, namun karena aku dulu tidak suka aku lebih memilih menjahit dengan ukuran yang lebih panjang.
"Kaos kaki dan sepatu?" Aku melihat sepatu hitamku dan kaos kaki panjangku.
Sejujurnya aku memiliki banyak sepatu modis, namun aku tak pernah menggunakannya.
Aku segera memilih sepatu putih dengan heels didalamnya dengan kaos kaki putih yang mungkin tidak terlihat karena sepatuku.
Setelah itu aku segera menuju ke kaca kembali, melihat penampilanku.
"Ini seperti bukan aku" Ujarku sambil tersenyum.
Saat aku turun.
"Dek?" Panggil kakak ku kikuk.
"Hmm?" Tanyaku sambil memakan rotiku.
"Akhirnya dek lo nggak cupu lagi" Syukur kakakku, aku melihatnya bersyukur.
"Gue mau berubah, gue ditindas mulu tau nggak" ceritaku ke kakakku.
"Kok lo nggak pernah cerita?" Tanya kakakku marah.
"Gue takut" Ujarku.
"Lo nggak seharusnya gi-"
"Gue selesai in semuanya nanti, ngerti?" Ujarku lalu meminum susu yang disediakan.
"Yok berangkat" Ujarku.
"Naik mobil ya hari ini, mumpung papa mama kan luar kota jadi sopir free" ide kakakku
Aku pun setuju dan kalian tau sesampainya disekolah.
"Dek sini" kata kakakku sambil merangkulku.
"Kak tangan"
"Udahlah dek"Ujarnya menggoda.
"Sebel gua ah" Ujarku lalu mendahuluinya menuju ke tempat seniorku dan melaporkan apapun yang dilakukan Vita ke padaku.
Sesampainya di ruang seniorku aku segera memanggilnya dan mengajaknya ke tempat berkumpul.
"Gue suka style lo" Ujar seniorku.
"Kak tau nggak kenapa gue berubah?" Tanyaku.
"Kenapa?" Tanyanya penasaran.
Aku pun menunjukan sebuah video dari handphoneku, sebuah rekaman cctv yang dikirimkan Dea kemarin malam.
"Vita?" Tanyanya meyakinkan.
Aku pun segera mengangguk.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh cinta diam diam
Random"Jatuh cinta diam diam itu terkadang menyakitkan namun kadang membuatku tersenyum sendiri" #434 dalam random 06/11/17 #379 dalam random 10/12/17