Part 42

586 10 0
                                    

Jeremy pov

Hari ini gue ke Surabaya buat tanding, dan dianterin sama bidadari cantik alias sahabat rasa pacar gue ini.

"Yaudah gue berangkat dulu ya" pamitku kepadanya.

"Iya" jawabnya.

Tak lama sudah sampai di Surabya, sesampainya disana gue langsung tidur dikasur kamarku. Tapi aku melihat Keni yang sedang bersiap siap entah mau kemana.

"Mau kemana lu ken?" Tanyaku penasaran.

"Jemput pengurus kita, ngapa? mau ikut?" Tanyanya.

"Dea sama Mila?" Tanyaku memastikan.

"Iye, beneran gak mau ikut?" Jawabnya.

"nggak, gue mau telfon yayang bebeb gue dulu"

"Dih alay" sahutnya lalu keluar dari kamar.

Tak lama sahabat rasa pacarku itu menelfon dan akhirnya telfon sampe hampir sore.

Setelah makan malam tadi aku langsung kembali ke hotel untuk tidur, namun tak sengaja aku melihat Mila dengan Kak Aldeo sedang tertawa. Tapi kalo Mila sudah sampai berarti Keni juga sudah.

Tapi saat aku berlari ke kamar hasilnya nihil, Keni tidak ada. Kemana dia? apa Mila dan Keni bertengkar? bukannya aku peduli, tapi entah mengapa aku ingin tau saja urusan mereka.

skip...

Hari sudah pagi dan aku melihat Keni yang baru saja masuk ke kamar.

"Lah baru sampek lu Ken? kemarin malam darimana?" Tanyaku sambil mengucek mata.

"Kagak dari mana mana, gue tadi dari cafe kok, kemarin male gue juga udah tidu kalik, bangun gih siap siap udah mau berangkat" Ujarnya dengan nada yang, hmm.....

Setelah bersiap siap aku menunggu di restaurant hotel untuk sarapan, namun aku melihat Mila, lagi? kenapa dimana mana aku selalu melihatnya? namun kali ini ia terlihat menyedihkan, gue mutusin buat nyamperin deh akhirnya.

"Mil" panggilku sambil duduk didepannya.

"Eh jeremy" sapanya gugup.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Kenapa gimana?" Tanyanya sambil mengerutkan dahinya.

"Lo kenapa? sedih? mau cerita nggak? gue mau dengerin kok" Tawarku.

"Gue mau balik ke Jakarta habis ini" Ujarnya cepat.

"Lu nggak liat pertandingan dong?" Tanyaku heran.

"Hmm. gue gak mau liat" Ujarnya sambil menundukan wajahnya.

"Kenapa?" aku benar benar kaget jikat itu alasannya, namun aku tau pasti ada penyebab lain.

"Keni jadian sama Dea kan?" Tanyanya kepadaku dengan mata sembab, itu membuatku kaget.

"Mil gue mau bilang deh, ehm kakak lo itu jadia sama Dea" Ujarku.

"Gue tau, maka dari itu gue mau pulang abis ini, sama kakak gue juga kok, gue mau ke Jakarta dan langsung ke Singapura" Jelasnya.

"Lu nggak pindah kan?" Tanyaku ragu.

"Nggak" jawabnya singkat lalu berdiri "gue duluan" lanjutnya lalu pergi.

Aku berpikir keras mengapa Dea setega itu.

Memikirkannya membuatku pusing dan lebih baik aku tidak memikirkannya. Hingga tiba ditempat lomba aku diam yang membuat orang disekitarku bingung.

"Jeremyoarco" Panggil Alex yang membuatku kaget.

"Ngagetin elah"

"Lu kenapa sih?" Tanyanya.

"Lex, Keni jadian sama Dea dan Mila sekarang udah balik ke Jakarta, entah kenapa" Ceritaku ke Alex dengan sedikit berbisik.

"Tunggu" ujarnya sambil menelfon seseorang.

"Hallo" sapa orang dari seberang sana.

"Mil lu dimana?" Tanyanya langsung tanpa babibu.

"Bandara? kenapa? bilangin ya gue sama kak Aldeo nggak bisa ndampingin soalnya ada urusan keluarga" Ujarnya.

"Kalo kita udah ketemu gue mau tanya sesuatu ke elu, yaudah gue tutup telfonnya ya" Lalu Alex segera menutup telfonnya.

"Bener kan kata gue?" Tanyaku.

"Iya" Jawab Alex lemas.

"Yaudah sekarang kita fokus pertandingan aja" Lanjutnya lalu aku duduk.

Setelah pertandingan ada pesta malam yang tak kuhadiri, aku tidak sendirian, Keni juga tetap dikamar, dia merasa bersalah setelah kuceritakan semua tentang Mila.

Dan saat ini aku sedang menemaninya untuk berfikir bagaimana caranya minta maaf.

"Jeremy lu percaya kan gue nggal jadian sama Dea? waktu itu tuh gue jawab okedeh maksutnya buat jalan bukan jadian" Ujar Keni menjelaskan.

"Coba sekarang lu telfon" Usulku, entah mengapa sudah tidak ada rasa cemburu lagi sejak sahabat rasa pacarku itu datang.

"Mila lagi otw singapore gua nggak bisa ngehubungin, kayaknya handphonenya dimatiin"

Gue sedih ngeliat sahabat gue kayak gini.

"Kita tunggu aja lah" Ujarku menenangkan.

Setelah itu aku dan Keni bukannya tidur malah nonton Film di laptop gue sampe hampir subuh.

"Jer jam berapa?" Tanyanya.

"Jam 03.21" ujarku.

"Gue telfon deh coba"

"telfon kakaknya aja" saranku.

"Iya deh"

Tuuttt...tuttt...tut...

"Halo" ada suara dari seberang sana, suara cewek tapi bukan suara Mila ataupun mamanya.

"Halo, Kak Al ada?" Tnya Keni kepadanya.

"Kak All ini ada yang nyarii" Teriaknya yang terdengar.

"Bentar ya" Ujarnya lalu tak ada suara apa apa.

"Ada apa Ken?" Tanya Kak Al to the point.

"Bisa ngomong sama Mila nggak?" Tanyaku.

"Entar entar, kalian sebenernya ada apa? kalian berantem lagi?" Tanya Kak Al.

Lalu Keni menjelaskan kisahnya dan kak Al mencoba mengerti.

"Mil dengerin tuh jangan salah sangka" Ujar Kak Al. berarti Mila ada disebelah Aldeo dari tadi.

"Mil gue minta maaf" Ujar Keni.

Lalu Keni mematikan loudspeaker nya dan menuju balkon hotel, aku tidak mau mengganggu privasinya jadi aku lebih baik tidur.

Jatuh cinta diam diamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang