Part.22 Pernyataan

1K 54 0
                                    

Treat You Better-Shawn Mendes




Setelah Tuan dan Nyonya Alan berlalu, pandangan Devano bertemu dengan pandanganku, aku tak mau berpaling dari matanya begitu pula dengannya. Kulihat senyum simpul mulai terbentuk jelas dibibirnya seolah aku sudah membuatnya bahagia hingga dia tersenyum seperti itu, padahal kenyataannya dialah yang selalu melakukan berbagai hal untuk membahagiakanku.

"udah ah tatap tatapannya, ntar kalo ada yang liat malu" ujarku mengawali percakapan sekaligus menjadi pengakhir aksi saling tatap diantara kami.

"lo tau gak?"

"ya enggak lah dev, lo nya belum ngasih tau"

"dengerin dulu napa, lo itu kek kopi bisa bikin orang kecanduan"lanjutnya

"item dong berarti gue"sahutku

Dia mendekat padaku setelah kami duduk saling berjauhan, dan jarak kami hanya tinggal 3 jengkal, tak terlalu dekat juga.

"gue mau nanya sama lo, jawab yang cepet secepet mungkin ya.. dan jawabannya harus iya"pintanya.

"mana ada aturan kayak gitu, ntar kalo lo minta yang aneh-aneh mana mungkin bisa gue jabanin. Gimana sih!!"sebalku sambil memalingkan wajahku ke arah yang berlawanan dari wajahnya.

"gak bakalan! Karena gue gak pengen lo nyusahin diri lo demi gue"jawabnya meyakinkanku.

Kepalaku dengan perlahan mulai berbelok arah kembali, menatapnya yang kini juga sedang menatapku. Dan dengan tatapan seperti biasanya, tatapan penuh cinta dan kekaguman.

"beneran? Seriusan?" aku memastikan apa yang sudah dia katakan tadi.

"iya... pokoknya satu hal yang akan gue minta setelah ini lo harus ngiyain"pintanya mengulangi perkataannya yang lalu.

"hemm"aku hanya berdeham dan dia mengartikan kata itu sebegai jawaban 'iya' ah.. dasar cowo

Dia berdiri, menarik nafasnya panjang dan menghembuskannya kasar. Dia melakukan hal itu berulang-ulang hingga dia berlutut dihadapanku sambil mengeluarkan sebuah kotak bludru berwarna merah, dan dia pun membukanya secara perlahan........

"dev.." kataku lirih menyebut namanya.

"dir, mungkin lo gak butuh gue tapi gue butuh lo disetiap pagi yang gue hadiri. Gue butuh lo buat kasih tau ke diri gue apa itu hidup yang sebenarnya... gue butuh lo buat jadi yang terakhir dalam pencarian gue, gue butuh lo buat jadi pembatas dari kelebihan gue dan jadi pelengkap dari setiap kekurangan gue... gue siap jadi pembantu lo kalo lo nya gak mau" ujarnya panjang lebar

Aku hanya diam... tak pernah aku sangka dia akan memperlakukanku seperti ini, dia melamarku saat usiaku 17 tahun dan saat perkenalan kami masih 2 bulan. Aku menatapnya sendu, aku tidak tahu lagi harus berkata apa.. yang dia lakukan sangatlah istimewa

"dir, gue kerja saat ayah gue mampu karena gak selalu ada waktu buat gue ngerasain jadi laki-laki dewasa yang bertanggung jawab, sebisa mungkin gue akan ngelakuin apa yang gue bisa saat ini, dan hal yang gue bisa lakuin saat ini yang juga jadi kebutuhan gue adalah mencintai lo"lanjutnya

"iya"kataku pendek dan singkat

"hah?"

"iya dev.. iya" aku mengulang kembali perkataanku.

"lo mau?"

"ih.. budek ya lo? Ganteng ganteng kok budek!! Ayolah berdiri" aku membantunya berdiri, dan sekarang kami sedang berhadapan dan meluncurkan kembali aksi saling menatap.

"dev... gue itu bodoh mau nerima lo, tapi gue akan lebih bodoh jika gue nolak lo"tuturku padanya.

"tapi gue masih belum bisa makek cincinnya sekarang ini, tapi gue janji kalau waktunya sudah tepat gue bakalan pakek cincinnya." Janjiku

"gue hanya takut kalo waktunya gak ada"

"hey, lo ngomong apa sih!! Udahlah.. yang terpenting gue cinta sama lo dan lo cinta sama gue, gue takut gak bisa setia dev.. gue takut gabisa ngasih apapun buat lo" aku mmenundukkan kepalaku.

"cinta lo lebih dari cukup sayang.."katanya lirih.

"andai gue bisa meluk lo" ucapnya sambil melihat langit-langit layaknya seseorang yang sedang berharap.

"lo harus bikin gue mau dipeluk sama lo" tantangku yang membuatnya tersenyum.

Begitulah Devano, dia tak mau berlebihan kelakuan padaku namun dia mau cinta yang berlebihan dariku. Sungguh.. tak pernah kutemui laki-laki seperti dia. Mungkin jika ditanya rasionya bisa 1:1000. Dan aku berhasil mendapatkan yang seperti itu, ah... dia yang pertama kali mengejarku. terimakasih Tuan Alan dan Nyonya Alan hehehe atas karya kalian yang satu ini hehehe ^ ^

LITTLE THINGS [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang