50. Kecelakaan

1.1K 56 6
                                    

Ceklek

Pintu rumah Dira terbuka dan menampilkan sosok Fahri yang sudah lama menghilang entah kemana.

"gue yang harus minta maaf ke kalian semua.." ucapnya membuat semua orang mendongakkan kepala mereka.

"Amel meninggal karna bokap gue, waktu itu gue ayah gue lagi dibawah kesadaran ngendarain mobilnya diatas rata-rata. Yang ada didalam mobil Cuma gue dan dia. ada seorang perempuan mengejar bola basketnya, dan semuanya berawal dari situ. Mobil gue ancur menabrak mobil lain yang ternyata adalah mobil mamanya Aldi. Istri pertama bokap gue. dan perempuan yang mengejar bola basket itu adalah Amel adik dari Devano."

Fahri menghela nafasnya panjang sebelum melanjutkan

"operasi itu, operasi yang menyebabkan kondisi Aldi seperti sekarang. kenapa? Karna satu ginjalnya dia berikan padaku, sebenarnya yang menderita penyakit bukan Aldi tapi aku. Papa lebih mihak ke aku dari pada ke Aldi karena menganggap Aldi hanyalah sebuah kesalahan masa lalunya."lanjutnya.

"dan dokter yang menyetujui operasi konyol itu adalah bokap gue.. waktu itu gue nemuin berkas perjanjian operasi"timpal Maya bersuara kembali.

Semua tercengang akan penuturan mereka semua termasuk Aldi sendiri yang belum mengetahui segalanya.

"apa penyebab Devano meninggal? Jawab gue.. jawab!!!"sentak Aldi keras menatap semua orang horor.

"hiks... hiks.. harusnya yang pergi bukan Devano.. hiks harusnya yang pergi adalah gue.. hiks dia gantiin gue buat do don donnorin ginjalnya buat kamu di.. hiks" isak Maya.

Jleg—

Dira menatap Aldi teduh begitupun Aldi pada Dira.

"Devan.. aku kangen sama kamu.."lirih Dira menatap Aldi seolah dia adalah Devano.

"maaf.. maaf.. maafin kakak."ucap Aldi lemas seraya mengusap air mata Dira yang semakin mengucur tak karuan.

Dira menggelengkan kepalanya cepat.

"dia juga ada ditubuh kamu sayang.."sahut Mira halus mencoba tegar berjalan ke arah Dira lalu mengelus rambutnya.

deg---

Apa lagi ini?

"aku? Dia ada ditubuh aku? Berarti.. enggak enggak mungkin"elak Dira memberontak dari semua tangan yang mencoba menguatkan dirinya.

"waktu itu kamu pingsan disekolah, Devano memutuskan untuk membawa kamu ke dokter dan hasilnya adalah kamu menderita penyakit gagal ginjal. Papa dan mama berusaha menutupi itu dari kamu, karna atas permintaan dari Devano. makanan pahit yang setiap hari kamu rasakan adalah efek obat yang mama campur pada makanan itu."tutur Andhini pada putrinya

"tapi hari ini.. kamu akan bebas dari makanan pahit itu, sesuai janji Devano padamu sayang.. devano ingin kamu melanjutkan hidup, Devano ingin kamu terus bahagia. Dan kecelakaan itu menjadi saksi bagaimana Devano sangat mencintai kamu.."lanjutnya

"seseorang yang kamu kira Devano adalah saudara kembar Devano, dia adalah Farelio Ferdito yang mempunyai nama asli yaitu Revano Ardana. Dia diadopsi oleh kakakku dan tinggal di Jakarta."jelas Mira.

Flashback

Berkali-kali Bakri menghubungi Devano namun ponsel Devano tidak aktif.

"gimana udah bicara sama Devano?"tanya Manda yang baru saja kembali dari kamar mandi berasama Mira. Masih ingat Mira kan? Mamanya Devano.

"telfonnya gak aktif terus.." jawab Bakri mondar-mandir tidak jelas sambil terus mencoba menghubungi Devano.

"dia tadi sama Dira, pasti mereka kemana gitu dulu" sahut Mira lalu berjalan mendekat ke pintu ruangan tempat Aldi dirawat.

"nasib kita sama man.." lanjut Mira sembari terus memandangi Aldi yang masih terlelap. Air matanya perlahan mengalir.

"apa maksudmu?" Manda mngernyit bingung.

"kalian akan tau. Farel akan kemari"tutur Mira masih memandangi wajah Aldi dari lubang kaca berbentuk bulat tersebut.

"farel? Dia akan pulang.. aku rindu sekali dengannya"ujar Manda senang karena mendengar kabar kedatangan kakak kandung Devano tersebut.

"Farel?" sahut Fahri dari belakang mereka. Disampingnya juga sudah berdiri ibunya yaitu Santi.

"Farel itu kakak kandungnya Devano, dia diangkat anak oleh tantenya saat umurnya 14 tahun karena tantenya tidak bisa memiliki anak. Semuanya setuju termasuk Farel, jadi mulai hari itu Farel tinggal di Jakarta dan nama Re—" jelas Manda namun terpotong oleh kehadiran Alan. Masih ingat Alan kan? Papa paling kece katanya Devano yang tak lain adalah papanya Devano.

"kalian semua ikut aku" ucap Alan tanpa basa basi. Semuanya mengernyit bingung mendengar perkataan Alan.

"kemana?"

"ikut saja"

Tak berapa lama kaki mereka sampai di depan ruangan ICU

"kenapa kita kesini pa?"tanya Mira pada suaminya yang terlihat sangat misterius kala itu.

"dev.. devano.." ucap Mira setelah masuk ke dalam ruangan tersebut.

Nampak seorang pria dengan banyak sekali luka lebam disekujur tubuhnya. Disampingnya terdapat perempuan yang sedang tak sadarkan diri.

"kamu kenapa sayang? Kenapa bisa seperti ini?" panik Mira.

"apa Revano sudah datang?"tanya Devano lemas.

Mira mengangguk lalu mengarahkan pandangannya pada Revano.

"Rev.. jaga perempuan itu, sekali ini jadilah saudara kembar yang baik. Kembalilah ke rumah, temani semua orang... jika tidak aku akan menghantuimu setiap malam. sudah saatnya otakku kembali berfungsi dengan normal, aku sudah lelah berbohong seperti ini."tutur Devano dengan senyum mirisnya.

"berikan ini padanya, jika dia merindukanku.. bilang saja aku ada ditubuhnya."lanjut Devano seraya memandang perempuan malang yang sangat dicintainya tersebut.

"tidak!! Kamu tidak boleh ninggalin mama!!" teriak Mira lalu memeluk tubuh putranya.

"ma.. sampai kapan Devano seperti ini? sakit, kemo, obat. Biarkan Devano bertemu Amel ma.. biarkan Devano memberikan kedua ginjal Devano pada Aldi dan Dira.. Devano mohon.."

"I love you my first last kiss"lirih Devano sembari menggenggam tangan Dira yang bergelayutan lemas.

Flashback off

"kalian bohong!!! Kalian bohong!! Devano masih hid---"

Sebuah pelukan mengakhiri kalimat Dira yang memberontak akan rasa sakitnya.

"Devano ada dihati kamu.." bisik Revano tepat di telinga kanan Dira.

Lanjutan ada di part selanjtnya, tp kapan-kapan ya :v

Sekaligus menjadi part nomer 2 terakhir. Karna abis itu LT bener bener END

Sedih gue... biarpun gak baper, gak ngena, tp vomment ya

LITTLE THINGS [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang