Part.7 different of opini

1.7K 81 0
                                    

Cold Water-Justin Bieber


Hari minggu tepatnya pukul 07.00. lari pagi adalah kegiatan wajibku, karena ayah dan ibu repot dengan urusannya masing-masing, kali ini aku harus lari pagi sendirian.

Sehelai handuk kuusapkan pada jidatku yang sudah bercucuran keringat, mengelilingi kompleks 2 kali cukup membuatku dalam kondisi seperti ini.

Akupun memutuskan untuk beristirahat didekat rumahnya Aleya, kufikir aku tidak akan pergi kerumahnya karena Aleya sedang ada acara di Bandung.

"parah... capek banget" keluhku pada dirikku sendiri.

Kuusap kembali jidatku namun menggunakan telapak tangan.

"nih minum"

Kudongakkan kepalaku setelah melihat sebuah botol mineral melayang dihadapanku.

"elo lagi, ngapain sih lo ngikutin gue terus.." benar-benar tidak aku duga jika aku akan bertemu dengannya pagi ini, karena kufikir dia tidak akan tahu dimana rumahku.

"minum dulu, dari pada ntar mati. Siapa yang susah? Gue" tuturnya halus

Aku pasrah.. ego ku terkalahkan dengan hausku

"lo kok tau rumah gue?"

"tau aja"

Aku hanya memutar bola mataku lalu kembali meminum minuman pemberiannya.

"ikut gue yuk" ajaknya padaku

"kemana? Ah enggak ah gamau gue" tolakku atas permintaannya

"kalo lo gak mau, gue bakalan paksa lo" paksanya

"gak ada gak ada, mana ada pemaksaan"

Dia langsung menarik tanganku dan menyuruhku menaiki taksi yang mungkin menunggunya dari tadi

"ish.. apa apaan sih lo, gue gak mau!!" aku mencoba memberontak, namun sekali lagi aku harus mengalah

***

Tibalah kami disuatu tempat yang tidak pernah aku duga sebelumnya, aku fikir dia akan mengajakku ke taman, atau apalah tapi ternyata dia mengajakku ke tempat dimana semua penghuninya tertidur pulas dalam alam yang berbeda.

Kaki kami berhenti disebuah batu nisan yang bertuliskan:

"AMELIA CANTIKA

Binti

ALAN NUGROHO

Lahir:12-08-2002

Wafat:24-10-2014 "

Dia menunduk lalu duduk disamping nisan itu, saat itu juga raut wajahnya berubah.

"apa kabar mel? Maaf hari ini aku gak bawa bunga soalnya tadi buru-buru" ucapnya seakan dia berbicara pada orang yang bertuliskan di nisan tersebut.

Aku pun ikut berjongkok disampingnya.

"Amel adalah adik gue sekaligus anak mama yang paling kecil" jelasnya padaku, aku hanya menganggukkan kepalaku pelan sambil terus memandang gundukan tanah didepanku.

"hari ini gue bakalan jawab pertanyaan lo soal basket kemarin, Amel meninggal saat dia habis main basket, dan mulai hari itu ibu gue benci pada permainan yang dianggapnya konyol itu." Tuturnya

"hah? Bagaimana bisa?" aku masih tidak percaya

"bola itu meluncur keluar gerbang, bodohnya dia mau mengejar bola ditengah jalan" raut wajahnya kembali berubah.

"maaf ya Dev, gue gak tau" aku tidak enak hati telah menanyakan itu pada Devano

"hemm" dia berdeham

"hai mel, kenalin nama gue Dira Aulia, senang bertemu denganmu" ucapku seolah-seolah aku sedang berbicara dengan Amel.

"balik yuk" ajak Devano padaku ,aku hanya menganggukkan kepalaku tanda setuju

Sebelum aku masuk lagi kedalam taksi untuk kembali pulang, Devano mencekal tanganku.

"apa lagi?"

"nih buat lo" ucapnya sambil menjulurkan satu bunga berwarna kuning putih itu.

"lo bisa gak sih normal dikit? Yakali gue dikasih bunga kuburan, mawar kek apa kek" dasar Devano

"kan lo yang bikin gue gila, lagian gue ngasih itu ke lo supaya ntar yang mati duluan itu gue , mawar itu juga kembang kuburan. bodo amat lu jadi cewek." tandasnya padaku.

Mulutku benar-benar terbungkam, aku tidak bisa lagi berkata walaupun untuk satu huruf saja.

"gue gak bayangin kalo lo udah gak ada dibumi sebelum gue, gue pengen lo jadi orang pertama yang taburin bunga buat gue saat gue pergi" kata-kata itu kembali keluar dari bibirnya

"lo ngomong apa sih Dev.. jangan ngaco udah yuk pergi aja" aku kembali masuk ke dalam taksi, lagi-lagi dia membuatku tak bisa berkata-kata, hanya dengan setangkai bunga kamboja putih yang dipetiknya dari kuburan, dia bisa membuatku dalam kondisi seperti ini. Astaga Devano... tapi kini bunga itu ada ditanganku.

LITTLE THINGS [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang