Part.14 Suara Aleya

1.1K 61 0
                                    

Honeymoon Avenue-Ariana Grande



Setelah menelfon kak Maya untuk memastikan keadaan Aldi, aku membaringkan tubuhku di sofa yang ada di kamarku. Kuhembuskan nafas kasar sambil terus mengingat kejadian tadi siang, rasa bersalah yang kini aku rasakan, seharusnya aku tidak membentak Devano untuk hal yang sepele, toh Devano juga gak tau keadaan Aldi sebenarnya.

Tak lama kenop pintu kamarku berbunyi, tanda ada orang yang masuk. Aku menolehkan kepalaku dan melihat Aleya berdiri tepat di depan pintu, dia melangkahkan kakinya masuk dan merebahkan tubuhnya di kasurku.

"lo kesini?" aku memulai percakapan

"dari tadi" jawabnya sambil memejamkan matanya.

"kok gue gak tau?" tanyaku

"lo gak kebawah, gue tadi ngobrol sama oppa dulu, gue mau tidur disini malam ini, gak keberatan kan? Enggak? Makasih. Btw keadaan kak Aldi gimana?" ucap Aleya sambil bertanya.

"katanya kak Maya udah membaik" jaawabku

"gue udah tau kejadian tadi siang, lo bertengkar ya sama tuh pelayan kantin? Bahkan dia bilang kalo mau nembak lo" ujar Aleya tanpa basa-basi

Aku hanya diam tak bergeming, aku sudah bisa menebak apa yang akan ditanyakan Aleya padaku.

"gue bilangin ya ke lo, gue tau perasaan lo ke.... siapa tuh? Devano? pokoknya itu, gue tau lo suka sama dia, gue udah baca surat dari Devano buat lo, gue ngintip lo sama Devano pas di perpus minggu lalu, dan akhir-akhir ini lo berubah, lo jadi Dira yang senyum-senyum sendiri, jadi Dira yang gak cuek lagi, jadi Dira yang pemikirannya beda kayak dulu. Gue juga tau kalo lo disuruh kak Maya buat bikin kak Aldi seneng, gue tau penyakitnya kak Aldi, gue tau semuanya Dir.." ucap Aleya panjang lebar.

"maafin gue ya le, gue gak cerita ke lo" kataku lirih

"gak apa-apa kok, gue juga minta maaf karna udah pura-pura gak tau. Dir, Devano tuh sayang lo, lo juga sayang Devano kan? Buat apa lo bohongin diri lo sendiri dan kak Aldi soal itu, kalo kak Aldi tau dia pasti bakalan dukung, karena kak Aldi juga sama sayangnya ke lo. Malahan kalo lo bohongin kak Aldi kayak gini, dia akan ngerasa gak nyaman,begitupun lo" lanjutnya.

Aku menunduk, apa yang dikatakan Aleya semuanya benar, karena kurasa Devano sudah menumbuhkan getaran dan gelombang itu dihatiku, dan dia membuatku menyukai yang aneh-aneh, tapi aku harus bagaimana lagi, Devano sudah terlanjur marah padaku.

"gue minta besok lo minta maaf ke dia, lagian ini juga bukan salah dia, kalo dia tau keadaan kak Aldi yang sebenernya dia pasti bakalan ngerti dir" jelas Aleya sekali lagi.

"lo bener Le, makasih ya udah mau jadi sahabat gue" ucapku tulus

"apa lagi gunanya sahabat kalo bukan untuk itu" dia tak kalah tulus dariku.

Aku tersenyum

"lo juga suka kan sama kak Aldi?" tanyaku yang membuat pipi Aleya bersemu merah

"apaan sih dir" jawabnya malu-malu

"udahlah ngaku aja" aku kembali menggodanya.

"dia terlalu jauh buat gue"

"kenapa?"

"dia kan sayangnya sama lo, mana bisa dia sayang sama gue" ucap Aleya datar

"pasti bisa, setidaknya lo bisa buat dia hidup lebih lama lagi kan" saranku untuk memberinya semangat.
"bukan cuma soal itu, buat apa gue dan kak Aldi satu hati tapi beda keyakinan" ucap aleya sambil menghela nafas kasar.

"kalo soal itu gue ga bisa ngomong apa-apa" kataku.

"apalagi gue, yaudah yuk tidur udah malem" ajak aleya sambil menarik selimut menutupi badannya yang tinggi.

Aku beranjak dari sofa menuju kasur, kubaringkan tubuhku disamping Aleya.

"Dev.. datang ke mimpi gue ya.." batinku

LITTLE THINGS [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang